#13. Biarkan aku di sini

2.1K 204 6
                                    

Jika takdirku tak bersamamu, aku tidak mungkin seyakin ini untuk memilikimu.

💚💚💚

Adzan isya berkumandang, seluruh santri pesantren Ar-Rohman sudah bersiap menuju masjid Ar-Rohman. Di sana, sudah dipenuhi dengan seluruh penghuni pesantren Ar-Rohman, dari mulai santri, guru dan penjaga lainnya. Di pesantren ini, semua manusia di anggap sama. Tidak peduli walau hanya petugas kebersihan, dia tetaplah dianggap sama seperti seorang guru, mereka tetap dihormati.

Semua orang sudah berada di masjid dan menunggu suara adzan berhenti, lalu melaksanakan shalat isya berjama'ah. Namun, tidak dengan dua orang ini, mereka terus berdebat tentang rencana dan terus seperti itu.

"Ente, kalo enggak shalat lagi, nanti bisa pada curiga," ujar Alif kepada Raihan.

Iya, Raihan lah yang merasa kebingungan. Sebab dia tidak dapat melakukan shalat, dia sendiri bukan seorang muslim dan masih sepenuhnya penganut kristiani.

"Tadi ente tidak shalat maghrib. Dan kalau ditambah isya enggak shalat lagi, bisa-bisa ente ketahuan," tukas Alif.

"Tapi aku juga takut, Lif," jawab Raihan sangat tegas.

Selama mereka berdebat, tiba-tiba seorang santri menghampiri mereka.

"Antum, mau berangkat shalat tidak?" tanya santri tersebut.

"Iya, duluan saja yah. Nanti kami menyusul," jawab Alif.

"Yaudah, ana duluan ya," ucapnya, lalu pergi meninggalkan Alif dan Raihan.

Alif kembali menatap Raihan, "Yasudah, ente tunggu di sini saja. Nanti kalau sudah terdengar shalat selesai, ente berlagak seperti tadi saja yah. Mengendap-ngendap masuk belakangan," titahnya.

Raihan mengangguk, "Oke."

"Ane berangkat dulu." Alif pun pergi meninggalkan Raihan.

Sekarang hanya ada Raihan di tempat itu sendiri. Suasana pesantren, benar-benar menenangkan perasaannya saat ini. Angin yang berhembus dari langit, yang membuat daun pohon palem bergoyang, semakin membuat suasana malam sangat sejuk.

Sudah satu menit Raihan duduk sendirian di kamar santri, dia mulai merasa bosan. Dia pun memilih mencari angin malam, berjalan-jalan disaat suasana pesantren sepi. Saat berjalanpun, pikirannya tak henti mengacu kepada sosok yang sedang dia idam-idamkan.

"Memilikimu, kenapa harus sesulit ini?" lirihnya sambil terus berjalan sendirian.

Tidak disadari, dia pun berjalan melewati masjid. Karena shaff belakang adalah bagian perempuan, maka mata Raihan langsung melihat pemandangan indah. Di barisan terakhir, terlihat dari jendela, seseorang yang sangat Raihan cintai kini berada di hadapannya.

Raihan berjalan menghampirinya, sampai dia sudah berada hampir dekat dengan gerbang masjid. Namun, dirinya masih sadar, bahwa dia tidak bisa pergi ke sana, sebab di sana semua orang sedang melaksanakan ibadah, dan Raihan tidak boleh egois. Raihan terus tersenyum, sebab melihat Syifa yang begitu khusyuknya berdoa.

"Akhi, sedang apa di sini?" Raihan tersentak, ternyata seseorang sedang melihatnya. Dia kira, semua orang yang berada di pesantren sedang melaksanakan shalat.

Raihan segera menoleh ke arah seorang wanita yang memergokinya. Ternyata, wanita itu pernah dia jumpai pula.

"Aa ... Aku ..."

"Anta, tidak shalat?" dia memotong ucapan Raihan dan lanjut bertanya.

Iya, Raihan sudah ingat sekarang. Wanita ini adalah yang pernah melihatnya di taman bersama Syifa. Dia adalah kakaknya Syifa, Ainun.

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang