#33. Keikhlasan

1.6K 156 0
                                    

Raihan memutuskan untuk pulang ke pondok pesantren Ar-rohman karena lokasinya tidak jauh dari tempatnya berada. Raihan tiba di jam 2 malam dan melihat Syifa berada di halaman pesantren. Raihan terkejut karena di jam segini Syifa masih belum tidur.

"Syifa, apa yang kamu lakukan?"

Disatu sisi Syifa juga terkejut melihat wajah Raihan yang lebam membiru. "Hei! Kenapa wajahmu ini? Kamu habis ribut?" tanya Syifa khawatir.

"Enggak, aku habis jatuh," balas Raihan berbohong.

Padahal benar, Raihan tadi harus mengalami keributan akibat pamannya. Namun untungnya Raihan sangat handal dalam tinju maka dari itu dia bisa pulang dengan selamat. Dan orang yang melukai Raihan tadi, mereka semua sudah dibawa ke kantor polisi karena Raihan menelponnya. Hebat bukan?

"Ayo kita obati dulu!" Syifa mengajak Raihan ke rumahnya. Syifa menyuruh Raihan untuk duduk di luar dan Syifa segera membawa salep dan kapas untuk mengobati wajah Raihan.

"Memangnya kamu nggak bisa hati-hati yah jalannya?" ucap Syifa sambil mengobati luka Raihan.

"Hmm, aku mikirin kamu terus," balas Raihan sambil terkekeh.

Syifa merasa kesal dengan ucapan Raihan, dia pun menepis tangannya dan membuat Raihan meringis kesakitan. "Argh, sakit!" tukas Raihan.

"Suruh siapa bercanda? Aku lagi serius!" ucak Syifa kesal.

Raihan terkekeh, "Iyah, maafin aku yah." Setelah mendengar ucapan Raihan yang lembut, Syifa pun kembali mengobati Raihan.

"Syifa, aku punya hadiah buat kamu," ujar Raihan.

"Hadiah apa?"

"Rumah baca, kamu tahu?"

Syifa berhenti sejenak, "Rumah yang isinya banyak buku dan anak-anak untuk belajar?"

Raihan pun mengangguk. "Iya, aku buatin buat kamu."

Syifa langsung tersenyum gembira, "Beneran? Sejak kapan kamu punya rumah baca?"

"Iyah benar, aku sudah bangun 1 tahun yang lalu. Dan sekarang sudah dibuka, ramai anak-anak juga," jelas Raihan.

"Ayo bawa aku kesana! Aku mau lihat!" pinta Syifa dengan mata yang berbinar.

"Iyah, besok aku bawa kamu ke sana."

"Benar yah? Janji?" Syifa memberi jari kelingkingnya ke hadapan Raihan. Raihan menautkan jari kelingkingnya juga, "Iyah janji."

💚💚💚

Pagi ini, Raihan memutuskan untuk mengunjungi rumah baca. Tidak sendirian, Syifa kini sudah berada di sampingnya. Di pagi seperti ini rumah baca belum di buka, maka dari itu setiap paginya Raihan akan pergi ke tempat itu sebelum berangkat kerja.

Sesampainya di sana, Raihan dan Syifa sangat kaget sebab melihat anak-anak berdiri berbaris menunggu rumah baca itu dibuka. Raihan sesegera mungkin langsung turun menghampiri mereka diikuti oleh Syifa dibelakangnya.

"Kalian, apa sudah menunggu sangat lama?"

Semua anak-anak pun menoleh, "Iya, kak!" jawab salah satu anak-anak itu.

Raihan tersenyum, "Maafkan kakak yah." Raihan pun langsung membukakan pintu rumah baca itu, dan anak-anak langsung berhamburan masuk ke dalam. "Hati-hati ya."

"Aku tidak menyangka bisa seramai ini," ujar Syifa yang takjub dengan keindahan tempatnya.

"Kamu mau masuk?" titah Raihan dan Syifa pun mengangguk.

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang