Rekkan hanya memutar mutar ponsel ditangannya. Ia jenuh dan bosan. Sedari tadi kakaknya hanya duduk diam didepannya. Terlalu sibuk dengan laptop dipangkuannya.
Rekkan selalu sebal jika kakaknya mengacuhkan dirinya seperti itu.Sedangkan Bu Andhini fokus ke televisi. Tidak menghiraukan kedua putrinya itu.
Rekkan menghembuskan nafasnya kasar. Dan Anna hanya melirik sekilas tanpa menoleh.
Masih sebal dengan kejadian tadi.
Dengan seenak jidat Dokter genit itu mau pegang pegang kesayangannya. Seekor nyamuk pun tak di izinkan menyentuhnya. Sebab nyamuk selalu menggigigit jika sudah bertemu dengan tubuh manusia.
Diih!!! Apa pula nih!Dan Rekkan malah selalu membela orang itu. Membuat Anna sebal
Dasar Rekkan nggak peka!"Kakak ngapain sih?" tanya Rekkan.
Dan tiada jawaban sama sekali.
Rekkan terus berusaha mengusik kakaknya yang sibuk sendiri dengan laptopnya.
"Kak, kenapa ya ada polisi tidur dijalanan? Gabut banget kan tuh polisi, pake tidur dijalan segala? Tidur di kasur aja belum tentu mimpi indah" ucap Rekkan sekenanya.
Anna masih fokus ke laptopnya. Membuat Rekkan mulai sebal.
"Kak, kenapa sih Jkt48 itu membernya banyak? Eummmm Kalo 3 orang mungkin jadi trio macan kali ya kak?"
Pertanyaan konyol Rekkan belum bisa mengusik kesibukan Anna.
"Belanja online ya kak? Pesan kulkas tanpa pintu?" tanya Rekkan konyol.
Lagi lagi Anna masih diam. Meski konsentrasinya mulai buyar.
"Kak. Kata Vallen, orang yang bilang 'MAHAL' tuh berarti orang yang nggak punya duit. Emang bener kak? Eummm, tapi kalo dipikir pikir bener juga sih. Kalo punya duit, nggak mungkin dong bilang 'MAHAL'"
Kali ini konsentrasi Anna benar benar buyar.
"Kenapa ya kak, aku nggak dikasih adek sama ayah dan ibu? Kan lumayan tuh bisa jadi temen main. Eh, tapi jangan deh! Kalo aku punya adek, nanti kakak jadi tambah tua dong? Masa dipanggil TANTE sama adeknya?"
Anna hampir tersedak karena tawa yang mati matian ditahannya. Bocah itu benar benar ya?
"Ini bukan tahan tawa kak. Lepasin aja kalo mau ketawa mah. Kalo ditahan nanti jendol tuh belakang leher" ucap Rekkan konyol saat menyadari kakaknya menahan tawa mendengar ucapan konyol Rekkan.
"Kamu tuh gabut apa gimana sih? Dari tadi ngomong nggak jelas" tanya kakaknya sambil menahan tawa.
"Lagian kakak jutekin aku mulu. Kan hayati bosen jadinya" rengek Rekkan.
"Hahaha masa sih kakak jutekin kamu?" tanya Anna pura pura tidak paham.
"Halah dari tadi sibuk mulu si Kabul. Kalo dah pulang kerja ya udah istirahat aja. Lah, ini si kakak sibuk mulu ama kerjaan" ucap Rekkan.
"Rekkan jangan berisik!!" teriak Bu Andhini dari sofa saat menonton televisi. Ia merasa terganggu oleh suara Rekkan yang berisik.
"Iya deh" ucap Rekkan dengan muka cemberut.
Anna hanya tertawa melihat Rekkan yang cemberut karena dimarahi Ibunya.
"Udah jangan cemberut mulu. Jelek tau" ucap Anna sambil mencubit hidung Rekkan.
"Ibu mau nginep juga?" tanya Anna pada Bu Andhini.
"Nggak. Nanti jam delapan, ayah mau jemput. Sekarang masih lembur dikantor" jawab Bu Andhini.
"Eh, biar aku minta tolong Farhan aja buat jemput. Biar ayah rehat dirumah. Pasti capek tuh habis lembur" ucap Anna.
"Hooh tuh. Aku dah lama nggak ketemu Bang Farhan" ucap Rekkan tiba tiba menyela.