Di kantin, Dokter Anita terpaksa menuruti ajakan Dokter Affandi untuk makan siang bersama. Sebenarnya tadi Dokter Anita sudah menolak. Tapi sewaktu selesai rapat dengan beberapa Dokter yang lain, tiba tiba Dokter Affandi menahan langkahnya. Mengajak Dokter Anita untuk makan siang bersama. Dokter Anita tidak bisa menolak, sebab ia kalah dari ledekan Dokter lain yang selalu menjodoh jodohkan mereka berdua.
'Kalau dijodohin ama Rekkan mah aku nggak nolak' batin Dokter Anita.
"Bagaimana keadaan anak itu sekarang?" tanya Dokter Affandi.
Keduanya masih berada di kantin.
"Rekkan? Dia jauh lebih baik sekarang. Sudah bisa jalan meski masih dibantu kruk" jawab Dokter dengan datar.
Ia bosan berada disana berdua dengan Dokter Affandi."Bagus deh. Jadi dia bisa cepat dibawa pulang. Sejak kamu merawat dia, kamu jadi sibuk banget" ucap Dokter Affandi.
Dokter Anita meletakkan sendoknya. Menghembuskan nafasnya kasar.
"Sudah berapa kali saya bilang ke Dokter, dia pasien saya, dan saya Dokter khusus untuknya. Wajar kan kalau saya merawat dia" ucap Dokter Anita tegas.
"Kamu memang dokter buat dia. Tapi sikap kamu ke dia tidak seperti seorang dokter dengan pasiennya.
Kamu dan dia itu terlampau dekat. Jangan, janganlah terlalu dekat dengan pasien kamu" ucap Dokter Affandi."Apa masalahnya jika saya dekat dengan pasien saya? Mengapa anda mempermasalahkan ini?" tanya Dokter Anita ketus.
"Bukan maksudku begitu. Tapi Dokter Anita, aku sering mendengar desas desus tentang kamu akhir akhir ini" jawab Dokter Affandi.
Dokter Anita mengerutkan alisnya.
'Desas desus apa maksudnya?' batinnya.
"Apa maksud anda?" tanya Dokter Anita.
"Belakangan ini, aku sering mendengar banyak suster menggunjing kamu dan Rekkan.
Mereka bilang, kedekatan kamu dengan Rekkan itu tidak sewajarnya antara dokter dan pasien.
Mereka bilang, kamu memanfaatkan kesempatan menjadi dokter khusus bagi Rekkan karena ingin gaji lebih" ucap Dokter Affandi.Dokter Anita nampak terkejut mendengar ucapan Dokter Affandi.
"Bahkan yang lebih parahnya, mereka mengatakan jika kamu dan Rekkan memiliki hubungan spesial" kali ini ucapan Dokter Affandi membuatnya tercekat.
"Hub-hubungan spesial apa maksudnya? Saya tidak paham" tanya Dokter Anita.
"Ya hubungan spesial. Layaknya orang pacaran mungkin.
Kamu sering ketangkap basah sedang menghabiskan waktu berdua dengan Rekkan.
Sering membawa dia keluar untuk berjalan jalan dengan kamu.
Sedangkan aku tidak pernah melihat seorang dokter mengajak pasiennya jalan jalan.
Kamu sangat dekat dengan dia. Bahkan kamu tidak sungkan sungkan untuk menyuapi Rekkan makan, mengusap sisa makanan dibibir Rekkan.
Ada yang bilang kamu juga membantu Rekkan mandi, padahal kan itu tugas seorang suster.
Kamu juga sering menginap dan menemani Rekkan jika keluarganya sedang tidak bisa menunggunya.
Bahkan ada yang melihat kamu bertengkar dengan kakaknya Rekkan.
Dokter Anita, Dokter Hasyim pun mengeluhkan sikap kamu ke Rekkan.
Beliau bilang, itu semua tidak sewajarnya sikap dokter ke pasiennya". Ucap Dokter Affandi panjang lebar.'Sial, ternyata banyak paparazzi di rumah sakit ini' umpat Dokter Anita dalam hati.