Bab 21

4.8K 333 1
                                    

Tenang

Damai

Lautan indah yang berada di depan sana membuat gadis dengan pakain semacam dress tanpa lengan berwarna putih. Terpana akan keindahannya. Memejamkan matanya nikmat, semilir angin yang menerpa wajahnya membuat setitik senyuman ikut terbit. Ghania menyukainya. Apa lagi saat rambutnya ikut di terbangkan, melambai-lambai ke pada sang langit bahwa sekarang di sini dia bahagia, seakan bebannya ikut terangkat juga.

Kakinya yang tanpa alas, menelusuri pinggiran lautan ini, merasakan bagaimana tekstur pasir di saat melangkah.

Satu langkah...

Dua langkah...

Hingga terhitung 15 langkahnya, senyum Ghania mengembang tanpa beban.

Dan saat matahari mulai tenggelam, baru lah Ghania berhenti. Mendudukan dirinya di pasir coklat pinggiran laut. Ghania menunggu hingga sang matahari tenggelam, hilang sempurna. Senyum Ghania terus saja ada, terus sampai beberapa detik berikutnya matanya di buat melotot sempurna.

Buru-buru gadis tersebut beranjak dari duduknya. Tetapi, seakan tubuhnya terpaku di tempat itu. Ghania tidak mampu bergerak lagi, selain berdiri dengan posisi membelakangi lautan, ekspresi ketakutannya tidak dapat terelakan. Tubunya bergetar, anehnya air mata tidak ikut keluar padahal saat ini Ghania ingin sekali menangis.

Memberanikan diri Ghania menengok ke belakang, gelombang besar semakin dekat. Ghania takut.

"Tolong!"

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru, tidak ada siapa pun selain dirinya. Sekali lagi Ghania menengok ke belakang, tidak! Gelombanya sudah sangat dekat, hanya beberapa langkahnya saja, Ghania takut!

Bukan hanya takut akan ikut terlahap lautan sana, tetapi perubahan warna yang ada pada airnya. Tidak lagi sebening sebelumnya, akan tetapi, berubah menjadi warna merah pekat!

Warna darah!

Tidak! Ghania menggeleng, siapa pun. Tolong! Dan selanjutnya Ghania merasakan tubuhnya ikut tenggelam, terseret lautan darah itu, terseret jauh dan terasa sangat menyakitkan sampai napas pun sudah tidak ada lagi pada paru-parunya. Ghania akan mati!

Pikirnya, sebelum sesuatu menarik tangannya. Menariknya hingga ke tempat sebelumnya. Pinggiran laut. Ghania berusaha membuka kelopak matanya, berat dan terasa lengket. Bau anyir pun ikut menyertainya. Lalu beberapa detik berikutnya Ghania menyesal telah berususah payah membuka matanya...

Karena...

Sang penolongnya ialah...

"Tidak! Azri" teriaknya keras, dengan napas memburu serta peluh yang hampir menyebar di seluruh tubuhnya. Ghania terduduk dengan ekspresi ketakutan sangat kentara.

Apa yang terjadi padanya tadi seolah nyata, Ghania tenggelam dan berakhir tertolong laki-laki pembunuh. Jangan lupakan senyuman lebar yang sempat Ghania dapatkan. Kenapa bisa dia memimpikan Azri lagi? Setelah sekian lama.

Sudah 3 bulan. Ghania kembali menjadi gadis normal, hidup seperti semula. Sekolah, hang out bersama teman-temannya dan paling penting sebentar lagi dia akan lulus sekolah.

Selama itu Ghania berusaha melupakan Azri, melupakan semuanya dan beruntung, teror-teror yang sempat Ghania pikir akan di dapatkannya, sama sekali tidak ada. Ghania merasa bebas.

Lalu apa artinya mimpi itu? Mimpi paling meyeramkan setelah sebelumnya Ghania pernah memimpikannya.

Menggeleng, Ghania berusaha tidak memperdulikan hal itu. Yang terpenting sekarang...

Tattoes? No problem Or Problem?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang