#30. Semuanya takdir

1.5K 159 0
                                    

Takdir tak pernah bisa ditebak. Ia datang secara tiba-tiba. Bahkan disaat kita belum mempersiapkan kehadirannya.

💚💚💚

Seorang pria paruhbaya duduk termenung menatap langit-langit malam yang begitu suram. Orang itu adalah Tholib, sosok ayah Syifa sekaligus pemilik pondok pesanren Ar-rohman. Saat duduk termenung, tiba tiba istrinya Zulaikha datang menghampiri sambil membawakan secangkir teh hangat.

"Sedang memikirkan apa?" tanya Zulaikha.

"Umi, apa yang kamu pikirkan tentang Raihan?"

Mendengar ucapan Tholib, Zulaikha merasa bingung, "Raihan siapa?"

"Tiga tahun lalu..." Zulaikha pun langsung teringat dengan kejadian masa itu.

"Ada apa dengan dia abi? Kenapa tiba-tiba memikirkan dia?" tanya Zulaikha.

"Aku merasa, dia anak yang sangat baik. Dia masih mencintai Syifa, bahkan dia sudah mu'alaf sejak tiga tahun yang lalu." Mendengar ucapan Tholib, Zulaikha merasa sangat terkejut.

"Umi juga merasa dia sangat tulus kepada Syifa. Umi kasihan sekali melihatnya saat itu, dan Syifa terlihat sangat mencintainya," ujar Zulaikha.

"Bagaimana umi, apa pantas kita menyatukan mereka?" ucap Tholib.

Zulaikha merangkul Tholib, "Abi, ingatlah dulu bahwa ayahku mendirikan pondok pesantren ini. Abahku bukan seseorang yang terlahir dari kiyai atau apapun, tapi dia adalah santri yang mulai merintis semuanya dari awal. Dia kemudian menikah dengan umaku yang adalah seorang akhwal. Abah menerima uma apa adanya dan membimbingnya sampai lahirlah aku, yang dikenal menjadi seorang Ning di pondok pesantren ini."

Zulaikha tersenyum tulus, "Kemudian ada kamu santri di pondok ini yang mencintaiku dan menikahlah kita. Kalau mau memilih sesuai derajat, mungkin abah tidak akan menerimamu, dia pasti akan mencarikan seorang Gus juga. Namun, bukankah itu takdir? Akhirnya kita bisa bersama dan mengembangkan pondok pesantren ini dengan begitu baik."

Mendengar ucapan istrinya Zulaikha, hati Tholib seketika dibuat membeku karena merasa sedih dan menyesal. "Benar umi, kita juga bukan siapa-siapa kala itu. Tapi Allah yang mengangkat derajat kita," ujar Tholib.

"Yasudah, kita serahkan saja kepada Allah atas semuanya. Biar Allah yang mengatur segalanya dan yakin pasti putri kita akan dapat yang terbaik."

Seketika hati Tholib sudah terlepas dari rasa ragu dan bimbang. Tentu saja Allah akan mengatur segalanya untuk seorang hamba yang mau berusaha dan terus berdoa kepadanya. Begitu pula takdir antara Syifa dan Raihan, tidak ada alasan kenapa mereka kembali dipertemukan setelah sekian lama kecuali karena memang takdir Allah yang nyata. Sebagai seorang hamba, maka jangan pernah berhenti untuk selalu berdoa. Yakinlah, jika bukan sekarang apa yang kamu mau belum dikabulkan, tunggu hari esok atau selanjutnya, pasti semua sudah direncanakan dengan baik.

💚💚💚

Sepeninggal kak Ainun yang memilih tinggal bersama suaminya, rumah jadi terasa begitu sepi. Biasanya malam begini aku dan kak Ainun akan ngobrol bersama sambil menunggu tidur. Siapapun memang akan pergi meninggalkan kita, meski bukan pergi untuk waktu yang lama, namun itu tetap terasa berat jika sudah terlanjut dekat lama.

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang