#23. Luka dan masalalu

1.5K 161 10
                                    

Raihan masih diseret hingga menuju rumah Pak Kiyai. Selama di jalan, para santri putri yang melihat hanya bisa menangis haru karena kasihan melihat perlakuan keji kepada Raihan. Berkali-kali santri putrii melarang mereka untuk membawa Raihan jangan dipaksa, namun mereka tetap kekeh melakukannya.

"Apa yang kalian lakukan?" teriak Ainun menghentikan langkah mereka.

Ainun yang baru mau kembali ke rumah harus melihat pemandangan yang sangat keji itu. Ainun menatap wajah Raihan yang sudah terlihat ambruk, sontak membuatnya emosi, "Apa-apaan ini? Apa kalian sama sekali tidak punya sifat kemanusiaan? Dia manusia sama seperti kita! Jangan bersikap seperti iblis! Lepaskan dia!"

"Dia bukan muslim Ning!" timpal salah seorang santri.

Ainun sangat terkejut mendengar ucapan salah seorang santri itu. Tanpa mengubris Ainun yang sedang terdiam, mereka malah lanjut menarik Raihan hingga sampai di depan rumah Kiyai.

Setibanya di sana, Raihan langsung dihempaskan ke bawah lantai. Dimana kepala Raihan jatuh ke dekat kaki ayahnya Syifa.

"Dia pengkhianat di sini!" tukas salah seorang santri yang bernama Alvin.

Raihan perlahan mengangkat kepalanya dan mulai menatap kepada ayahnya Syifa. Raihan hendak memegang kakinya sebagai tanda salam, namun sang pemilik kaki malah mundur satu langkah menjauh darinya. Tubuh Raihan langsung diangkat oleh Ali dan Alif yang sudah tiba di sana.

"Apa kalian tidak diajarkan perilaku akhlak di sini?" tukas Ali sangat marah kepada semua santri di sana.

Ali terus memegang tubuh Raihan yang hampir roboh. "Apapun agamanya, dia adalah manusia biasa. Sama seperti kita!"

"Tapi dia bukan muslim, dia tidak pantas di sini. Dan yang lebih mencengangkan lagi, dia menyukai Ning Syifa, dia ingin mengejarnya!"

Mendengar ucapan Alvin, sontak semua orang yang berada di sana terdiam karena terkejut. Begitu pula dengan Ainun yang sudah berada di sana, dia tidak habis pikir dengan apa yang sedang terjadi.

"Selama di sini, apakah dia merugikan kalian? Apakah dia mengganggu ibadah kalian? Apakah dia merusak segalanya di sini?" ucap Ali begitu tegas sehingga membuat semua orang terdiam.

"Dia menghargai kita. Dia menghargai ibadah kita, dia berkawan dengan kita, dia bersikap baik kepada kita. Apakah dia pernah melakukan perbuatan buruk di sini? Apakah dia menjauhkan kalian dari Allah?" lagi dan lagi, semua orang masih diam dengan ucapan Ali yang kedua kalinya.

Ali menjauhkan tubuh Raihan dari ayahnya Syifa untuk melerai emosi mereka. "Katakan sesuatu sedikit untuk meyakinkan mereka kalau kamu tidak seburuk itu," ucap Ali kepada Raihan.

Raihan hanya bisa mendongak ke arah Ali dan menatapnya begitu dalam, "Hanya kamu yang akan percaya," ujar Raihan dengan lirih.

"Tunggu! Biar dia memberi penjelasan. Selama itu, kalian tetap diam!" ucap Ainun memberikan perintah. Kemudian semua orang yang berada di sana pun menuruti untuk tetap tenang dan diam.

💚💚💚

"Katakan, untuk apa kamu kesini?"

Suasana menjadi sangat hening, saat pertanyaan itu terlontar langsung dari mulut ayah Syifa.

Raihan melepas pegangan Ali, dia berdiri tegak sambil menatap Kiyai dengan sangat lekat. "Aku mencintai putrimu, As-syifa Azzahra. Aku bertemu dengannya di kampus. Entah darimana asal cinta ini datang, yang pasti untuk melepasnya dalam satu detik saja aku tidak tahan. Dan sampai sekarang, aku masih mencintainya. Aku melakukan ini demi dekat dengannya. Aku mencintai ... Syifa!"

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang