Tidak ada kata-kata untuk part ini, sebab part ini tidak ada keromantisan, tetapi hal yang mencengangkan.
💚💚💚
Diana terus berlari menuju kamar santri sesuai dengan apa yang diperintahkan Syifa kepadanya. Diana harus membawa Raihan ke hadapan Syifa sekarang juga. Namun, sepertinya saat ini Diana tidak bisa memasuki area santri putra karena dia tahu pasti bahwa santri putri tidak boleh saling bertemu jika bukan dalam satu acara di masjid ataupun semisal pengajian bersama.
Diana tidak berani melanjutkan sebab di depan kamar santri banyak sekali lelaki yang sedang duduk. Mau secerewet apapun Diana, dia tetap masih punya insting malu sebagai seorang wanita.
"Maaf Syifa, aku eggak bisa bantu kamu," lirih Diana setelah itu memilih kembali.
Diana sudah tiba di tempat semula dimana di sana masih ada Syifa yang sedang duduk menunggunya. Dan kelihatannya, pakaian Diana sudah selesai Syifa jemurkan.
Melihat kehadiran Diana, Syifa langsung semangat berdiri. "Gimana, bisa tidak?" tanya Syifa dengan sangat gairah.
Namun, di wajah Diana tidak tampak gairah sama sekali, "Maaf Ning Syifa, aku enggak bisa. Di luar kamar santri ramai anak lelaki semua, aku takut," ungkap Diana sejujurnya.
Syifa tampak mengendurkan senyumnya, dia pun pasrah. Dia tahu, memang benar apa yang telah dirasakan Diana. Dan Syifa tidak bisa memaksanya. "Yasudah, makasih yah sudah bantuin aku." Syifa mengelus bahu Diana dan setelah itu dia pergi meninggalkannya.
Syifa terus berjalan entah kemana tempat yang dia tuju saat ini. Tiba-tiba langkah kaki Syifa terhenti, sebab di depan majlis dia melihat seseorang yang kehadirannya ingin segera dia temui saat ini.
"Raihan?" Ya, Syifa melihat Raihan yang sedang berbincang dengan para santri di depan majlis.
Jarak Syifa saat ini dengan majlis memang cukup jauh, namun Syifa dapat melihatnya sangat jelas. Syifa sesegera mungkin berjalan mendekat ke arah sana sebab dia ingin sekali mengatakan apa yang harus dia katakan sekarang juga sebelum semuanya terlambat.
"Syifa!" Tubuh seorang wanita menghalangi jalan Syifa untuk menemui Raihan. Dan begitu kagetnya Syifa, bahwa kakaknya sudah berada di hadapannya.
"Ka- kakak?" pekik Syifa.
Ainun tampak seperti meneliti gerak-gerik Syifa, "Kamu jangan ke sana! Itu bukan area wanita!" titah Ainun dengan nada menekankan.
Syifa lantas hanya bisa membulatkan kedua matanya, "I- iya kak, maafkan Syifa." Syifa menangkupkan kedua telapak tangannya tanda memohon.
Ainun nampak menahan emosinya, "Yasudah, bantu kakak masak hari ini!" titah Ainun lalu dia segera bergegas kembali.
Sekarang, tujuan Syifa kembali gagal. Syifa hanya bisa menatap majlis dimana kehadiran Raihan sudah tidak ada lagi di sana.
"Bagaimana ini, Ya Allah?"
💚💚💚
Aku terus terdiam di kamar, umi dan kakak masih melarangku keluar selama malam ini. Betapa gundahnya hatiku, bahwa saat ini aku harus segera menyelesaikan masalahku. Aku tahu, ini bukan masalah besar bagiku, tapi ini adalah masalah besar bagi Raihan. Tapi, kenapa dia sama sekali tidak menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Timur Dan Barat [END]✔
RomanceSeperti kisah cinta Zainab Binti Rasulullah, yang mencintai seseorang berbeda keyakinan dengannya. Namun, atas izin Allah, pada akhirnya mereka bisa disatukan. Aku pun berharap bisa seperti itu. Ketika mencintaimu, aku harus berjuang melawan kehend...