MERINDUKAN REKKAN

7.4K 549 16
                                    

ANNA POV

Namaku SILVANA PEREGRIN LAGUARDIA.
Bisa dipanggil Silvana, tapi kebanyakan orang memanggilku Anna.
Aku blasteran. Papaku asli Mexico, namanya PEREGRIN LAGUARDIA.
Mamaku asli Indonesia.
Ya, jadi mukaku campuran gitu.
Ada yang mengatakan kalau aku ini mirip dengan Naydelline Navarette.
Hahaha padahal jelas kalau aku ini mirip papa.

Mamaku sudah meninggal 10 tahun lalu.
Makanya papaku memutuskan untuk kembali ke Mexico.
Papa tidak mau terus larut dalam kesedihan.
Maka papa memilih tinggal disana dan mengurus perusahaan kami disana.

Sedangkan aku enggan ikut.
Aku mengurus perusahaan yang kupunya di Jakarta.
Di usia ku yang ke 28 ini aku sudah jadi direktur utama.

Saat ini aku sedang berada di Mexico.
Papa meminta bantuanku untuk mengurus perusahaan kami disana.
Maka untuk sementara perusahaanku di Jakarta aku pasrahkan pada orang kepercayaanku, Farhan.

Hampir sebulan di Mexico.
Dan aku semakin gila.
Bagaimana tidak?
Biasanya aku tidak pernah absen berkomunikasi dengan kesayanganku.
Tapi, hampir sebulan ini dia sulit dihubungi.
Ayah ibunya juga jarang mengangkat telephonku.
Kalau pun menjawab juga mereka hanya bilang kalau kesayanganku itu baik baik saja.
Mereka bilang kalau handphone kesayanganku lagi rusak.
Tapi...
Masa iya dia tidak pinjam handphone ayah atau ibunya?

Dan yang membuatku penasaran juga setiap kali aku menelphon ayah atau ibunya, mereka enggan memberikan telphon nya pada kesayanganku.
Padahal aku sudah memintanya berkali kali.
Aku jadi bingung, khawatir, juga takut.
Ada apa sebenarnya?
Apa terjadi sesuatu dengan kesayanganku?

***

Aku memutuskan untuk meminta tolong pada Farhan untuk mengecek keadaan kesayanganku.
Perasaanku benar benar tidak tenang belakangan ini.
Apalagi kesayanganku yang bagai ditelan bumi.
Tiada memberi kabar sama sekali.
Sungguh aku ingin mendengar suaranya.
Aku sangat merindukannya.

"Farhan, bisa bantu aku?" aku menelphone Farhan.

"......."

"Tolong cari tahu tentang Rekkan. Aku takut terjadi apa apa dengannya"

"........"

"Baik, segera beritahu aku jika sudah mendapat berita dari Rekkan"

"........"

Aku menutup telephon dengan Farhan.
Lalu menyandarkan tubuhku ke sofa yang berada didepan jendela kaca yang besar dan luas.
Memperlihatkan pemandangan gedung gedung di kota ini.

'Rekkan, kamu kemana sebenarnya?'

Anna Pov End

****

Farhan menghentikan mobilnya didepan rumah Rekkan.
Rumahnya terlihat sepi.
Kemudian ia memencet bel yang terdapat disamping gerbang.
Tidak lama kemudian, keluar seorang perempuan paruh baya.
Membuka gerbang dan menemui Farhan.

"Maaf cari siapa ya mas?" tanya Bi Komah, asisten rumah tangga di rumah Rekkan.

"Rekkan nya ada? saya ingin bertemu dengannya" tanya Farhan.

"Euhmm anu, mbak Rekkan nya tidak ada mas" jawab Bi Komah.

"Kalau orang tuanya? Ada?" tanya Farhan.

"Bapak dan Ibu juga tidak dirumah. Maaf, mas ini siapa ya? Ada urusan apa? Nanti biar saya sampaikan ke majikan saya" tanya Bi Komah.

"Saya Farhan. Suruhannya Bu Silvana. Dia ingin tahu dimana Rekkan. Sebab belakangan ini Rekkan susah dihubungi" jawab Farhan.

"Oh, Bu Silvana toh" ucap Bi Komah.

"Dimana Rekkan Bi?" tanya Farhan lagi.

Bi Komah terlihat bingung. Ia bingung harus mengatakan tentang Rekkan atau tidak.
Sebab, majikannya sudah berpesan untuk tidak memberi tahu tentang keadaan Rekkan pada Anna.

"Bi, bibi tidak usah takut. Katakan saja, ada apa dengan Rekkan? Bu Silvana sangat menunggu kabarnya" ucap Farhan.

"Tapi saya takut dimarahi Bapak mas" ucap Bi Komah.

"Saya tidak akan memberi tahu soal ini pada orang tua Rekkan. Jadi bibi tidak perlu takut" ucap Farhan berusaha membujuk.

"Anu mas, sebenarnya mbak Rekkan mengalami kecelakaan. Dan hampir sebulan ini mbak Rekkan koma.
Tapi Bapak dan Ibu melarang saya untuk memberi tahu mbak Anna. Takut membuat mbak Anna khawatir" ucap Bi Komah.

Farhan terlihat kaget. Ia tidak menyangka jika ternyata selama ini Rekkan sedang koma.

"Jadi Rekkan dirawat dimana sekarang Bi?" tanya Farhan.

"Dirumah sakit Rakyat Indonesia mas" jawab Bi Komah.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi Bi. Terimakasih atas infonya" ucap Farhan.

Farhan kembali masuk ke mobilnya.
Ia merenung sejenak.
Apa ia tega memberitahukan ini pada Anna?

Bersambung

MENCINTAI REKKAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang