Deklarasi Keraton

1K 45 0
                                    

Suara hewan jangkrik mewarnai rapat petinggi keraton Palembang malam itu. Ki Gede Ing Suro diminta oleh Pangeran Arya Mataram untuk memimpin rapat sekaligus menyampaikan maksud dan tujuannya menyambangi tempat kediaman para pelarian keraton Djipang tersebut.

“Izinkan saya untuk menyampaikan pandangan-pandangan kami tentang keraton Palembang, Yang Mulia Pangeran. Sebagaimana titah Yang Mulia, saya telah mengambil alih tampuk pimpinan di Palembang dan telah membatasi kekuasaan saudagar China anak keturunan Shi Jinqing. Kami juga sudah melatih ribuan pasukan terdiri dari masyarakat sekitar untuk memperkokoh keraton yang didirikan di Kuto Gawang. Menurut saran dari Suma Banding, dan Bujang Jawa, akhirnya kami mengutus Punggawa Kedum untuk menghadap Yang Mulia. Kami merasa saat ini sudah saatnya untuk mendeklarasikan berdirinya Keraton Palembang. Keyakinan saya menjadi lebih kuat setelah melihat bahwa Raden Kuning yang dalam keadaan lupa pun telah menghimpun kekuatan di sepanjang perairan Sungai Musi. Untuk itu, saya persilakan semua yang hadir sekarang untuk memberikan pendapatnya.” Ki Gede Ing Suro langsung menyampaikan perihal restu mendeklarasikan keraton Palembang.

“Saya dan Bujang Jawa serta Punggawa Kedum telah membicarakan hal ini jauh-jauh hari. Dan kami telah sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Ki Gede Ing Suro barusan,” ujar Suma Banding. Bujang Jawa dan Punggawa Kedum menganggukkan kepalanya tanda setuju.

“Untuk mendirikan suatu kerajaan, memang diperlukan restu dari yang dituakan. Sebelumnya Yang Mulia Pangeran Arya Mataram telah berbisik kepadaku agar kembali menuntaskan janji lama di Tuban. Aku juga akan menghadap Eyang Kyai untuk meminta restu tentang berdirinya kerajaan Palembang kepadanya. Tetapi menurutku, dapat atau tidak restu dari Pulau Jawa keraton Palembang harus segera dideklarasikan.” Raden Kuning menyampaikan pendapatnya dengan semangat.

“Baiklah jika begitu. Aku akan memberi restu. Tetapi sebelumnya aku minta Suma Banding mempersiapkan kitab hukum Piyagem Pangeran Ing Djipang sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan. Titik beratkan hubungan keraton dengan masyarakat dengan memberlakukan hubungan kesejajaran. Pemerintahan keraton dapat mengutip pajak, tetapi penggunaannya dilakukan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Hanya dengan begitu Keraton Palembang dapat kuat di dalam dan di luar. Siapkanlah dua purnama depan aku sendiri yang akan datang ke Palembang melantik Ki Gede Ing Suro sebagai raja Palembang.” Pangeran Arya Mataram menutup rapat malam itu.

“Sebentar Yang Mulia. Agar tidak menjadi ganjalan di kelak kemudian hari, aku menawarkan jabatan sebagai raja Palembang kepada Raden Kuning.” Pernyataan Ki Gede Ing Suro mengejutkan semua yang hadir.

(Bersambung)

Raden Kuning, Panglima Bayangan (Kisah Pelarian Arya Mataram di Palembang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang