KOMA

11.5K 727 3
                                    

Sepasang suami istri itu masih setia duduk di depan ruang operasi.
Menunggu hasil terbaik untuk keselamatan anak mereka.
Meski ketakutan menyelimuti hati keduanya. Tapi mereka tidak berani untuk memikirkan hal yang tidak tidak.
Sedikitpun mereka tidak pernah berhenti untuk terus berdoa.
Berharap anaknya akan baik baik saja setelah ini.

Seorang dokter keluar dari ruangan. Masih terlihat ada titik titik keringat di dahinya.
Beberapa perawat masih berkutat di dalam ruangan itu. Setelahnya dokter itu menutup pintu. Lalu menemui kedua orang tua si pasien.

"Pak Winarya dan ibu?" sapa sang dokter.
Kedua orang tua itu mendongak. Lalu berdiri di hadapan sang dokter.

"Bagaimana keadaan anak kami dok? Operasi nya berjalan lancar kan dok? Dokter?" si ibu terlihat tidak sabar.

"Syukurlah. Semuanya lancar" jawab sang dokter.
Kedua orang tua itu terlihat lega.

"Bisa ikut ke ruangan saya sekarang Pak, Bu? Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada Bapak dan Ibu" ucap sang dokter.

"Hal apa dok? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan anak kami?" tanya Pak Winarya.

"Karena itulah saya ingin berbicara pada Bapak dan Ibu diruangan saya. Mari Pak, Bu" ucap sang dokter.

Kemudian kedua orang tua itu mengikuti sang dokter.
Mereka yang tadinya sudah merasa sedikit lega, kembali diselimuti rasa was was.
Ada apa sebenarnya?

Mereka memasuki sebuah ruangan yang bertuliskan DOKTER AFFANDI ARYATAMA di pintunya.
Jadi dokter itu bernama Affandi. Dokter Affandi, masih muda. Wajahnya tampan, dan usianya sekitar 30 an.

"Silahkan duduk" ucap Dokter Affandi.

Pak Winarya dan istrinya duduk, siap mendengarkan hal yang ingin dibicarakan oleh Dokter Affandi.

"Jadi begini. Operasi pasien berjalan dengan lancar. Tentu ini berkat doa dari Bapak dan ibu.
Tapi meski begitu, saya juga tidak menduga jika akan seperti ini hasilnya" ucap Dokter Affandi. Ia terlihat menghela nafas.

"Maksud dokter apa? Ada apa dengan anak kami? Bukankah setelah di operasi, anak kami akan sembuh dok?" Tanya Bu Andhini, istri Pak Winarya.

"Begini Bu. Saya juga tidak mengerti. Memang kami mengoperasi pasien karena pasien perlu dioperasi.
Pendarahan di kepalanya bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Tapi, keadaan pasien setelah dioperasi, dia mengalami koma" ucap Dokter Affandi.

"Koma?" tanya Pak Winarya.
"Kenapa bisa seperti itu dok? Lalu, kapan anak kami akan bangun dok?" tanya Bu Andhini.

"Mungkin dalam beberapa Minggu ke depan. Tapi saya berharap semuanya tetap baik baik saja.
Tapi saya juga takut koma nya akan lama. Sebab keadaannya sangat parah dan menjadi begitu rapuh.
Mukjizat dari Tuhanlah yang mampu mengembalikan pasien ke keadaan yang seharusnya.
Maka dari itu, Bapak dan Ibu jangan pernah berhenti berdoa dan berharap untuk kesembuhan pasien.
Saya yakin, Tuhan akan memberikan mukjizat nya" ucap Dokter Affandi.

Pak Winarya dan istrinya menghela nafas. Memikirkan keadaan anaknya.

"Dokter, saya ingin ada dokter yang khusus merawat anak saya. Khusus untuk anak saya saja. Saya akan membayar lebih untuk itu. Pokoknya, saya tidak ingin anak saya berbagi dokter dengan pasien yang lain. Apa bisa dok?" tanya Pak Winarya.

"Saya akan membicarakannya dengan pimpinan disini" jawab Dokter Affandi.

Kedua orang tua itu terlihat kembali bersedih. Bagaimana tidak?
Anak semata wayangnya, tidak berdaya. Entah kapan akan terbangun dari tidur panjangnya.

Bersambung

MENCINTAI REKKAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang