Di sebuah ruangan di rumah sakit RAKYAT INDONESIA, dua orang dokter tengah berbincang.
Mereka membicarakan tentang dokter yang akan ditunjuk untuk merawat anak Pak Winarya."Saya rasa Dokter Anita yang paling tepat untuk merawat anak Pak Winarya. Dia salah satu dokter terbaik disini" ucap Dokter Hasyim. Selaku pimpinan dirumah sakit itu.
"Benar dok, sekarang kita tunggu Dokter Anita datang. Katanya dia baru saja selesai memeriksa seorang pasien" ucap Dokter Affandi.
Beberapa menit kemudian, seseorang yang mereka tunggu sudah tiba.
Dokter Hasyim mempersilahkan Dokter Anita untuk duduk."Jadi begini Dokter Anita, kami ingin memberitahu sesuatu pada anda. Salah satu keluarga pasien disini ingin ada dokter yang khusus menangani anaknya. Khusus untuk anak mereka saja, tidak dengan yang lain. Bagaimana, apa anda bersedia untuk ini?" tanya Dokter Hasyim.
Dokter Anita sedikit terkejut, tapi berusaha untuk menutupinya.
"Tapi... Apa harus saya Dok? Bukankah ada dokter lain yang lebih pantas dibanding saya?" tanya Dokter Anita.
"Saya sudah mendiskusikan ini sebelumnya dengan Dokter Affandi. Dan saya merasa anda yang paling tepat. Anda termasuk Dokter terbaik disini, jadi saya harap anda mau menerima tawaran ini" ucap Dokter Hasyim.
Dokter Anita terlihat sedang berpikir. Sampai akhirnya Dokter Affandi ikut bersuara.
"Tidak ada salahnya mencoba. Pasien yang akan anda tangani ini sedang mengalami koma sekarang. Kemarin saya sudah berhasil mengoperasinya. Tapi... Ya begini hasilnya" ucap Dokter Affandi.
"Operasi? Dia sakit apa? Kenapa bisa koma?" tanya Dokter Anita penasaran.
"Dia seorang siswi SMA, dia adalah korban kecelakaan tabrak lari beberapa hari yang lalu" jawab Dokter Affandi.
'Tabrak lari? Benar, aku melihat keluarganya menangis beberapa hari yang lalu. Jadi dia koma sekarang?' batin Dokter Anita.
Karena Dokter Anita terlihat memikirkan sesuatu. Dokter Affandi pun menegurnya.
"Anda memikirkan sesuatu Dokter Anita?" tanya Dokter Affandi seraya menepuk bahu Dokter Anita. Membuat perempuan cantik itu tersentak."Tidak, tidak ada" jawab dokter Anita.
"Jadi apa anda mau menerima tawaran ini?" tanya Dokter Hasyim.
Dokter Anita terlihat menghela nafas. Sampai akhirnya ia mengangguk.
"Baik, saya bersedia dok" jawab Dokter Anita.Dokter Hasyim dan Dokter Affandi pun tersenyum mendengarnya.
"Kalau begitu, ini data data mengenai pasien. Anda bisa mengeceknya diruangan anda nanti" ucap Dokter Hasyim sembari memberikan beberapa lembar kertas yang berisi data data pasien tersebut.Dokter Anita menerimanya lalu mohon pamit pada Dokter Hasyim. Di ikuti Dokter Affandi yang juga ikut pamit.
Mereka pun keluar dari ruangan Dokter Hasyim.****
Di ruangannya, Dokter Anita mengecek data data mengenai pasien yang akan ia rawat khusus. Ya, ia lebih terlihat seperti seorang perawat mungkin. Perawat yang merawat pasien yang sedang koma.
Nama: KUSUMA REKKAN SASRABAHU
'Wiih, keren namanya'ucapnya dalam hati.
Kelahiran MAGELANG, 22 JULI 2001
Dia terlihat berpikir sejenak.
'Magelang? Berarti orang Jawa dong' batinnya lagi.Dia membaca baca lagi data si Kusuma ini.
Si kusuma ini masih SMA.Dokter Anita masih asik dengan kegiatannya itu.
Ia tidak sadar jika seseorang memasuki ruangannya."Ta? Lagi ngapain loe? Asik bener" tanya orang itu.
Belum ada respon dari Dokter Anita.
Membuat orang itu berdecak.
Orang itu seorang perawat dirumah sakit tersebut. Namanya Della. Dan juga dia adalah teman SMA Dokter Anita dulu. Makanya kalau cuma berdua ngomongnya santai."Kusuma Rekkan Sasrabahu? Siapa tuh?" tanya Della.
Pertanyaan Della membuat Dokter Anita terlonjak. Tentu saja, ia tidak tahu kalau tiba tiba saja Della sudah berdiri disampingnya.
Membaca data data mengenai si Kusuma ini."Apaan sih loe, main nyelonong aja" Dokter Anita merasa sebal.
"Loe yang apaan. Gue panggil panggil nggak nyaut nyaut. Berasa ngomong ama haji bolot tau nggak? Haji bolot aja yang kek gitu bisa jadi artis. Kok loe nggak jadi artis aja sih Ta?" cerocos Della.
"Loe kok nyamain gue ama haji bolot sih" ucap Dokter Anita sambil menepuk Della pakai buku.
"Eh eh eh, apa apaan nih! Sakit bos!" ucap Della sambil mengusap usap bahunya yang ditabok sama Dokter Anita tadi.
"Makan siang yuk. Dah laper nih gue" ucap Della.
"Loe duluan aja. Gue mau nyelesain ini bentar" ucap Dokter Anita. Ia kembali fokus ke data data itu lagi.
"Ni bocah siapa sih? Unik gitu namanya. Masih keturunan keraton ya dia?" tanya Della sambil melihat lihat kertas yang dipegang Dokter Anita.
"Pasien baru gue" jawab Dokter Anita.
"Tapi kalau diliat liat, manis juga nih abege" kata Della sambil menunjuk foto si Kusuma.
Dokter Anita melihat ke foto itu.
'Kok aku nggak sadar ya kalo ada foto ni anak. Manis juga sih' kata Dokter Anita dalam hati.Della yang melihat Dokter Anita diam pun berceloteh lagi.
"Napa loe Ta? Naksir? Jangan Ta, masih bocah nih" kata Della.
"Siapa juga yang naksir. Nggak lah. Ni bocah juga lagi koma, jadi jangan digosipin terus. Yuk kita makan, dah laper gue" ucap Dokter Anita.
Mereka berdua pun akhirnya memutuskan untuk makan siang.
****
Dokter Anita memasuki ruangan si Kusuma.
Disana ia melihat kedua orang tua si Kusuma ini."Permisi" ucap Dokter Anita.
Kedua orang itu mendongak.
"Perkenalkan, saya Dokter Anita. Saya yang ditugaskan untuk merawat pasien Kusuma" ucap Dokter Anita sambil menjabat tangan orang tua pasien Kusuma.
"Saya Winarya, dan ini istri saya, Andhini" ucap Pak Winarya.
"Saya turut prihatin dengan keadaan Kusuma" ucap Dokter Anita.
Ya, sejauh ini ia masih memanggilnya Kusuma."Rekkan, panggil saja Rekkan" Ucap Bu Andhini.
'Oh, jadi panggilannya Rekkan' ucap Dokter Anita dalam hati.
"Saya tidak tahu, entah sampai kapan anak saya akan bangun dari tidurnya yang panjang. Dia tidak pantas mendapatkan semua ini.." ucap Bu Andhini. Pak Winarya merangkulnya ketika istrinya itu kembali terisak.
"Dia anak kami satu satunya. Bagaimana bisa orang itu meninggalkan Rekkan yang tak berdaya. Bagaimana bisa orang itu lari dari tanggung jawab" ucap Pak Winarya.
Dokter Anita dapat merasakan kepedihan hati kedua orang tua itu.
Ia tidak dapat membayangkan jika ia yang berada di posisi Rekkan. Kedua orangtua nya pasti akan seterluka itu.Dan si pecundang itu, kenapa menabrak Rekkan dan melarikan diri?
Takut dipenjara tapi tidak takut dosa.Ia menatap Rekkan yang terbaring. Banyak sekali alat alat medis yang terpasang ditubuh gadis itu. Alat alat itulah yang menjadi penopang hidupnya saat ini.
'Oh Rekkan yang malang'
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/190973813-288-k890891.jpg)