Memburuk

282 10 0
                                    

Saat Ferell sedang menunggu Salsha siuman. Tiba-tiba Ara datang dan langsung menarik tangan nya menuju ke depan uks.

"Eh Rell, nggapapa kan kalau gue kirim foto lo lagi pelukan sama Salsha waktu itu di kelas ke Iqbaal." Ucap Ara to do point.

Mata Ferell membulat sempurna, ia tak menyangka ternyata diam-diam Ara memotret diri nya dengan Salsha, apalagi sampai dikirim ke Iqbaal.

"Gila lo ya Ra, ternyata diam-diam lo motret gue. Oke ga masalah kalau itu, tapi yang masalah kenapa lo kirim itu ke Iqbaal, yang ada nanti dia murka sama gue."

Ara tertawa sekilas kemudian ia menampilkan raut aura jahat nya.
"Lo tenang aja Rell, sebenernya gue motret juga waktu Salsha meluk lo di depan rumah lo. Dan gue kirim itu juga, jadi Iqbaal ga akan murka ke lo aja, pasti dia juga murka ke Salsha. Gue yakin, dia bakal mutusin Salsha."

"Bener juga lo. Eh tapi kalau Iqbaal mutusin Salsha, gue ga bisa bales dendam dengan cara nyulik Salsha dong?" Tanya Ferell tidak yakin.

"Kata siapa?" Tanya balik Ara. "Kalau kita nyulik Salsha, ga mungkin dong Iqbaal ga nolongin dia percaya deh sama gue, ya walaupun udah ga jadi pacar tapi rasa khawatir itu pasti masih ada."

Ferell mengangguk setuju, kemudian ia menoleh sedikit ke dalam uks yang ternyata Salsha sudah tersadar dengan posisi ingin duduk.

"Eh Ra, mending lo balik sekarang. Salsha udah sadar." Ucap Ferell tanpa menunggu jawaban dari Ara, ia langsung meninggalkan nya dan membantu Salsha untuk duduk.

Saat posisi nya telah benar-benar sempurna duduk, Salsha tersadar bahwa tadi ada yang membantu nya. Dengan cepat ia langsung menoleh ke orang yang membantu nya.

"Ferell, lo ngapain disini?" Tanya Salsha terheran.

Sedangkan yang ditanya tidak menjawab, ia justru menuju meja untuk mengambil air mineral dan diserahkan ke Salsha.

"Nih minum.." Ferell menyodorkan air mineral yang sudah dibuka kehadapan Salsha, dan Salsha menerima air mineral tersebut.

Terlihat jelas bahwa wajah Salsha pucat pasi, namun gadis itu menunjukan seolah-olah ia tidak apa-apa.

"Bentar Sal, lo tunggu sini jangan kemana-mana." Tegas Ferell yang kemudian meninggalkan Salsha sendirian didalam uks dengan seribu kebingungan.

Karena ingin mengusir kebingungannya, Salsha merogoh saku rok nya  mengeluarkan benda pipih dan memainkannya.

"Kok 3 hari ini Iqbaal ga ngabarin gue? Kalau gue yang ngabarin duluan takut ganggu. Oh apa mungkin dia lagi asik sama keluarga nya kali ya. Hmm ya udah deh gue ga usah ganggu, lagian dia besok pulang." Salsha bermonolog sendiri sembari menaik turunkan room chat nya dengan Iqbaal.

Setelah itu ia mematikan ponsel nya dan menunggu Ferell datang.

"Sekarang Iqbaal lagi apa ya? Gue kangen berat sama Iqbaal, eh apaan sih Sal, kok lo jadi lebay gini. Ga ga ga." Lagi-lagi ia bermonolog sendiri sambil bergulat dengan pikiran nya.

Tiba-tiba ia terkekeh saat mengingat perlakuan Iqbaal yang romantis, suka jahil dan emosian. Tunggu, kenapa nama Ferell sekarang muncul di benak nya. "Eh bentar, ngapain juga coba gue nungguin Ferell? Udah ah mending gue ke kelas."

Salsha beranjak berdiri dari brankar, dan berjalan ke arah keluar uks. Namun saat di ambang pintu, Ferell datang dengan membawa sesuatu, tangan kanan nya membawa air mineral dan tangan kiri nya membawa kantong plastik yang berisikan nasi goreng.

"Lo mau kemana Sal?" Tanya Ferell.

"Ohh ahh itu mau ke... Kelas iya mau ke kelas." Jawab Salsha gugup bak terciduk satpol pp.

(rain)Bow🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang