Karena cinta yang semestinya adalah ikhlas. Ikhlas untuk merelakannya bersama yang lebih baik baginya. Ikhlas untuk merelakan kepergiannya. Sebab keikhlasan, akan menghadirkan kebahagiaan nantinya.
💚💚💚Adzan isya kini telah berkumandang. Seluruh santri dan para guru mulai berbondong-bondong untuk melaksanakan sholat isya berjama'ah. Begitupun dengan Raihan, dia hanya melaksanakan sholat isya dalam satu hari. Dan itupun tanpa berniat apapun, yang pasti tujuannya hanyalah untuk menjauhi kecurigaan orang lain kepadanya. Raihan sendiri tahu, bahwa apa yang dia lakukan ini adalah kesalahan dan dosa besar bagi agamanya, namun demi rencana dia pun rela melakukannya.
Setelah seluruh jama'ah melaksanakan sholat, mereka semua duduk bersama saling menghadap karena untuk melaksanakan pengajian. Seperti biasa, Raihan sengaja tidak membawa Qur'an karena jika pengajian seperti ini Raihan dan Alif menggunakan Qur'an untuk berdua.
Namun, ternyata kebiasaan Raihan tidak untuk hari ini. Seorang guru mulai melihat gerak-gerik Raihan yang berbeda dengan santri lainnya. Sontak sang guru pun bertanya kepada Raihan, "Kamu, tidak membawa Qur'an?" tanya seorang guru kepada Raihan, sontak semua orang yang mengikuti pengajian menatap ke arah Raihan.
Raihan terlihat sangat gugup, "I -iya, saya lupa," jawab Raihan dengan gugup.
Sang guru pun terlihat sangat tidak senang dengan kelakuan Raihan, Raihan yang terlihat gugup hanya dapat diam tidak berkutik. Dan Syifa yang berada di sana pun, juga ikut gugup karenanya. Tidak henti-henti Raihan menatap Syifa, berharap agar Syifa membantunya. Namun jujur, Syifa pun tidak bisa melakukan apa-apa karena di sini bukan hanya ada seorang guru, tapi umi dan Ainun pun ikut juga.
Diam-diam, Ali melihat pergerakan Raihan dan Syifa yang saling menatap, "Pak ustad, maafkan saya jika saya lancang ikut campur. Tapi saya hanya ingin memberi tahu, bahwa Qur'an santri yang disimpan di majlis hanya tinggal sedikit, sehingga dia harus menggunakan Qur'an berdua. Sebenarnya masih banyak Qur'an baru, tetapi mungkin dia takut untuk memakai yang baru karena belum ada perizinan di sana," jelas Ali kepada sang guru.
Mendengar ucapan Ali, sang guru pun mengangguk, penjelasan dari Ali sudah cukup baginya, "Baiklah, gunakan saja yang ada," titah guru itu kepada Raihan.
Seketika Raihan merasa tenang karena lagi dan lagi ada yang membelanya. Dan Raihan tidak menyangka, kalau Ali lah yang membelanya. Bahkan sedari siang, Raihan masih ada rasa kecemburuan yang membara akibat Ali. Lalu kenapa Ali menolongnya disaat terjepit seperti ini? Apakah itu sebuah tanda pembelaan atau ada maksud yang lain?
Acara pengajian bersama akhirnya selesai, seluruh santri mulai bersiap untuk kembali ke tempatnya masing-masing. Namun, tidak dengan Raihan. Dia malah terus mengelilingi majlis untuk menemui seseorang. Dan yang anehnya, seseorang yang ingin Raihan temui kali ini bukanlah Syifa -melainkan Ali.
"Apa yang kamu cari?"
Seketika langkah kaki Raihan terhenti. Suara bariton yang masih familiar ditelinganya seperti baru saja memanggilnya. Ia segera menoleh kesumber suara tersebut dan benar pikirnya, suara bariton tersebut adalah suara milik Ali.
Ali sudah berada di depan Raihan, mata mereka bertemu dalam empat mata. Namun, Ali dan Raihan saling menatap dengan datar.
"Apa yang kamu cari?" tanya Ali mengulang ucapannya.
"Aku mencarimu," jawab Raihan.
Ali menautkan kedua alisnya dan tersenyum picik, "Apa kita saling mengenal?" tanyanya.
Raihan berusaha untuk tenang, dia membuang nafas secara pelan, "Iya, aku mengenalmu. Tadi di masjid, kamu membelaku. Karena, saat itu aku tidak membawa Qur'an," jelas Raihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Timur Dan Barat [END]✔
RomanceSeperti kisah cinta Zainab Binti Rasulullah, yang mencintai seseorang berbeda keyakinan dengannya. Namun, atas izin Allah, pada akhirnya mereka bisa disatukan. Aku pun berharap bisa seperti itu. Ketika mencintaimu, aku harus berjuang melawan kehend...