Bahagia

323 27 3
                                    

Mereka melihat mobil yang tak asing, di depan rumah Iqbaal.Dengan buru-buru Iqbaal berlari masuk, diikuti oleh Salsha. Dan ternyata mobil itu milik...Sigit - Ayah Iqbaal

Langkah Iqbaal dan Salsha terhenti diruang tamu. Karena Bunda, Ayah dan Teh Ody sedang berkumpul disana. Dengan posisi Lastri sedang duduk di sofa sambil menangis memeluk Ody yang di samping nya, sedang kan Sigit bertekuk lutut dihadapan mereka.

"Bunda." Panggil Iqbaal. Bukan hanya Bunda nya saja yang menoleh tetapi Ody dan juga Sigit ikut menoleh ke suara tersebut.

"Baiklah jika semua nya sudah kumpul. Sebelum saya sangat sangat menyesal Lastri telah menikah lagi tanpa sepengetahuan kamu dan anak-anak. Saya tau perlakuan keji saya ngga bisa dimaafkan, tetapi saya hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Saya harap kamu bisa memaafkan perbuatan saya. Saya janji Lastri, akan melakukan apapun, bahkan saya sudah janji kepada diri saya sendiri, jika kamu memaafkan atau tidak memaafkan nya saya, saya akan tetap menceraikan istri kedua saya. Maafin saya Lastri..." Ucap Sigit dengan isak tangis yang mereka semua dengar.

Belum ada jawaban dari Lastri, ia sedari tadi justru merintihkan air mata nya terus dipelukkan Ody. Hingga akhirnya Ody mengeluarkan suara. "Sudah cukup. Anda liat sendiri kan, Bunda saya tidak bisa berkata-kata lagi, itu tanda nya ia tidak akan memaafkan anda. Sudah lebih baik anda tinggalkan tempat ini. Pergi!!" Teriak Ody di akhir kata nya.

"Saya memang pantas diperlakukan seperti ini oleh anak kandung saya sendiri, bahkan perlakuan ini belum sebanding sama rasa sakit kamu Lastri. Baik saya akan pergi, tapi satu hal yang harus kamu tau, saya masih mencintai kamu dan anak-anak. Saya tidak sama sekali mencintai dia, karena jujur saya hanya tergiur dengan harta yang dia punya. Sekarang saya sadar, bahwa harta itu bisa kita cari sama-sama dan harta yang paling berharga adalah keluarga."

Setelah itu Sigit pergi beranjak berdiri dan melangkah ingin pergi. Tetapi tangan nya ditahan oleh Lastri, ia langsung berdiri dan memeluknya. Sigit pun langsung membalas pelukan itu.

"Maafin saya Lastri." Ucap Sigit diiringi isak tangis nya.

"Saya sudah memaafkan kamu Mas." Ucap Lastri juga dengan isak tangis nya.

Sigit melepaskan pelukannya, ia menghapus air mata sang istri. "Jangan nangis lagi, laki-laki dihadapan kamu ini ga pantas buat kamu tangisi. Saya lega mendengar kamu memaafkan saya. Saya janji bakal pergi dari kehidupan kalian. Karena saya ga pantas Lastri..." Lagi-lagi Sigit terjatuh dan bertekuk lutut dihadapan istri nya.

"Cukup mas. Kamu ga boleh pergi, kamu harus disini bersama saya dengan anak-anak melanjutkan kehidupan. Tapi apa kamu siap membuka lembaran baru dan tidak mengulangi kesalahanmu?" Tanya Lastri mantap.

"Jika kalian memberikan kesempatan. Saya janji tidak akan mengulangi kesalahan saya dan saya siap membuka lembaran baru bersama kalian. Saya janji dan akan membuktikan itu." Jawab Sigit mantap, diri nya dibantu oleh Lastri untuk berdiri.

"Bunda, apa Bunda yakin? Kenapa Bunda dengan gampang nya maafin Ayah?" Tanya Ody yang sedari tadi diam mendengarkan percakapan dua insan tersebut.

Lastri berjalan ke Ody, memegang kedua bahu Ody untuk meyakinkan.
"Bunda akan memberikan kesempatan buat Ayah dan Bunda sudah memaafkan nya. Hidup itu tak selama nya berjalan lurus, ada kala nya hidup itu berliku. Kamu tau kenapa? Karena supaya kita dapat berteman dengan masalah, dan kita dapat hikmah dalam setiap masalah untuk bekal hidup kita yang lebih baik kedepan nya. Tuhan aja sangat membuka lebar pintu maaf dan kesempatan bagi hamba nya yang ingin berubah menjadi lebih baik. Kamu ngerti kan maksud Bunda?"

(rain)Bow🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang