#27. Kita Kembali Bertemu

1.5K 164 1
                                    

3 tahun kemudian...

Tidak terasa ternyata saat ini aku sedang duduk didepan murid sebagai seorang guru. Ini adalah tahun pertamaku mengajar sebagai guru pendidikan agama di SMP. Aku mengajar agama untuk kelas tujuh. Dari sekian banyaknya siswa/i yang beragama islam, memang aku agak sedikit sulit mengajarkan satu siswi yang beragama non muslim. Tapi untungnya, siswi ini sangat paham dengan apa yang aku jelaskan. Dia tetap menjadi gadis yang pintar.

Beruntungnya lagi, ini bukanlah kali pertama aku mengenalnya. Melainkan tiga tahun yang lalu, aku bertemu dengannya saat dia masih berusia delapan tahun dan kelas 3 SD. Dia adalah Agatha. Sekarang dia tumbuh sebagai siswi SMP kelas tujuh. Gadis cantik ini tumbuh dewasa dan entah takdir apa yang menyatukan kami untuk bertemu lagi.

"Pelajaran sudah selesai. Rizal, tolong siapkan do'a," titahku pada siswa yang menjadi ketua kelas di kelas ini.

"Duduk siap, berdo'a dimulai!"

"Selesai. Memberi salam!"

"Assalamu'alaikum warrohmatullahi wabarokatuh!"

"Wa'alaikumsalam ...."

Aku membiarkan semua murid pulang terlebih dulu dan aku masih duduk sembari membereskan buku-buku materiku.

"Mau saya bantu, Bu?"

Aku mendongak ke arah suara itu. Agatha sudah berdiri di depanku sambil menengadahkan tangannya tanda ingin menolongku. Aku tersenyum simpul padanya. "Iya, tolong bawa ini yah," pintaku lalu menaruh dua buku materi ke tangannya.

"Siap, Bu!"

Dia langsung berjalan menuju ruang guru untuk membantuku. Bukan pertama kalinya dia membantu seperti ini, tapi memang setiap hari dia selalu begini. Dia gadis yang sangat baik. Entah kenapa aku sangat menyayanginya melebihi sayangku kepada murid yang lain.

Saat aku sudah tiba di dalam ruangan, entah kenapa ada sesuatu yang menjanggal. Agatha belum menaruh bukunya di mejaku. Dia kemana? Aku langsung keluar dan tiba-tiba langkah kakiku terhenti di depan pintu ruangan. Nafasku terasa sesak, bulir bening dipelupuk mataku siap mengalir deras. Ada apa ini? Kenapa dia kembali? Sudah hampir tiga tahun lamanya aku dan dia tidak bertemu, tetapi kenapa dia kembali?

Oh Allah, aku sudah berusaha melupakan setelah lamanya, namun ketika dia kembali kenapa perasaanku masih belum berubah untuknya? Dan, ternyata dia sangat dekat dengan orang itu, aku yakin kalau dia adalah kakaknya. Aku tidak percaya, kenapa dunia begitu sempit? Di antara banyaknya manusia di bumi ini, kenapa harus dia yang aku jatuhkan perasaan?

💚💚💚

Janur kuning melingkar di halaman pondok pesantren. Sebuah tenda dan tirai putih, panggung beralaskan cahaya, dan jalan berhiaskan bunga-bunga membuat suasana terasa asri. Ya, hari ini akan ada pernikahan di rumahku. Siapa yang akan menikah? Tentu saja kakakku.

Aku bersyukur karena kak Ainun akhirnya bisa menemukan dambaan hatinya selama ini. Ya, kak Ainun akan menikah dengan Gus Ali. Plot twist bukan? Tentu, karena cinta akan menemukan bahteranya jika memang sudah takdirnya.

Tiga tahun yang lalu, Gus Ali dan kak Ainun sudah mulai dekat kembali. Saat itu juga sebenarnya Gus Ali ingin mengkhitbah kakak, namun kak Ainun menolak karena penyakit yang dideritanya. Karena Gus Ali sangat mencintainya, maka Gus Ali membawa kak Ainun pergi ke rumah sakit yang berada di Guangzhou, Tiongkok. Salah satu rumah sakit modern yang bisa mengobati kanker serviks dengan metode Intervensi Vaskular. Tidak hanya mereka berdua yang pergi di sana, tapi ditemani orang tua Gus Ali juga. Dan alhamdulillah, akhirnya kak Ainun bisa sembuh dari penyakitnya. Meskipun belum sembuh total, tapi kini kak Ainun hanya perlu melakukan terapi secara rutin di rumah sakit terdekat.

Aku mulai mendengar lagu Wedding Nasheed yang diputar saat kak Ainun dan Gus Ali berjalan menuju kursi pelaminan. Rasanya mereka sangat serasi sekali, wajah kak Ainun sangat cantik dan bercahaya.

"Syifa, bentar lagi giliranmu!" tukas Diana yang kini berada di sampingku.

"Inshaallah, jika sudah ada jodohku," balasku yang kemudian pergi menuju kursi pelaminan untuk foto bersama keluarga.

"Syifa ayo berdiri di samping kakak." Aku menuruti perintah kakak yang menyuruhku untuk berdiri di sampingnya.

Keluarga kami pun foto bersama di pelaminan yang begitu cerah nan indah. Suasana ramai sekali dari mulai orang yang kukenal hingga tidak kukenali. Namun, aku berharap ini bukan akhir dari segalanya, semoga kak Ainun dan Gus Ali dapat menemukan kebahagian baru kedepannya, aamiin.

💚💚💚

Terima kasih kepada pembaca Setia...
Wassalamu'alaikum...

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang