#10. Aku Mengejarmu

2.3K 225 8
                                    

Aku mengejarmu, disaat hatiku bukan sepenuhnya milikmu. Disaat diriku bukan sepenuhnya sama denganmu. Disaat keyakinanku sepenuhnya berbeda denganmu.

💚💚💚

Setibanya di rumah dan setelah selesai bersiap, aku langsung pergi menuju pondok puteri. Sudah lama tidak bercengkrama dengan mereka, aku rindu suasana yang dipenuhi dengan gelak tawa dan kedamaian hati di sana. Setibanya di pondok, seperti biasa jika dijam kosong, kami selalu mengobrol dan bercerita hal-hal sepele yang membuat kami terhibur.

Selama aku mendengar percakapan mereka, aku merasa lebih tenang dari biasanya. Ternyata kedamaian hati bisa ditemukan diantara kebersamaan. Namun, tiba-tiba ada suara hentakan kaki seseorang berlari ke arahku dan kudapati ternyata Diana seseorang yang berlari sekencang itu. Diana ini temanku yang dari kecil sudah pesantren di sini.

Setibanya di hadapanku, dia langsung terduduk dengan nafas masih tersengal-sengal. Dan dari tingkahnya itu, semua para santri yang melihat malah menertawakannya. Aku juga ikut terkekeh melihat tingkahnya, sudah lama aku rindu melihatnya berlaku seperti ini. Aku langsung menepuk-nepuk punggungnya karena kasihan melihatnya habis berlari.

"Tenang Diana, jangan tergesah-gesah," ucapku sambil terus menepuk-nepuki punggungnya.

Diana menarik nafasnya dan kembali seperti semula, "Syifa, ada seseorang yang mencarimu," ujarnya.

Aku merasa aneh, sebab siapa yang mau menemuiku disaat libur seperti ini. Dan aku belum menjanjikan apa-apa dengan teman manapun.

"Siapa?" tanyaku.

"Aku enggak tau." Diana langsung mendekatkan wajahnya di telingaku, "Tapi dia cowo!" bisiknya.

Aku semakin merasa bingung, apakah Gus Ali lagi yang menemuiku? Tapi jika dia, dia pasti masuk ke dalam pondok pesantren dan Diana pun sudah pasti mengenalnya.

"Dia dimana?" tanyaku lagi.

"Gerbang!"

Aku pun langsung berjalan menuju gerbang. Sekarang ini pikiranku sedang mengarah kehal-hal yang tidak mungkin. Entah siapa laki-laki itu, yang pasti dia sangat tidak masuk akal menemuiku disaat seperti ini.

Setibanya di gerbang, diriku dibuat terkejut. Seseorang yang kehadirannya sama sekali tidak aku harapkan untuk saat ini, dia malah hadir di depanku. Dia hadir di waktu dan tempat yang salah.

"Raihan?"

Ya, benar. Raihan lah yang dengan berani datang menemuiku di tempat seperti ini.Kenapa harus datang sekarang? Bagaimana kalau ada yang lihat? Apalagi Abi dan umi, bagaimana?

Dia malah tersenyum hangat kepadaku, "Maaf Syifa, kalau aku mengganggumu," ujarnya.

Aku langsung menengok ke arah kanan, kiri, depan dan belakang. Mencari tahu takutnya ada seseorang yang melihat, dan aku sangat khawatir. Aku langsung menutup gerbang pesantren dengan sempurna, dan menghampiri Raihan yang berdiri di depan mobilnya.

"Kamu mau apa kesini?"

"Aku sudah lama tidak melihatmu. Aku merindukanmu," ucapnya.

Seandainya aku bilang aku juga merindukanmu, pun itu tidak baik jika dilakukan di sini.

"Aku minta maaf, kalau aku tidak sopan. Tapi, bukan masalah itu juga aku ingin menemuimu," dia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, "Ini milikmu bukan?" dia menyodorkan gantungan tas bermotif lafadz Allah dan itu terlihat seperti milikku.

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang