Azri sama sekali tidak mendengar panggilan Ghania. Dia larut dalam cairan kuning yang membuatnya mabuk berat.
Saat ingin menengak kembali cairan itu Ghania langsung merebut botolnya.
Azri tentu saja hendak marah, bila perlu laki-laki itu akan membunuh seseorang yang telah merebut cairan penenangnya malam ini. Sebenarnya sudah dari 3 hari lalu dia rutin datang ke tempat ini, sekedar menghibur diri dan mencoba menyembuhkan lara hatinya.
Deg!
Azri terkejut. Dia tidak akan pernah lupa, walaupun dalam keadaan mabuk parah seperti ini. Tidak mungkin, nekat sekali. Benarkah di depannya ini adalah Ghania? Gadisnya? Bukan hayalan semata?
Pada saat itu bola mata sepasang kekasih ini saling bertubrukan. Ghania sudah tidak kuasa lagi menahan air matanya, melihat bagaimana bola mata kekasihnya begitu memancarkan kesedihan yang mendalam. Tubuh Gadis itu meluruh ke lantai, tangisanya pecah.
Mungkin di luar sangat berisik, tetapi Azri tidak lagi mendengar suara musik berdentam-dentum. Suara tangis Ghania sekarang ini mendominasi pendengarannya.
"Sayang, benar ini kamu hm? Apa yang sayangku lakukan disini. Jangan menangis sayang, kamu membuatku sakit." Tubuh Azri ikut menyusul gadisnya meluruh ke lantai. Laki-laki itu mendekap tubuh gadisnya yang bergetar.
Ghania mendongkak, menatap mata sanyu pacarnya. Dalam keadaan seperti ini pun dia bisa mengenal dirinya, Ghania paham Azri sudah jatuh terlalu dalam karenanya. Tangannya ia larikan merangkum wajah Azri, mengelus pipinya dengan halus dan mulai berkata sesengukan.
"Mas Azri pulang yuk, Ghania kangen loh. Kita peluk-pelukan di apartemen mas aja ya, Ghania ngga suka disini," lirihnya mencoba memberi pengertian.
Seperti anak kecil yang menuruti omongan Ibunya Azri mengangguk. Ghania tersenyum sendu kala di respon seperti itu. Dia mulai mengangkat tubuh pacarnya, berat sekali. Azri benar-benar berubah menjadi bocah kecil yang bergantung pada ibunya, Ghania.
Laki-laki itu meletakan kepalanya di ceruk leher Ghania, kedua tangannya memeluk Ghania dari samping. Benar-benar Ghania dibuat susah memapah pacarnya keluar dari tempat ini. Dalam keadaan seperti ini seharusnya Evano, yang mengku menjadi sahabat Azri membantunya. Entah kemana dia.
Saat sudah sampai di luar Ghania menghembuskan nafasnya lega. Di dalam sana benar-benar pengap. Matanya melihat kesana-kemari mencari mobil sedan putih milik Ibunya.
Nah itu mobilnya terparkir disebelah orang yang posisnya sedang membelakanginya. "Hm sayang baumu harum dan manis aku suka. Cium disini boleh ya." Azri meracau lagi, dia hendak mencium ceruk lehernya. Dengan panik Ghania menyingkirkan kepala pacarnya, "Mas jangan disini, kita pulang dulu aja yuk. Mas berat loh Ghania sampai ngga kuat mapahnya."
Lagi-lagi Azri mengangguk. Bahaya sekali kalau pacarnya mabuk begini. Bisa habis Ghania nanti. Buru-buru gadis itu mendekati mobil ibu-nya.
"Akhirnya luluh juga tuh orang, mana kunci mobilnya sini biar aku yang bawa." Evano merebut kunci mobil Ghania. Dia sengaja menunggu kedatangan sepasang kekasih ini disini, terlibat masalah terus menerus dengan sahabat gilanya itu membuat Evano lelah juga.
Ghania memutar bola matanya malas, enak sekali dia tidak membantu memapah pacarnya. Sahabat macam apa itu. Dengan bantuan sedikit tenaga yang masih ia miliki, Ghania memasukan pacarnya ke kursi belakang diikuti Ghania duduk disana.
Mobilnya mulai melaju meninggalkan kawasan "Club And Pub" menuju apartemen kekasihnya dengan Evano yang menyupirinya.
*****
Kali ini Evano membantunya memapah Azri menuju kamar. Dia sangat bersyukur Azri sudah tidur, jadi Ghania tidak lagi mendengar racauan pacarnya dan segala tingkah liarnya kepadanya.
"Ehm, maaf sebelumnya, kamu bisa membantu saya?" Ghania berujar kikuk. Dia menatap sahabat pacarnya disebelahnya.
Evano mengedikan kedua bahunya, "Tentu, tapi sebelumnya ngga usah formal gitu. Jadi berasa di kantor aku, kaya ngomong sama temen aja kali. Ngomong-ngomong bantuan apa?" ujarnya. Dia masih tidak percaya bahwa gadis disebelahnya ini pacar dari sahabatnya, umurnya bisa dikatakan jauh sangat muda. Hebat sekali gadis ini bisa meluluhkan hati Azri.
Berdehem Ghania mulai menjawab, "Kamu bisa jagain Azri malam ini? Aku harus pulang, takut ketahuan ibuku soalnya."
Evano hampir saja menyemburkan tawanya, mengingat pacar sahabatnya ini memang masih remaja dia tentu menyetujuinya. Evano ingin mengiyakan permintaan Ghania melihat gadis di depannya ini kelelahan dengan banyaknya keringat di dahinya serta bibirnya yang sedikit pucat. Tetapi sayangnya gadis itu tidak boleh pulang, bayi besarnya mulai melindur mencari Ghanianya kembali.
"See and listening, pacarmu sendiri yang tidak memperbolehkanmu pergi. Sekarang sebaiknya kamu yang temani Azri. Soal ibumu bisakan kamu beralasan mendadak pergi kerja kelompok. Ok kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi aku lewat ponsel pacarmu nih."
Evano memberikan ponsel Azri yang sempat di pegangnya terhadap Ghania.Setelah mengatakan itu Evano keluar dan menutup pintu kamar Azri.
Yang benar saja, Ghania tidur disini? Satu ranjang dengan Azri? Disini tidak ada sofa, masa iya Ghania mau tidur dilantai? Bisa masuk angin dong. Mau tidak mau Ghania ikut bergabung satu ranjang dengan Azri.
Tidak perlu membutuhkan waktu lama Ghania akhirnya tertidur pulas juga. Awalnya ada pembatas bantal guling di tengah-tengah tetapi Azri menyingkirkannya. Ghania tidak sadar karena sudah terlelap ke dalam alam mimpi terbukti dengan air liurnya yang tumpah keluar di sudut bibirnya, melihat itu Azri tersenyum geli, tidak merasa jijik justru Azri malah mengusapnya menggunakan jempol.
Laki-laki itu sudah tidak mabuk lagi, hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk tidur dan dia akan kembali normal.
Mendekat Azri mulai memeluk Ghanianya dari belakang, kepalanya ia selusupkan ke helaian rambut gadisnya. Harum dan Azri suka, malam ini dia benar-benar bisa tidur nyenyak.
Mengecup kepala pacarnya Azri berkata sebelum ikut menyusul Ghanianya ke alam mimpi, "Selamat malam sayangku. Aku sangat mencintaimu."
Dan kedua insan itu tertidur bersama.
-Done revisi-
Biarlah ngga nge-feel, aku selalu buat mendadak tanpa perencanaan dan sebisa mungkin alurnya ku buat ngga nyleweng dari part kemarin
Ngga bosen-bosennya aku bilang maaf kalau masih banyak typo atau kata-kata yg g pas. Ku butuh dukungan kalian guyss:')
Share ke temen kalian deh ya kalo emang like it cerita ngga jelas aku kwkwkkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Tattoes? No problem Or Problem?
RomansaRomance Rangking # 1 Age-gap (04-07-2019) # 44 Misterius (07-07-2019) #1 Misterius (15-05-2020) Apa salahnya sih punya pacar bertato? Jangan kira orang bertato itu minus semua. Pacar Ghania tidak demikian. Dia baik dengan caranya sendiri, lebi...