"Salsha." Panggil seseorang saat Salsha sedang berjalan di koridor sekolah.
Merasa dipanggil nama nya, ia pun menoleh dan mendapati Ara yang nafas nya terengah-engah.
"Oh iya Iqbaal mana?" Tanya Ara to do point.
"Iqbaal di skorsing seminggu." Jawab Salsha datar.
Sebenarnya Ara tahu jika Iqbaal mendapat skorsing, tapi yang ia tahu bahwa Iqbaal hanya di skorsing satu hari, lalu mengapa sekarang seminggu. Apa Salsha berbohong? Pikir nya.
Saat Rara hendak bertanya lagi namun Salsha sudah pergi begitu saja tanpa pamit. Hal itu membuat Ara berdecih.
"Songong banget sih tu anak."
Lain hal nya dengan Salsha yang kini telah sampai di kelas. Ia sengaja meninggalkan Ara tanpa pamit. Karena Ara pasti akan menanyakan hal lebih tentang Iqbaal yang membuat Salsha tak nyaman.
"Eits Sal, muka lo kok udah ditekuk gitu sih?" Sapa Steffi saat Salsha menduduki kursi yang ada di sebelah nya.
Salsha tidak menjawab, ia justru melipat kedua tangan nya di atas meja dan menelungkupkan kepala nya.
"Eh di lo ngapain disini?" Tanya Steffi karena Aldi yang berstatus kekasihnya tiba-tiba berada dihadapan Steffi.
Aldi tidak menjawab, ia justru langsung menarik tangan Steffi dan mengajak nya menuju kantin untuk mengisi perut nya yang kosong.
Sedangkan Salsha kini masih dengan posisi yang sama dan ia sudah memasuki alam mimpi namun tidak jadi karena datang nya Ferell yang mengganggu nya.
"Salsha.." panggil Ferell ditelinga nya. Membuat si empunya nama menoleh.
"Ajarin gue matematika dong. Habis ini kan ulangan matematika."
Salsha sempat menolak, namun rasa bersalah nya muncul yang telah diam-diam mencari tau tentang Ayah baru Ferell. Ia mendongak menatap manik mata mantan nya itu dan melalui mata nya mencoba meminta maaf tapi tak kunjung bisa diucapkan dari mulut nya.
Ferell yang ditatap seperti itu hanya bingung dan mengerutkan dahi nya.
"Sini gue ajarin.. Mana yang lo ga ngerti?" Tanya nya sambil meraih buku yang ada di tangan Ferell.
Seulas senyum senang tercetak di bibir Ferell, ia kemudian duduk di bangku yang ada disebelah Salsha. Lalu menunjukan angka dan rumus yang ia tidak mengerti.
"Oh ini... Jadi ini cara nya dikali silang, baru di bagi, kalau udah tau hasil nya jangan lupa buat di-" ucapan Salsha menggantung saat melihat Ferell yang tersenyum terus menatap nya dan tak memperhatikan rumus yang ia ajarkan.
"Rel."
Tidak ada jawaban.
"Rel." Panggil nya lagi dengan suara nada yang lebih keras.
"Eh iya Sal maaf, iya tadi sampai mana? Oh jadi ini yang ditambahin?" Kata Ferell sambil menunjuk ke arah angka yang ada dibuku.
Dikeluarkan nya nafas secara kasar dari mulut Salsha. Mencoba sabar buat menghadapi mantan nya ini. "Lo tadi ga dengerin gue?"
"Hehe maaf Sal. Gue ngerasa tenang aja ngeliat muka lo."
Salsha menaikkan sebelah alisnya. Ia tak mengerti apa yang dimaksud Ferell.
"Mamah gue kaya sakit gitu Sal, gue bingung harus apa?"
"Kalau sakit, kenapa ga dibawa ke rumah sakit. Gue yakin kok, Mamah lo bisa sembuh."
"Iya masalah nya Mamah gue bukan sakit fisik, tapi kaya sakit mental sejak kemarin Papih tiri gue talak dia. Dan gue bingung harus apa...."
Air mata Ferell hampir jatuh, namun ia buru-buru menghapus karena takut dilihat Salsha.

KAMU SEDANG MEMBACA
(rain)Bow🌈
RomanceBerawal dari putus cinta terhadap mantan kekasih nya, Salsha tidak ingin mengenal sebuah cinta lagi untuk beberapa waktu kedepan, sehingga ia memutuskan untuk bersikap dingin terhadap lelaki. Lalu Iqbaal datang berhasil meluluhkan hati nya yang memb...