Bab 24

4.7K 356 23
                                    

Happy 2k pembaca, kalian luar biasa :)
Ini aku persembahkan untuk kalian yg selalu setia baca cerita Azri & Ghania. Walaupun nyatanya kalian belum muncul di komentar ceritaku. Ga apa-apa, it's oke wae, yo sup!

Happy reading

Hari ini semuanya harus selesai

Ketakutan

Ketertekanan

Tangisan

Semua, harus  disudahi, ya harus bisa!

Sekarang yang ada adalah, Ghania yang berani, Ghania yang tidak mudah di tindas oleh ke-egoisan seseorang. And, welcome to the new me!

Ghania terus saja merapalkan kata-kata itu di dalam dirinya sambil melangkah memasuki gerbang. Sapaan para temannya yang sebenarnya kenal Ghania tetapi Ghania bisa di bilang, tidak terlalu kenal. Tidak gadis itu hiraukan, bukannya sombong, Ghania hanya malas menanggapinya. Tetapi yang bisa Ghania tangkap dari indra pendengarannya, banyak juga yang bisik-bisik dengan bumbu gosip dan cekikikan. Ya Ghania tahu apa yang mereka maksud, tetapi sudah lah. Menjadi masa bodoh untuk saat ini, penting juga.

Langkah kakinya membawa menaiki tangga terlebih dahulu sebelum sampai ke tujuan utama Ghania datang kemari. Kelasnya. Saat sudah menapaki depan pintu kelasnya, para kaum laki-laki yang bisanya memang sudah nongkrong di depan pintu dan tak jarang menggodanya. Kali ini tidak berani melakukan hal itu, justru dengan otomatisnya, mereka memilih menyingkir dan membiarkan Ghania masuk.

Begini lebih baik, pikir Ghania.

Saat sudah masuk ke dalam kelas pun, dari yang Ghania dengar sebelum masuk. Suasana masih tetap riuh, tetapi kini bisa diam, senyap dengan masing-masing tubuh para temannya yang mematung bak habis melihat hantu saja.

I don't care.

Dan kembali Ghania bersikap tidak perduli. Gadis itu langsung saja mendudukan bokongnya saat sudah sampai di bangku yang tidak hanya Ghania duduki sendiri, sudah ada Suha di sebelahnya. Well, sahabatnya itu sama cengonya melihat Ghania.

Suha hampir saja teriak histeris, lebay memang! Melihat kondisi sahabatnya sendiri yang bisa dibilang, tidak baik. Tetapi mengingat bukan cuman dia saja yang terkejut atas penampilan Ghania saat ini, teman-teman sekelasnya pun demikian. Suha mengurungkan niatnya.

Lihat saja kondisi Ghania saat ini, rambut acak-acakan, berantakan seperti tidak pernah disisir, bibir tebalnya yang pucat, mata kecilnya yang kian mengecil tetapi dari sela-sela matanya, Suha bisa melihat jelas  di bola mata pinggirannya yang biasanya berwarna putih bersih kini sedikit memerah.

Yakin! Ghania sehabis menangis itu!, batin Suha. Membenarkan pikirannya.

Akhirnya, demi menuntaskan rasa penasaraannya kenapa  Ghania bisa begitu, Suha menepuk bahu Ghania pelan. Tetapi gerakan menolah Ghania yang terkesan alon-alon alias pelan-pelan itu, membuat Suha tanpa sadar menelan ludahnya susah payah. Bahkan bibirnya kelu ingin mengatakannya.

"Ada apa?" kata Ghania, suara seraknya sangat terdengar jelas di telinga Suha.

Suha menyengeir sambil mengangkat tangan kanannya membentuk huruf V. "Piss Ghania, cuman mau nanya aja. Itu kamu kenapa? Kaya ehm! Kaya... kurang enak badan atau kurang ajar, eh! Itu deh." Suha merutuki dirinya sendiri, suerr kalo sedang gugup, mulutnya tidak bisa di ajak kerja sama.

Di tanya seperti itu, Ghania hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak apa-apa. Capek! Ghani tidak mau, Suha sahabatnya tahu bahwa dia demikian, menangisi kelakukan mantan pacarnya yang luar bisa gila kemarin. Kata-katanya terus terngiang, hingga Ghania tidak mampu tidur barang se-kejap saja. Tidak lebay! Memang benar kenyataannya begitu.

Tattoes? No problem Or Problem?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang