ANNA POV
Aku sudah duduk tenang didalam pesawat. Menatap keluar jendela.
Melihat awan awan yang memenuhi langit.
Kalau begini aku jadi ingat saat pertama kali mengenal Rekkan. Ah, Rekkan-ku, sungguh aku ingin segera menemuinya.FLASHBACK ON
"Tinn tinn!!"
Sesekali terdengar suara klakson kendaraan.
Jalanan pagi ini sebenarnya tidak terlalu macet, hanya saja karena adanya operasi zebra, dan beberapa polisi lalu lintas memenuhi jalanan, menyebabkan beberapa kendaraan pun putar balik dan berantakan."Re? Kita nggak balik aja nih? Ketangkap lagi ntar kek kemaren kemaren trauma gue" ucap seorang siswi SMP.
Seorang siswi yang dipanggil 'RE' itu menjawab.
"Lebay loe kek emak emak. Polisi juga cuma manusia yang makan nasi, sama kek kita. Ngapain takut loe? Dah lah, loe anteng aja boncengnya" jawab siswi itu.
Kedua siswi SMP itu sedang mengendarai motor berboncengan menuju ke sekolahnya.
"Pokoknya kalo ampe kita ketangkap, loe yang bayar denda. Motor bapak gue nih. Kena omel lagi gue, kan bahaya!"
"Ya makanya loe anteng aja. Kalo loe ribet mulu ntar polisinya curiga"
Motor yang mereka kendarai pun semakin dekat dengan polisi polisi itu.
Beberapa pengendara motor juga mobil pun terlihat berhenti dipinggir jalan.
Bisa dipastikan kalau mereka kena tilang."PRIIIITTTT..."
'Ah, mampus gue'
Polisi menghentikan motor kedua siswi SMP itu. Lalu mengarahkannya ke tepi jalan
"Selamat pagi" ucap sang polisi.
"Pagi juga pak polisi" jawab siswi yang tadinya duduk didepan. Sedangkan yang membonceng pun terlihat panik.
"Siapa namanya dek?" tanya polisi.
"Saya Kusuma Rekkan pak. Ini, temen saya, Luky ari ari hhhhh" ucap Rekkan.
"Pale loe peyang!" ucap Luky sambil menggeplak pundak Rekkan.
"Sudah sudah. Begini, kalian naik motor, kenapa tidak pakai helm?"
"Kelupaan pak. Lagian helmnya diam aja tadi dirumah" ucap Rekkan.
"Kalian punya SIM?"
"Belum pak. Lagian masih SMP, belum punya KTP buat bikin SIM. Si bapaknya lucu deh hhh" jawab Rekkan diiringi pelototan dari Luky.
"Kalau begitu kenapa naik motor? Anak SMP belum boleh naik motor. Saya beri surat tilang. Tiga pelanggaran sekaligus. Belum cukup umur dalam berkendara, tidak punya SIM, tidak memakai helm" kata polisi sambil menyerahkan sebuah surat tilang.
Rekkan dan Luky pun panik. Mereka mulai protes.
"Kok gitu sih pak? Padahal temen saya ini calon mantunya pak presiden. Nanti bapak ditangkap pak presiden loh pak" ucap Luky. Rekkan terlihat melotot mendengar celotehan Luky.
"Dasar anak badak loe. Tapi bener sih pak, saya calon mantunya pak presiden" ucap Rekkan.
Pak polisi sudah tidak lagi menggubris kedua anak SMP itu. Lalu meninggalkan keduanya.
"Sumpah. Gue bakal kena omel bapak gue lagi Re. Loe sih bawa motor sembarangan. Dah tau kita berkendara nggak beres, ada polisi main lewat lewat aja!" Luky nampak kesal.
"Udah tenang aja. Ntar gue yang tanggung jawab" ucap Rekkan.
Kedua anak itu tidak sadar jika pengemudi mobil yang berhenti disebelahnya memperhatikan mereka sejak tadi.
Tidak, lebih tepatnya orang itu memperhatikan Rekkan.
Sesekali orang itu tertawa melihat tingkah Rekkan dan juga saat adu pendapat dengan Luky.
Menurutnya itu nampak lucu.
Sampai akhirnya orang itu menegur keduanya dari dalam mobil yang ia turunkan kacanya.