Aku menyerah untuk memberikan seluruh duniaku padamu
Aku menyerah untuk menjadi tidak berarti dalam duniamu
Aku menyerah untuk menjadikanmu seluruh duniaku
Aku harap kau tidak akan kembali untuk membawaku kedalam mimpi yang telah kau hancurkan. Kare...
Hayo siapa yang nunggu kelanjutan Story ini??? Angkat tangan!
Warning : Tolong jangan baca kalau kamu lagi makan, tenggorokanmu bakalan sakit
Thanks buat yang udah nunggu, aku menunggu saran kalian untuk next Chap jadi jangan sungkan untuk memberikan ide, Ok?
Happy Reading
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" We must accept all, nothing can be perfect as we want or imagine. There's begin, there's ending. There's happiness, There's also have sadness that never will be forget. I'm sorry to you, i'm so sorry can't protect you "
.
.
.
Dokter cantik itu menatap pemuda mungil yang kini menatapnya dengan air mata membasahi pipi mengabaikan ponsel yang tergeletak mengenaskan di lantai. Sungguh keadaan pemuda mungil yang jika mereka bertemu dalam keadaan baik-baik saja ingin ia bawa pulang dan ingin ia jodohkan dengan anaknya di rumah sekarang tidak baik-baik saja.
" ini tidak benar... dokter???"
Tangan mungil yang bahkan lebih mungil dari tangan sang dokter itu terarah mencoba meraih lengan dokter cantik yang sedang berusaha mencari kata yang pas untuk mengatakan sesuatu yang sungguh tidak akan pernah ia ingin katakan pada siapapun .
" a.. "
Suara dokter itu tertahan oleh suara pintu yang dibuka dan ditutup dengan tergesa-gesa.
" dokter! Janinnya harus segera diangkat, tekanan darah pasien mulai menurun drastis. Jantungnya juga tidak baik-baik saja, semakin lama maka darah akan naik ke saluran arteri menuju jantung dengan kapasitas berlebihan dan itu akan semakin berbahaya untuk ibu... "
Perawat itu menoleh pada si mungil, ia menyodorkan beberapa kertas.
" tolong..."
Member NCT itu menggeleng tidak percaya, bagaimana mungkin ia bisa menandatangani sesuatu yang bahkan bukan miliknya dan bukan menjadi haknya, terlebih ini tentang hidup dan mati orang lain. Ia menatap sang dokter dengan linangan air mata di manik bening khas asia itu.
" kau harus melakukannya, aku akan memanggil dokter penanggungjawab kakakmu. Tidak apa, Winkeu memang sudah tidak bisa diselamatkan 1 jam setelah kau membawanya kemari"
" aku... "
" Huang Renjun, kita tidak punya banyak waktu untuk Yuta"
Mendengar nama lengkapnya diucapkan, akhirnya dengan gemetar sosok mungil itu meraih pena yang disodorkan ke arahnya oleh perawat. Dengan gemetar ia membubuhkan tanda tangan atas nama dirinya untuk apapun penanganan yang akan dilakukan dokter.