#9. Sebungkus Permen Karet

2.3K 271 8
                                    

Hidup layaknya permen karet, disaat pertama kamu menikmatinya, setiap jalan terasa sangat manis, namun disaat kamu lupa membuangnya, dan terlalu lama mengunyahnya, maka kamu akan merasakan pahitnya.


💚💚💚

Hari ini ada tugas observasi untuk mata kuliah pendidikan karakter unggul. Aku dan Citra dan tiga orang lainnya satu kelompok untuk melakukan Observasi. Kami memilih untuk observasi di salah satu sekolah dasar yang berada tidak jauh dari kampus.

Setibanya di sana, aku dan yang lainnya berkumpul untuk membagi tugas dalam observasi ini. Setelah selesai, akhirnya kami pun dibagi untuk masuk kesetiap kelas cukup satu orang. Aku mendapatkan kelas tiga, sedangkan yang lain kelas 2, 4, 5 dan 6. Karena kami hanya berlima, untuk kelas 1 akan kami lakukan secara bersama belakang nanti.

Aku masuk ke ruang kelas 3, di sana sudah banyak siswa-siswi yang duduk sangat rapih seperti memang sedang menunggu seorang guru, "Assalamu'alaikum semua! Selamat pagi!" ucapku kepada seluruh siswa.

"Wa'alaikumsalam, pagi kak!" jawab mereka serentak.

"Sebelumnya perkenalkan, nama kakak Syifa. Kakak di sini mau melakukan tugas observasi. Untuk itu, adik-adik semua hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan dari kakak sebisa mungkin yah. Ada yang ingin ditanyakan?"

Seluruh siswa-siswi terdiam, mungkin mereka masih belum mengerti apa yang akan aku lakukan. "Baik, kita di sini ngobrol-ngibrol aja gimana?"

Seluruh murid pun tersenyum dan mengangguk, "Baik kakak."

Aku merasa lega karena mereka bisa diajak bekerja sama. Akhirnya aku pun melakukan observasi dengan cara berbincang dan sedikit mengajak mereka bermain. Tidak terasa waktu istirahat pun telah tiba, akhirnya kami semua keluar dari ruangan dan membiarkan semua murid pergi ke kantin untuk jajan.

Setelah beristirahat, aku melanjutkan tugasku masuk ke ruang kelas dan sedikit membantu guru memberi materi di pelajaran terakhir. Selama aku menjelaskan, aku merasa sangat nyaman karena tidak ada seorang pun yang bercanda. Tapi tidak lama, aku melihat siswi yang kelihatannya seperti sedang memakan sesuatu dimulutnya.

Aku segera menghampirinya, karena sejak tadi sepertinya dia tidak memperhatikanku, "Dek, kamu lagi apa?" tanyaku saat sudah berada tepat di hadapannya.

Dia tidak terlihat begitu kaget, "Aku lagi makan permen karet kak. Kakak mau?" ucapnya sambil menawariku sebungkus permen karet.

Aku sedikit terkejut, karena anak ini sama sekali tidak takut ataupun kaget dengan kehadiranku. Dan yang anehnya lagi, dia malah menawariku sebungkus permen karet yang isinya sangat banyak. Aku tidak berniat mengambil permen karet itu, namun aku taruh saja di mejanya.

"Kenapa kamu makan permen karet sebanyak ini? Siapa yang memberikannya?" tanyaku padanya.

Dia menatapku sayu, "Aku suka permen karet. Kakakku selalu memberikannya untukku."

"Dengerin kakak ya, permen karet kalau dimakan berlebihan, nantinya juga menimbulkan penyakit. Jangan dihabiskan sebanyak ini yah," tuturku sambil memegangi permen karet itu.

"Iya kak, aku juga tahu. Tapi kata kakakku permen karet juga untuk mengekspresikan perasaan loh kak. Misalnya kakak lagi jatuh cinta, sedangkan kakak enggak berani buat ngungkapin cinta kakak, maka kakak harus makan permen karet," ujarnya sehingga membuat seluruh siswa tertawa terbahak-bahak karena leluconnya.

Gadis ini langsung tertunduk malu dan diam tidak seperti tadi yang banyak bicara. Aku langsung mengangkat wajahnya,dan menatap matanya yang sayu, "Siapa namamu?" tanyaku padanya sambil tersenyum.

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang