Aku menyerah untuk memberikan seluruh duniaku padamu
Aku menyerah untuk menjadi tidak berarti dalam duniamu
Aku menyerah untuk menjadikanmu seluruh duniaku
Aku harap kau tidak akan kembali untuk membawaku kedalam mimpi yang telah kau hancurkan. Kare...
Jangan berharap banyak untuk Chapter ini Cz chapter ini hanya sekedar tebar hint ok???
Chap ini ga penting, jadi skip aja dan tunggu next nya di chapter depan
.
.
Happy Reading
.
.
.
"I hate to say it but it never felt quite right. When I'm pointing fingers and holding the knife i just want to tell you for stand around and stare at the night in my side. We're only happy when we turn out the lights, I never told you it was going to be this way, I only said enough to get you to stay"
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
Hyuggu menoleh pada anaknya yang menatap khawatir pada pintu. Bungsu Lee itu tetap mengarahkan pandangan ke arah pintu kamarnya dan Yuta, ingin sekali membuka pintu kamarnya dan memaksa masuk ke dalam karena Taeyong tahu istrinya tidak benar-benar mengunci pintu kamar mereka. Semarah apapun Yuta tidak akan mengunci diri lebih dari satu jam, ia tahu batas dirinya sendiri. Semboyan jika ia tidak ingin mati konyol sendirian selalu Yuta pegang dan selalu Yuta ingat.
" ini salahku eoma...aku bersalah"
Guman Taeyong pelan.
" sayang--"
BRUUUKK
" YUTA?? !!"
Panik, Taeyong langsung membuka pintu kamar nya diikuti ibunya yang juga mengekor di belakang. Kamar yang biasanya rapi kini terlihat seperti kapal pecah, namun bukan itu fokus Taeyong. Dia mencari dimana istrinya karena sungguh banyangan tentang istrinya terluka sangat mengganggunya.
