Tiba-tiba Dingin

567 32 2
                                    

Ting tong ting tong

Bunyi bel rumah Salsha terdengar oleh orang orang yang berada di dalam rumah, tepat nya sekarang mereka sedang sarapan bersama di meja makan.

"Biar Bibi aja ya yang buka." Kata Bi Sasa ingin beranjak dari tempat duduk tetapi Salsha menahan nya." Nggak usah Bi, biar aku aja yang buka."
Salsha beranjak dari duduk nya sedangkan Bi Sasa kembali duduk. Ia berjalan untuk membuka kan pintu nya dan ternyata itu Iqbaal, orang yang dibalik pintu dan bel yang di tekan.

"Happy mensiv 5 month sayang." Ucap Iqbaal sambil menyerah kan satu buah coklat chunkybar.

"Ih apaan sih lo nggak kaya biasa nya banget ngerayain mensiv." Ketus Salsha tidak nyaman dengan perlakuan Iqbaal yang seperti ini.

"Kalau nanti orang rumah tau gimana coba?!" Lanjut nya. Belum Iqbaal menjawab, Ayah Salsha teriak bertanya."Cha siapa?" Dan di balas teriakan juga oleh Salsha." Iqbaal Yah."

Setelah berteriak, Salsha membawa Iqbaal ke depan garasi agar obrolan nya tidak di terdengar oleh Pak Iwan yang sedang berada di ruang tamu.
Entah lah perlakuan Salsha membuat Iqbaal sangat kecewa, diri nya mencoba so sweet dalam hubungan tetapi perlakuan nya justru di tidak suka kan oleh Salsha.

"La emang gue ngelakuin ini salah ya? Ngebuat lo nggak nyaman? Terus kalau keluarga lo tau lo malu gitu? Kenapa sih lo jadi berubah gini? Lo tuh ngga bisa ngehargain gue sedikit aja." Ketus Iqbaal mengeluarkan unek-unek yang ada di hati nya sedari tadi.

Salsha terdiam, tidak enak hati telah memperlakukan seperti ini.

"Kenapa diam sih La, jawab." Lanjut Iqbaal.

"Baal, gue benar minta maaf banget, gue khilaf sumpah. Gue nggak bermaksud kaya gini, gue lagi sensi, maaf Baal." Jawab Salsha mengeluarkan puppy eyes nya, tetapi Iqbaal tidak peduli. Iqbaal mematah kan coklat dan langsung membuang ke tempat sampah yang ada di sebelah garasi, lalu pergi ke rumah nya meninggalkan Salsha yang sekarang terdiam.

"Neng lagi ngapain?" Tanya Pak Iwan bingung melihat Salsha berdiam diri.
Dan dibalas gelengan kepala oleh Salsha, ia kemudian masuk kembali ke rumah, tepat nya ke kamar untuk mangambil tas. Setelah dari kamar ia turun ke ruang makan untuk pamit ke kedua orang tua nya dan Bi Sasa.

"Cha kok buru buru banget, makan mu belum di habiskan kok udah mau berangkat?" Tanya Bunda nya keheranan.

"Nggakpapa Bun, Salsha udah kenyang. Kalau gitu aku pamit ya." Salsha mencium punggung tangan orang tua nya dan Bi Sasa. Kemudian kembali menemui Pak Iwan yang sedang memanaskan mobil.

"Pak ayo berangkat." Kata Salsha dan langsung di angguki oleh supir nya itu.

Diperjalanan menuju Sekolah, Salsha terus kepikiran dengan Iqbaal, perasaan bersalah nya terus menghantui sampai sampai ada ide muncul di otak nya.

"Pak berhenti di minimarket depan ya." Minta Salsha dan Pak Iwan langsung menuju minimarket itu dan memarkir kan mobil nya di parkiran.

Buru-buru Salsha turun dari mobil dan langsung memasuki minimarket itu. Ia membeli sebuah coklat berbentuk hati dan terdapat sebuah kertas berbentuk hati juga di atas nya.

Setelah membeli coklat itu, kemudian ia kembali menaiki mobil. Pak Iwan kembali mengendarai mobil, sedangkan Salsha menuliskan sesuatu di kertas yang ada di atas coklat.

Tak terasa kini mobil sudah berada di depan sekolah nya, Salsha pamit kepada Pak Iwan dan langsung turun dari mobil.
Untung saja ia berangkat sangat pagi sekali, bahkan siswa siswi belum terlihat, Salsha berlari menuju kelas, bukan kelas nya melainkan menuju kelas Iqbaal untuk menaruh sebuah coklat yang ia beli tadi ke kolong meja milik Iqbaal.

(rain)Bow🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang