Ali mendapat telpon dari seseorang yang mengabarkan bahwa Ainun saat ini sedang berada di rumah sakit bersama keluarganya. Sesegera mungkin Ali masuk ke dalam kamar rumah sakit yang dimana tempat Raihan sedang di rawat.
"Raihan, aku pamit sebentar. Kamu jaga diri baik-baik," ucap Raihan.
"Terima kasih. Tapi, jangan kembali lagi," balas Raihan dengan datar.
"Kenapa? Apa aku berbuat salah?"
"Tidak, kamu justru banyak membantuku. Tapi aku tidak ingin terlalu mengenalmu. Kita cukup di sini saja. Dan Syifa... aku akan menjauhinya."
Ali terkejut mencengar ucapan Raihan, "Aku tidak bermaksud begitu. Memangnya kenapa kalau kamu bersamanya?"
Raihan menatap Ali, "Kamu pantas dengannya."
"Tidak selalu Gus harus bersama dengan Ning. Jika Syifa memang mencintaimu dan kamu mencintainya, maka kalian harus bersama."
"Tapi..."
"Aku ada urusan. Aku tidak bisa berdebat denganmu. Alif sebentar lagi akan kembali membawa makanan. Tunggu sampai dia datang, jangan kemana-mana." Ali pun pergi meninggalkannya.
Setelah keluar dari kamar rumah sakit Raihan, Ali merasa lega karena tidak lanjut berdebat. Bisa saja akan menjadi masalah kalau harus terus dibahas tentang masalah ini. Ya, memang benar kalau Ali sudah ikhlas dengan perasaannya. Maka dari itu Ali tidak terlihat begitu sedih meskipun ada rasa sakit sedikit didalam hatinya.
Ali pun tiba di kamar sakit Ainun. Ali pikir di dalam ada orang tua mereka, namun ternyata hanya ada Syifa yang menemani Ainun yang masih terpejam.
"Syifa, bagaimana keadaan Ainun?"
Syifa tidak membalas ucapan Ali, tetapi Syifa malam menatapnya. "Kenapa Syifa?"
"Ayo kita bicara," ucap Syifa yang kemudian berjalan keluar. Ali merasa bingung dan akhirnya mengikuti Syifa.
"Ada apa Syifa?" tanya Ali ketika sudah di luar.
"Sejak kapan kamu mencintaiku?"
Ali lantas terdiam mendengar ucapan Syifa yang begitu tiba-tiba, "Kenapa..."
"Kumohon jawab saja pertanyaanku!"
Ali semakin merasa bingung karena sikap Syifa tiba-tiba berubah, "Sejak umurku 15 tahun, saat itu umur kamu 10 tahun. Saat kamu bermain di taman, aku hanya bisa melihat kamu dari kejauhan," ujar Ali.
"Apa ada lagi?"
Ali lagi lagi dibuat bingung, "Ada banyak kenangan kita. Saat..."
"Apakah ada pesan inbox?"
Ali sontak terdiam setelah mendengar ucapan Syifa, "Inbox?"
"Kamu tahu yang memberimu pesan inbox bukan aku, tapi kak Ainun?"
Ali langsung paham maksud yang sedari awal Syifa katakan. Ya, bicara tentang masalalu dimana Ali pernah mendapat pesan dari orang yang dia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Timur Dan Barat [END]✔
Любовные романыSeperti kisah cinta Zainab Binti Rasulullah, yang mencintai seseorang berbeda keyakinan dengannya. Namun, atas izin Allah, pada akhirnya mereka bisa disatukan. Aku pun berharap bisa seperti itu. Ketika mencintaimu, aku harus berjuang melawan kehend...