.
.
2010, Osaka, Jepang
.
.
Udara dingin dan suasana bising di ruangan VVIP sebuah rumah sakit ternama Osaka itu kini telah berubah sunyi untuk waktu yang cukup lama. Dokter dan beberapa perawat yang menjadi kepercayaan untuk merawat harta dari keluarga millyader pun telah pergi setelah melakukan tugasnya menyisakan anggota keluarga dari pasien mereka.
Seorang remaja duduk di atas ranjang dengan kepala menunduk, tangan kirinya terpasang jarum yang menghubungkan dirinya dengan dua kantung berharga sebagai penyambung nyawanya.
" nak, apa yang kau inginkan akan Tousan kabulkan asalkan tidak bermain bola dan membuatmu kelelahan.. Ku mohon, kita harus segera memberi penanganan khusus untukmu"
Pria paruh baya itu menatap penuh damba pada sosok yang masih saja tidak ingin mengangkat kepalanya. Sosok yang menjadi kebanggaannya selama ini.
" bola adalah temanku, hanya karena aku bermain bola aku memiliki teman. Hanya dengan bermain bola orang-orang tidak menganggapku lemah.. "
" tidak ada yang menganggapmu lemah sayang, Kaasan mohon"
Kali ini seorang wanita yang duduk di samping ranjang pemuda itu memohon, menggenggam tangan kurus anak lelakinya dengan lembut kembali mencoba membujuk anak lelakinya.
" aku ingin sendiri.. "
" nak"
" ku mohon"
.
.
Desember 2010, Osaka-Jepang
.
.
Remaja laki-laki itu berdiri memandang langit luas, sudah lama sekali ia tidak bisa menghirup udara bebas seperti yang ia lakukan sekarang, ia mengayunkan kakinya berjalan perlahan menuju ke pembatas. Ia bisa melihat gedung pencakar langit dari ketinggian yang hampir serupa, pemuda itu juga bisa melihat sebuah gedung yang ia ketahui sebagai miliknya berada tidak jauh dari gedung tempatnya berpijak.
"Outotou!! Kau benar-benar membuatku marah!!!"
Seorang perempuan dengan rambut terikat rapi berlari ke arah sang adik, wajah mereka hampir sama persis meski berbeda gender dan umur.
" Outotou!! "
Ingin diperhatikan oleh adik lelakinya, perempuan itu menarik lengan sang adik meneliti jika tidak ada yang terjadi pada adik kesayangannya. Ia memeluk adiknya, menenggelamkan wajahnya di pundak sang adik yang tingginya hampir menyamai tinggi sang kakak. Perempuan itu menangis mengusap punggung adiknya. Sungguh jika ia bisa, ia ingin menggantikan posisi adiknya untuk menerima kesakitan yang ia alami, namun yang bisa ia lakukan saat ini adalah untuk selalu bersama dengan adiknya.
" menangislah, neechan disini. Neechan tidak akan meninggalkanmu, akan selalu di sisimu..."
Awalnya tidak ada yang terjadi hingga akhirnya sang adik membalas pelukan sang kakak dan suara isakan itu menyusul seiring berjalannya waktu.
" kenapa harus aku??? Aku bahkan belum memberikan yang terbaik untuk kalian, hiks. Aku bahkan selalu merepotkan kalian dengan penyakitku, hiks. Aku ingin menyerah neechan... "
Sang kakak menggeleng, ia akan melakukan apapun untuk adiknya. Bukan hanya dirinya, namun kedua orang tua mereka pun akan melakukan hal yang sama dengan apa yang akan ia lakukan untuk kebahagian sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get You
FanfictionAku menyerah untuk memberikan seluruh duniaku padamu Aku menyerah untuk menjadi tidak berarti dalam duniamu Aku menyerah untuk menjadikanmu seluruh duniaku Aku harap kau tidak akan kembali untuk membawaku kedalam mimpi yang telah kau hancurkan. Kare...