Bab 11

6.8K 564 44
                                    

Penyesalan memang benar selalu datang belakangan dan saat ini Ghania benar-benar merasakannya. Rasanya sedih dan ingin menangis saja, rasanya marah dan ingin sekali dia lampiaskan.

Tetapi untuk apa? Ini sudah pilihannya, membiarkan logikannya berperan penting ditimbang suara hatinya yang justru melarangnya untuk tidak memutuskan hubungan yang sudah terjalin cukup lama.

Menghela nafas berat Ghania menumpukan kepalanya diatas meja, saat ini dia sedang berada di dalam kelas. Hari-harinya kini benar-benar membosankan, bosan dibuat sendiri. Terserah ini memang kesalahannya.

Suha datang membawa dua botol minuman perisa, gadis itu sengaja membeli dua dan tentunya satu untuk sahabatnya yang sedang terkulai tidak ber-semangat di atas meja.

"Nih diminum supaya badanmu kembali bersemangat lagi." Suha menyodorkan minumannya yang langsung di terima Ghania ogah-ogahan.

Gadis yang masih setia diposisinya itu sedikit menyunggungkan sudut bibirnya. "Terima kasih ya," ucapnya lesu.

Suha menangguk dan mulai meminumnya begitupun dengan Ghania yang bangkit dari rebahan dan mulai menengak minuman berperisa itu dengan rakus. Emosinya dia lampiaskan terhadap minuman, tetapi alhasil bukannya merasa lega Ghania justru tersedak.

"Uhuk!"

Suha panik melihat Ghania tersedak sampai-sampai airnya keluar dari hidung. Dia menepuk-nepuk punggung sahabatnya berusaha membuatnya membaik.

"Astaga Ghania minumnya pelan-pelan aja dong. Kamu nih suka banget ceroboh!" ucapnya tegas.

Butuh waktu sekitar 5 menit untuk membuat Ghania berangsur-angsur membaik. Beberapa murid di kelaspun ikut menyaksikannya tetapi tidak berusaha membantunya, entahlah mereka lebih suka menonton orang yang sedang kesusahan mungkin. Hanya satu diantara kelas ini selain Suha yang bersimpati terhadap-nya, Singgih.

Laki-laki itu tiba-tiba saja datang dan ikut menepuk-nepuk punggungnya membuat Ghania otomatis berhenti terbatuk, kaget tentu saja. Orang yang jarang berkomunikasi bahkan bersosialisasi di dalam kelas bertindak demikian terhadapnya, lagi untuk yang kedua kalinya.

"Suha lebih baik kamu bawa Ghania ke UKS aja, biarkan dia ber-istirahat disana," katanya perhatian.

Mendengar itu Ghania langsung menggelengkan kepalanya tidak setuju, masalah sepele seperti ini saja sampai dibawa ke UKS. Ghania tidak selemah itu. "Ngga usah, aku udah ngga papa kok. Makasih udah perduli, sebentar lagi masuk juga," tolaknya membuat Singgih mau tak mau mengangguki keputusan Ghania dan kembali lagi ke tempat duduk laki-laki itu.

Melihat itu Suha tentu saja menyengir kuda melihat keanehan yang terjadi antara Ghania dan Singgih. "Asik, kemarin-kemarin dia nolongin kamu di perpus eh sekarang dia mau nolongin kamu yang lagi ter-sedak gini. Hm apakah ada sesuatu yang terjadi diantara kalian?" godanya sambil menaik turunkan kedua alis tebal miliknya.

Ghania dengan mukanya yang merah padam serta nafasnya yang sedikit tersenggal karena insiden tadi mengangkat kedua bahunya tidak perduli. "Ngawur kamu ini. Udah diem pak galak-nya udah datang tuh."

Dan benar saja pak galak yang Ghania sebut adalah gurunya, dengan kumis panjang melintang serta tubuh gempal nan pendek itu memasuki kelasnya.

*****

Ghania dan Suha berjalan beriringan keluar dari kelas, jam pelajaran terakhir sudah selesai sekarang waktunya para murid saling berdesak-desakan dan berbondong-bondong keluar meninggalkan wilayah sekolah. Adapun yang masih menetap disini sebab mengikuti kegiatan tambahan seperti ekskul atau hanya sekedar duduk-duduk saja.

"Kamu dijemput ibumu kan? Atau sekalian bareng aku aja deh yuk." Suha menyodorkan helem bogonya terhadap Ghania, setiap harinya Suha memang selalu membawa motor ke sekolah.

Ghania menggeleng. "Ngga usah deh ibuku katanya mau jemput nih, beliau WA aku barusan," tolaknya, memang benar begitu ibu-nya hendak menjemputnya. Siapa lagi? Laki-laki yang dulu sempat menjadi supir kesayangannya sudah dia jauhkan atas kemauannya sendiri.

"Oh gitu, yaudah deh aku pulang duluan ya daa...." Suha melambai.

Ghania membalas dengan melambai juga. "Daa...."

Perlahan tapi pasti motor sahabatnya mulai menjauh dan menghilang diantara pengendara lainnya.

Dan sekarang Ghania sendiri duduk di semacam tempat duduk bersemen. Sambil menunggu kedatangan ibunya Ghania membaca novel yang belum rampung dia baca, bab-nya sangat banyak. Masih ingat cerita tentang laki-laki bertempramental tinggi mencintai si gadis pendiam, iya ini buku pemberian mantan kekasihnya yang tebalnya bisa dijadiakan bantal.

Ghania tidak mau mengembalikannya terhadap sang mantan, sayang sekali. Dia juga sudah kaya mana mau menerima buku bekas.

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, novel yang sedang ia baca sudah sampai 5 halaman. Terbukti bahwa sudah lama Ghania duduk disini menantikan kedatangan ibunya lama.

Ghania mengecak jam tanggannya. "Haduh udah mau sore lagi ibu jadi jemput ngga sih?" Gadis itu gelisah sendiri, lebih baik tadi dia mau saja menerima tawaran Suha pulang bersama.

Kini dia jadi serba salah sendiri, ingin memesan ojek online tetapi takutnya ibunya datang kemari.

Gadis itu mau tak mau menunggu ibu-nya sedikit lebih lama dan Ghania kembali duduk ditempat semula, hendak karena belum sempat terjadi tiba-tiba mulutnya di bekap sesuatu.

"Mhhh!!"

Ghania berusaha memberontak, menghindari apapun yang membuat pernapasannya tersendat, entah bau apa ini rasanya benar-benar menusuk hidung dan tidak lama kemudian tubuh-nya melemas serta kesadarannya perlahan-lahan mulai terenggut. Kegelapan menyelimutinya. Ghania pingsan di dekapan seseorang.

"Selamat tidur sayang," ucapnya mesra sambil mengelus pipi Ghania dari belakang.

Dan dengan sangat hati-hati laki-laki dengan pakaiannya yang serba hitam itu memasukan gadisnya ke dalam mobil BMW mewah miliknya. Mulai menjalankan mobilnya meninggalkan wilayah sekolahan dengan seringaian puas yang sangat jelas terpatri di bibirnya.

Azri melirik Ghania yang tersandar disampingnya dengan keadaan pingsan, dengan tega Azri membiusnya. Masa bodoh! Dia tidak perduli kalau caranya ini salah. Yang terpenting laki-laki itu sudah bisa mendapatkan kembali Ghanianya bersamanya.

"Sudah cukup beberapa hari ini kita tidak saling berhubungan sayang. Waktu bebasmu sudah habis, sekarang waktunya kamu untuk kembali lagi bersamaku tidak untuk saat ini atau tahun-tahun kedepannya tetapi untuk selamanya!"

Segini dulu aja deh ya:)
Yang bikin greget bin gemeshh sesuk wae yo aku lagi ndak tau deh:D

Semoga paham, semoga nge-feel semoga kalian suka dan semoga kalian pun juga cinta sama cerita ini hwhhw!

#freshStoryAsAlways

Tbc

Tattoes? No problem Or Problem?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang