Seandainya kita tidak bertemu, tidak akan pernah kita bersama.
Seandainya kita tidak pernah patah hati, tidak akan pernah kita bersyukur.
Seandainya kita tidak mencintai, tidak akan pernah kita saling menunggu.
Itu hanya seandainya... saat kita tidak yakin bahwa takdir bisa berubah.
Timur dan barat memang tidak akan pernah bersatu. Namun keduanya bergantian menyambut sang mentari...
💚💚💚
Aku tidak pernah berpikir kalau ternyata ini adalah takdir hidupku. Aku yang pernah begitu mencintainya dan berharap dia juga mencintaiku. Betapa sakitnya mengetahui perbedaan yang kami miliki, membuatku hancur dan sama sekali tidak memiliki harapan untuk hidup bersamanya. Sesekali aku mencoba untuk ikhlas menerima kenyataan, namun tetap tidak bisa. Apakah seberat ini menjadi aku?
Namun, waktu terus berjalan begitu cepat. Sampai sudah saatnya aku sekarang harus menikah. Betapa sedihnya melakukan pernikahan karena tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa hal ini akan terjadi dalam hidupku. Aku hanya bisa pasrah mengenakan gaun pengantin nan indah ini. Sesekali aku melihat kepada cermin, bagaimana bisa aku secantik ini? Kenapa hatiku merasa sedih juga?
"Syifa, apa sudah selesai?" tanya kak Ainun yang sudah ada di hadapan untuk menjemputku ke pelaminan.
Aku mengangguk, "Apa dia sudah ijab qabul?" tanyaku merasa penasaran.
"Tentu saja, dia sudah sah menjadi suamimu ssekarang."
Aku sangat terkejut setelah mendengar ucapan kak Ainun. Seketika hatiku dipenuhi rasa takut, sedih dan sebagainya menjadi satu. Oh Allah, bantulah hamba. Aku harus bisa ikhlas karena sudah menjadi seorang istri. Dan aku harus bisa mengabdikan diriku sepenuhnya untuk sang suami hingga akhir hayatku kelak.
Kini, aku sudah berada di depan pelaminan. Betapa gugupnya diriku berjalan perlahan sambil digandeng umi dan kak Ainun menuju kursi pelaminan yang di sana sudah ada suamiku. Dia tampak tersenyum hangat menanti kehadiranku. Melihatnya seperti itu, membuat hatiku tidak hentinya berdegup kencang.
Raihan... dialah suamiku. Sungguh aku masih tidak percaya, takdir yang kita lewati bersama dengan begitu sulitnya dapat diatasi.
Aku sudah sampai di hadapan Raihan, dia tersenyum dan mulai memegang tanganku. Kami saling bertatapan seakan tidak percaya bahwa ini adalah nyata.
"Syifa... aku mencintaimu karena Allah," ucapnya lirih dan itu membuat hatiku semakin berdetak.
"Hmm, aku juga mencintaimu karena Allah."
Kami pun duduk bersama di pelaminan. Dia terus memegang tangan kananku dan tidak melepaskannya. Kami sesekali tertawa bersama karena masih tidak percaya kalau ini akan terjadi. Oh Allah, sungguh takdirmu tidak pernah bisa ditebak.
Aku sempat begitu kecewa dan marah atas yang pernah terjadi selalu gagal. Aku juga wanita yang lemah dan selalu menangis ketika apa yang aku inginkan tidak pernah berhasil. Namun, semua kerena-Mu lah aku bisa sampai pada titik ini.
Ya Allah, terima kasih. Inilah alasan aku tidak pernah ingin berhenti berharap kepada-Mu. Meski bukan hari ini do'aku akan terjawab, namun dilain waktu Engkau pasti akan mengabulkannya. Dan jika hal yang kumau tidak pernah Kau beri, maka Engkau selalu ganti dengan yang lebih baik lagi.
Cinta dari-Mu begitu romantis Ya Allah, aku tidak akan berhenti sampai disini. Aku akan terus berdo'a kepadamu dan memohon jalan yang lebih baik lagi ke depannya. Engkau juga sudah mengirimkan seorang imam baik kepadaku. Semoga bersamanya, aku semakin mencintai-Mu. Karena cinta yang abadi adalah cinta yang ketika bersamanya akan membuatku semakin dekat kepada-Mu. Amin...
💚💚💚
Jangan lupa baca Qur'an hari ini😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Timur Dan Barat [END]✔
RomanceSeperti kisah cinta Zainab Binti Rasulullah, yang mencintai seseorang berbeda keyakinan dengannya. Namun, atas izin Allah, pada akhirnya mereka bisa disatukan. Aku pun berharap bisa seperti itu. Ketika mencintaimu, aku harus berjuang melawan kehend...