Begining

5.6K 280 12
                                    


Yuta hanya pemuda perantauan yang terkadang keras kepala dan terlalu acuh pada yang terjadi di sekelilingnya, tapi bukan berarti Yuta memang tidak memperhatikan sekelilingnya. Ia hanya tidak menunjukkan apa yang sebenarnya ia rasakan, bukan tidak peduli tetapi terlalu lelah untuk meluruskan salah paham yang selama ini telah melekat padanya.

Pemuda pecinta takoyaki itu menghela nafas, ia melihat jam di pergelangan tangannya sebelum kembali mendesah lelah. Bulan februari baru saja dimulai,  yang berarti bahwa udara dingin masih menyelimuti daratan korea. Dan dengan bodoh nya ia keluar tanpa mengenakan jaket musim dingin dan hanya menggunakan kaos lengan panjang.

" kau bodoh Yu,  dia tidak akan datang seperti biasanya"

Guman Yuta pelan,  ia menengadahkan tangannya. Menikmati udara dingin yang semakin menjadi. Ada gemuruh tertahan di dalam dadanya.

" aku tidak berharap banyak pada hubungan ini, tapi setidaknya berikan aku waktu untuk sedikit saja merasakan perasaan diterima…sekali saja"

Tidak ada jawabannya suara deru angin yang menerpa wajahnya.

Yuta kembali mendesah saat merasakan ponselnya bergetar, ia merasa sudah menjadi hal wajar.

" yeo--"

" kau ada dimana?  Aku sangat lelah setelah berbicara dengan pelatih,  pulanglah aku tidak akan datang"

Wajah pemuda asal Jepang itu masih sama, datar dan penuh dengan perasaan lelah. Bahkan seseorang yang menelfonnya sama sekali tidak memberikan jeda untuknya menjawab pertanyaan yang ia lontarkan, seakan pertanyaan itu hanya formalitas tidak berarti untuk dirinya.

" eum,  baiklah"

Tanpa mengatakan apapun panggilan itu terputus,  Yuta menghela nafas sejenak lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas setelah mengirim pesan pada manajernya jika ia ingin pergi ke suatu tempat dan akan kembali tepat waktu besok pagi.

.

.

Pemandangan daratan seoul terlihat begitu Indah dari atas bukit, Yuta tidak tahu bukit apa yang ia daki hingga ia bisa melihat Namsan tower dari jauh. Kakinya membawanya untuk terus melangkah ke atas dan ke atas, ia tidak lagi merasakan dingin setelah terpaksa membeli hot pack di jalan sebelum naik ke atas bukit.  

“ kapan ini akan berakhir?? Aku lelah, apa aku harus menyerah dan pergi?”

Guman Yuta sambil duduk di batu dan menekuk kakinya.

Pluk

Sebuah jaket tebal tiba-tiba menghangatkan tubuh kurusnya, membuat ia mengangkat kepalanya. Seorang pemuda dengan lesung pipi di kedua pipinya mengulurkan segelas kopi yang dapat Yuta pastikan berasal dari termos yang ada di tangan kirinya.

“ kau bisa mati kedinginan jika tetap berada di sini dengan keadaan seperti itu”

Yuta mengangguk,  ia juga mengucapkan kata terima kasih dalam bahasa ibunya sebelum mengganti dengan bahasa korea formal.

Pemuda itu menarik tangan Yuta dan memasangkan jaket tebal miliknya di tubuh Yuta. Sedikit kebesaran memang tapi cukup menggemaskan melihat Yuta terlihat tenggelam oleh jaketnya.

Keduanya lalu duduk bersama menikmati udara dingin dini hari, pemuda yang duduk di samping Yuta bersyukur karena membawa jaket tambahan tadi,  jadi sekarang dirinya tidak kedinginan walau sudah memberikan jaketnya untuk Yuta pakai.

“ saat aku kemari,  itu berarti aku sedang ada masalah dan ingin melarikan diri. Jadi aku rasa kau tidak berbeda, Nakamoto Yuta? Benar kan?”

Yuta mengangguk,

“ kau tahu namaku sunbae?”

“ hmm,  kau cukup terkenal karena menjadi satu-satunya orang Jepang yang SM Ent.   perkenalkan untuk boyband barunya. Dan dari yang aku lihat kau adalah orang asli Jepang pertama yang menjadi idol di negeri ini”

Ucapan itu diangguki Yuta dengan pelan,  karena pada kenyataannya memang demikian. Ia pun tidak pernah menyesali keputusannya untuk merantau ke negeri tetangga dan meninggalkan tempat kelahirannya.

Waktu terus berjalan dengan cepat,  Yuta menikmati pemandangan pagi hari dimana ia duduk bersama orang asing yang sebenarnya tidak asing untuknya. Hingga tanpa sadar matahari mulai beranjak naik.

“ kajja aku akan mengantarmu pulang.. “

“ eh?? “

“ kau belum memiliki lisensi menyetir di korea kan? Kajja”

Di dalam mobil, Yuta memilih untuk diam dan berpikir bagaimana kedepannya untuk dirinya dan juga masa depan hubungannya.

" jangan menjadi lemah hanya karena kau orang asing. Jangan jadi lemah hanya karena kau berbeda. Urusan pribadimu, kau bisa membuangnya jauh-jauh jika itu mengganggumu. Lihat dirimu, kau berada di tempatmu sekarang ini bukan untuk alasan pribadi yang mengganggumu bukan? Kau tahu? Tidak mudah untuk berada di tempatmu saat ini, jika kau sedikit saja melepaskan fokusmu maka deretan panjang orang-orang yang siap merebut posisimu akan dengan senang hati mendepakmu dari tempatmu sekarang..”

DEG

Ucapan dari seniornya itu membuat otak Yuta mendadak menjadi kosong.

“ nah sudah sampai, berhati-hatilah dengan langkahmu. Na Yuta”

Turun dari mobil Yuta kembali dengan tatapan kosong, berjalan menuju ruang latihan dimana mungkin teman-temannya akan datang sekitar 1 atau 2 jam kemudian mengingat waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi dan latihan akan dimulai pukul 9 pagi.

“ Tujuanku? Mimpiku? Untuk apa aku ada disini?”

Semua berputar-putar di kepala Yuta.

“ Alasan aku berada disini?”

Yuta masih saja berguman dengan menggunakan bahasa ibunya, hingga ia tiba di dalam ruang latihan yang ia yakini sebagai ruang latihan legendaris yang biasa digunakan oleh para senior perusahaan berlatih.

“ ruangan ini…”


.

.

.

.

Hiii kali ini Taeyu hadir hahahaha
Ooh aku lahi mabuk Taeyu 😆😆😆😆

Mohon partisipasinya yaaaaa
Byee see yaa

😘😘

How To Get You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang