Kesempatan

553 29 2
                                    

"..." Salsha hanya diam dan tidak membalas.

"Gimana La?" Tanya Iqbaal sekali lagi.

"Maaf Baal, tapi gue ngga mau nerima resiko lagi." Jawab Salsha dengan was-was.

Iqbaal meyakin kan Salsha kembali, bahwa diri nya benar benar tidak ingin membuat Salsha kecewa." Kasih saya kesempatan La."

"Kasih saya kesempatan Laa." Ucap nya sekali lagi.

Salsha memejamkan mata nya, seolah-olah ia sedang berpikir. Apakah benar Iqbaal ingin memperbaiki semua nya? Apa benar Iqbaal masih sayang? Atau Iqbaal hanya ingin mempermainkan nya? Yaa Ia takut semua nya seperti pelangi, yang indah hanya sesaat. Yang indah setelah air hujan datang lalu beranjak tak indah lagi setelah keindahan warna pelangi itu memudar.

Setelah berpikir ia membuka mata nya kembali dan mulai menatap Iqbaal." Lo serius?"

"Iya gue serius La."

Salsha melihat lebih dalam mata Iqbaal, mencari suatu kebohongan yang Iqbaal sembunyikan. Namun semua nya Nihil, ia sama sekali tidak melihat kebohongan di mata Iqbaal.

Di tarik nya nafas dalam-dalam dan mulai mengeluarkan nya pelan pelan lalu ia berkata kepada Iqbaal." Iya Baal gue mau."

Empat kata itu sukses membuat Iqbaal tak percaya. Ada perasaan senang di hati nya yang tidak bisa dijelaskan. Sekarang gadis yang ada di hadapan nya ini milik nya kembali, dan ia harus selalu menjaga agar tidak membuat gadis nya ini kecewa.

" Makasih La, gue janji, gue nggak akan ngecewain lo." Ucap Iqbaal

"Hemm senja ini sebagai saksi bisu ya Baal. Tapi seharusnya lo nggak usah janji, lo hanya perlu buktiin itu ke gue dan senja." Kata Salsha

****

Pagi ini Siswa dan Siswi SMA Dharma Bhakti terheran heran melihat sosok ketua osis baru berjalan beriringan bersama mantan pacar nya.
Disepanjang koridor mereka tidak henti-hentinya berbisik bisik tentang mereka yang membuat Salsha berjalan sambil menunduk.

" Itu Salsha ngapain jalan sama Iqbaal."

"Salsha mantan Iqbaal kan."

"Cewe gatel ngedeketin Ketos baru."

"Itu apa-apaan pake pegangan tangan."

Begitulah bisikan dari sebagian orang yang Salsha dengar, dan ya Iqbaal berjalan beriringan sambil menggandeng tangan Salsha.

Salsha mencoba melepaskan tangan nya, tapi Iqbaal tidak melepaskan justru ia mengencangkan genggaman nya.

Hingga tiba akhir nya mereka sampai di depan kelas Salsha." Baal, gue masuk dulu ya"

"Semangat belajar nya." Ucap Iqbaal sambil mengusap-usap kepala Salsha yang membuat pipi Salsha memerah.

"Ih itu pipi nya jangan merah, gemesin jadi mau cubit." Iqbaal pun mencubit pipi Salsha yang membuat si empu nya pipi meringis kesakitan.

"Apaan sih Baal, sakit tau. Udah ya gue masuk, bye." Ucap Salsha yang kemudian memasuki kelas.

Di sisi lain ada orang yang memperhatikan Iqbaal dan Salsha sedari tadi. Orang tersebut kemudian mengepalkan tangan nya yang menandakan ia kesal. Langsung saja ia pergi dan menemui Ferell yang sedang berada di kelas nya.

"Iqbaal ngapain sih sama Salsha kaya gitu?" Batin Ara geram

"Ferell ikut gue, gue mau ngomong." Pinta nya kepada Ferell. Ferell yang sedang duduk pun beranjak dan berjalan mengikuti Ara.

(rain)Bow🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang