#34. Allah Maha Adil

1.7K 163 1
                                    

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkandalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Jika kamu memutarbalikan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu lakukan."

(QS. An-Nisa ayat 135)

💚💚💚

Pengadilan hukum sudah diramaikan oleh banyak orang pagi hari ini. Seseorang menjadi tersangka atas kasus pembunuhan berencana terhadap Raihan. David yang adalah paman kandung Raihan sendiri telah melakukan itu semua. Kini, dia sudah duduk di kursi tersangka dengan seragam orange.

"Baik, silakan jelaskan kasusnya," ucap hakim utama kepada semua orang.

Alif menjadi seorang pengacara yang membela Raihan. Dia duduk di sebelah kanan dari kursi David. "Ini adalah kasus pembunuhan perencana. Pertama, pelaku melakukan pemaksaan untuk mengubah surat ahli waris. Namun, korban menolak karena memang itu adalah haknya. Saat mendapat penolakan seperti itu, pelaku merasa tidak senang dan mencoba melakukan hal keji kepada korban. Korban disekap di dalam rumah pelaku, dan TKP kejadian dibakar oleh orang-orang suruhannya,."

Alif mengambil beberapa lembar kertas di mejanya, "Dan ini adalah surat yang dipalsukan oleh mereka dengan cara scan tanda tangan."

"Mohon yang mulia, surat itu tidak palsu sama sekali. Kami ada bukti surat lain yang menyatakan bahwa korban memang benar telah menyetujui surat itu," ujar pengacara David.

"Bukti? Lalu bagaimana dengan bukti yang lebih nyata?" Alif menunjuk seorang anak perempuan yang sedang duduk di samping Syifa. Ya, Syifa juga ikut hadir dalam pengadilan ini.

"Dek, silakan berikan buktinya," ucap Alif kepada anak perempuan itu.

"Mohon Yang Mulia, nama saya Agatha. Saya adalah adik kandung korban." Semua orang yang berada di sana terkejut. Begitu pula David, sudah lama sekali dia tidak melihat sosok Agatha.

"Saya adalah anak yang dirawat paman David sejak umur 2 tahun di Surabaya, setelah kedua orang tua saya meninggal dunia karena kecelakaan. Namun saat saya ingin masuk sekolah dasar, paman malah memaksa saya untuk menandatangani sebuah surat. Saya belum mengerti apa-apa saat itu, tapi saya sangat takut karena paman mengancam saya dan mengunci saya di kamar." Agatha menarik nafasnya sebentar.

"Di saat umur saya yang masih 7 tahun itu, saya pergi kabur dari rumahnya dengan membawa surat-surat itu dan menemui kakak saya yang tinggal di Jakarta. Kakak saya sendiri tidak mengetahui surat yang saya bawa ini sampai sekarang, namun ini adalah bukti kuat, kalau saya adalah pewaris juga. Dan sebenarnya, paman tidak mendapat hak sama sekali." Agatha kemudian memberikan surat-surat itu kepada Alif dan dia pun kembali duduk.

"Terima kasih Agatha," ucap Alif.

"Yang Mulia, sudah jelas bukan? Bukti kami lebih banyak daripada pelaku. Kemudian, pelaku sampai rela melakukan pembunuhan kepada korban, bukankah ini kasus yang jera?" ucap Alif lagi.

"Tidak yang mulia, ini bukanlah kasus pembunuhan. Pelaku sama sekali tidak membakar TKP itu, tempat itu terbakar karena korban yang berada di dalam tidak sengaja menyenggol lilin. Dan surat-surat itu resmi asli," ucap pengacara yang membela David.

Alif hanya bisa tersenyum picik, "Lilin? Memang di sana ada lilin, namun lilin itu adalah dari listrik, tidak menimbulkan api. Dan surat palsu ini? Kalau Yang Mulia masih kurang percaya dengan bukti dari adik korban, kami punya bukti cctv Yang Mulia. Izinkan kami untuk memutarnya."

Antara Timur Dan Barat [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang