Raden Kuning langsung terkulai lemas. Pangeran Arya Mataram menyalurkan tenaganya untuk menetralisir tenaga semesta yang sempat menguasai kesadaran keponakannya itu. Wajah yang semula berwarna putih pucat tersebut perlahan mulai memerah pertanda aliran darahnya telah normal kembali. Pangeran Arya Mataram menghentikan penyaluran tenaga dalamnya.
“Aiiih, mengapa tenagamu seperti ini?”Pangeran Arya Mataram berseru kaget.
Ketika ia menghentikan penyaluran tenaga dalamnya, ada tenaga liar dari tubuh Raden Kuning yang memaksa tenaganya tetap terhubung. Tidak berhenti sampai disitu saja, tenaga dingin dalam tubuh Raden Kuning mencoba menerobos masuk ke dalam tubuh pewaris keraton Djipang itu. Pangeran Arya Mataram langsung memejamkan matanya. Ia menghirup tenaga dari semesta dan mengumpulkan di dada. Tenaga dalamnya berubah menjadi dingin. Seketika tenaga inti bumi yang disalurkannya hilang digantikan dengan tenaga semesta. Dengan merubah penyaluran tenaganya, tenaga liar dari dalam tubuh Raden Kuning berhenti menyerangnya.
“Astaghfirullah....., ada tenaga aneh dalam tubuhmu, Ngger. Jahat sekali tenaga itu. Kalau tak salah perkiraanku, itu adalah tenaga dalam dari orang-orang asing itu. Jangan engkau pergunakan tenaga semestamu, karena ada tenaga jahat yang menjadi parasit dalam tubuhmu saat ini.” Pangeran Arya Mataram bergumam sendiri seraya menghentikan penyaluran tenaga dalamnya.
Berhentinya penyaluran tenaga dalam dari Pangeran Arya Mataram membuat Raden Kuning tersadar. Ia kemudian menghentikan pelatihan tenaga semestanya. Ia kaget saat melihat ada Pangeran Arya Mataram di dalam biliknya.
“Maafkan aku, Yang Mulia. Apakah gerangan yang membawa Yang Mulia menghampiri saya di bilik ini?”
“Engkau nyaris salah melatih tenaga dalammu, Ngger. Beruntung aku mendapat firasat buruk tentangmu sehingga aku menjemgukmu. Ada tenaga asing yang kutaksir merupakan tenaga milik orang bersorban rambut yang pernah terserap tenagamu dan saat ini menjadi parasit dalam tubuhmu. Ingatlah pesanku ini, Ngger. Janganlah engkau memaksa untuk segera menguasai tenaga semesta karena akibatnya nanti akan berbahaya bagi tubuhmu. Biarlah batinmu saat ini diisi dengan pemahaman tentang ilmu kehidupan. Yakinlah, jika memang milik, nantinya engkau bisa segera memiliki kepandaian kembali.”
Raden Kuning hanya terdiam saja ketika Pangeran Arya Mataram berlalu dari hadapannya. Ia duduk kaku di atas pembaringan. Terlihat sekali jika dirinya masih sangat terpukul dengan keadaannya sekarang. Setelah sempat duduk diam termenung, laki-laki pilih tanding itu akhirnya merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata. Meskipun dalam keadaan tertidur, namun penjagaan atas Raden Kuning tetap dilakukan.
Pangeran Arya Mataram memerintahkan prajuritnya untuk berjaga dan mengawasi Raden Kuning di depan biliknya. Terlihat dua orang prajurit Djipang yang berjaga mengawasi orang yang pernah menjadi pimpinan pasukan khusus yang bertugas menjaga Pangeran Arya Mataram tersebut.
Sementara itu di buritan kapal, tiga prajurit pilihan keraton Djipang yakni Bujang Jawa, Punggawa Tuan dan Kedum baru sadar dari pingsannya. Ketiga prajurit yang baru mendapatkan tenaga dalam inti bumi dan tenaga kawedar dari Raden Kuning itu merasakan tenaga mereka bertambah dan langkah kaki mereka enteng. Dengan tambahan tenaga sakti milik Raden Kuning itu, tiga prajurit Djipang telah meningkat pesat kepandaiannya hingga sulit dicari lawan tandingnya di kalangan sesama prajurit Djipang. Jika sebelumnya saja kepandaian mereka telah tinggi, dengan tambahan tenaga milik Raden Kuning, mereka telah memiliki dasar untuk mempelajari ilmu sangkan paraning dumadi yang selama ini hanya diwariskan kepada kerabat keraton saja.
***
(Bersambung)
Vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Kuning, Panglima Bayangan (Kisah Pelarian Arya Mataram di Palembang)
Fiksi SejarahDi ujung keruntuhan kerajaan Demak, Raden Arya Penangsang tewas. Adik kinasihnya Pangeran Arya Mataram dititahkan merawat keturunan dengan mencari suaka di bumi leluhur Palembang. Dalam pelariannya, ia ditemani abdi setia, Raden Kuning, Punggawa Tua...