36•£•~Traumatic

152 33 20
                                    

*Masih Hyunjin pov

"Aein..."

"Hm?"

Gue menggigit bibir, pengen bertanya satu hal ke dia... Dia lagi sibuk memainkan nada lembut dipiano nya, btw kita udah diruang musik.

"Em... Kenapa, kau... Mudah ketakutan?" tanya gue.

Permainan pianonya tiba tiba berhenti, kemudian dia menoleh ke gue yang berdiri dibelakangnya.

"Meorugesseo, apa kau tidak nyaman?" tanyanya dengan tatapan kosong.

Gue menggeleng lalu duduk disebelahnya yang sekarang sibuk menekan not piano sembarangan.
"Aku hanya khawatir... Karena aku sering melihatmu seperti itu..." kata gue.

Minhye melirik gue sebentar kemudian kenbali ke permainan pianonya.

"Saat mati lampu, kau ketakutan... Saat melihat kami berdandan hitam hitam, kau ketakutan... Bahkan saat... Aku menutup matamu, badanmu bergetar" ucap gue perlahan tapi memastikan dia mendengarnya.

Minhye tiba tiba berhenti, lagi.

Dia melirik gue lalu menghela nafas berat... Gue jadi merasa bersalah menanyakan soal ini padanya...

"Aku sendiri lupa, Hanya saja... Di kegelapan, aku takut ada orang yang akan datang tiba tiba dan membunuhku..."

Gue diam...

"Melihat kalian seperti itu, aku seakan melihat sesuatu dalam memoriku... Aku tak tau apa itu. Seseorang yang meraih tanganku dan mencengkarmnya sehingga diriku seakan ingin mati saat itu juga karena darahku berhenti mengalir... Agak aneh, tapi memang seperti itu."

Gue melirik Minhye yang merunduk,

"Soal kau kemarin... Jika aku mengedarkan pandangan, aku merasa ada yang mengawasiku..."

"Kau tau? Maksudku... He is always here, looking at me"

Gue membulatkan mata saat mendengar kalimat itu terucapkan dari bibir Minhye... Sama persis dengan yang dikatakan Appanya...

"Tapi ketika aku memutuskan untuk menutup pandanganku, aku merasa aku tidak baik baik saja. Suara suara berdatangan ditelingaku, dan seakan seseorang bisa mencekikku saat itu juga"

Gue menatap Minhye sedih, badannya bergetar sekarang... Gue perlahan meraih pundaknya dan merangkulnya membawanya kepelukan gue.

"Maaf karena telah menanyakan hal yang membuatmu tidak nyaman..." ucap gue.

"Gwaenchanha... Aku lega akhirnya bisa mengeluarkan ketakutanku selama ini..." ucapnya sambil tersenyum tipis.

Gue menggenggam tangan dia yang bersuhu dingin sekarang,

"Aku akan membantumu, aku ada setiap saat. Melindungimu dari orang yang akan membahayakanmu" kata gue.

Minhye mengangguk pelan, "Tolong... Bantu aku menyingkirkan ketakutan ini"

"Aku bersamamu" gue memeluk dia semakin erat, rasanya tak ingin dilepaskan.

Gue menatap kosong sambil memikirkan pernyataan Appanya...

"Dia sedikit punya trauma... Dan itu semua salahku"

"Salahku telah membawanya ke Jepang dan membuat ia dalam bahaya..."

Gue memejamkan mata, mencoba membayangkan yang dirasakan Minhye saat itu...

-"Suatu hari ia hilang, kami mengirim beratus ratus Bodyguard untuk mencarinya... Tak tau ia dimana..."

Everything's Not Dream〣SKZ [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang