Skorsing

293 25 1
                                    

Entah mengapa, pagi-pagi sekali Iqbaal sudah mengajak Salsha ke kantin. Iqbaal memesan 2 nasi goreng dan 2 teh hangat untuk diri nya dan Salsha. Sekarang mereka berdua sedang menyantap makanan di tengah kantin yang terbilang masih cukup sepi.

"Eh Baal, tau ga sih tadi Bunda udah masakin buat gue. Dan itu makanan kesukaan gue, eh tiba-tiba lo nya datang ngajakin be-." Cibiran Salsha terpotong ketika tangan Iqbaal mengusap sudut bibir Salsha yang terdapat sebutir nasi. Salsha merasa seperti de javu. Pernah mengalami saat bersama Ferell dan Kak Rama.

"Kalau makan jangan kaya anak kecil. Bikin gemes tau ga." Ucap Iqbaal yang sukses membuat pipi Salsha memanas.

"Pipi nya ga usah merah gitu dong, jadi makin gemes pengen cubit kan."

Salsha menepis tangan Iqbaal yang siap ingin mencubit pipinya. Karena cubitan Iqbaal itu sakit loh guys, kata nya:v

Lagi-lagi Iqbaal tertawa melihat tingkah Salsha."Hehehehe, lo tu lucu banget. Oh iya tau ga gue ngajak lo berangkat pagi-pagi kenapa?" Tanya Iqbaal dan Salsha hanya mengangkat bahu nya pertanda tidak tahu.

"Ya karena gue mau makan berdua sama lo."

"Lah kok gitu sih? Kan dirumah gue juga bisa." Protes Salsha tak terima.

"Beda lah, kan kalau disini sepi. Bisa jailin lo, kalau dirumah lo kan ada Bunda lo otomatis gue ga bisa jailin lo, nanti yang ada dimarahin hehe."

Ia tak menggubris jawaban Iqbaal.

Seketika Iqbaal mengusap lembut tangan kiri Salsha yang ada di meja, membuat si empu nya mengerutkan dahi.

"Makasih ya La. Lo udah mau jadi pedenger gue, dengerin cerita gue, kasih nasehat ke gue. Karena berkat lo kemaren, gue bisa baikan sama Ayah."

Salsha menghentikan aktivitas makan nya, ia menatap Iqbaal dan mengunci tatapan nya.

"Sama-sama. Lagian kita pacaran kan bukan hanya untuk saling suka, saling cinta. Tapi untuk saling menyemangati, saling mendukung, saling melindungi, dan juga saling membantu."

Iqbaal terpesona dengan kata-kata yang di ucapkan Salsha. Sekarang ia makin yakin bahwa gadis didepan nya ini tak akan ia biar kan lepas.

Iqbaal mengusap lembut rambut Salsha."Ututu pacar gue kok jadi puitis gini sih. Gue janji La, bakal jaga kepercayaan lo, bakal ada buat lo, bakal ngelindungin lo."

"Lebay lo. Iya gue percaya Baal. Jangan cuma janji doang tapi buktiin oke."

"Oke cantik. Oh ya La lo tau ga, hari ini Ayah mau mengurus surat-surat perceraian sama Ibu nya Ferell."

"Berarti perkataan Ayah lo itu bener-bener nepatin janji nya sendiri ya Baal. Dan gue yakin sejauh apapun Om Sigit pergi tapi hati nya tetep kembali buat Tante Lastri."

"Iya bener La, sekarang ragu gue udah mulai berkurang."

"Nah gitu dong. Lo tau ga, anak monyet aja itu percaya sama mak bapak nye."

Iqbaal memicingkan mata nya."Oh jadi lo nyamain gue sama monyet?"

"Dih siapa bilang? Kan gue cuma kasih tau, dan ga bilang lo kaya monyet hahaha."

"Au ah" ucap Iqbaal mengerucutkan bibir nya.

Seketika Salsha tertawa, dan Iqbaal pun tersenyum melihat Salsha tertawa.

Mereka tak sadar karena sekarang suasana kanti sudah mulai agak ramai. Di sana terlihat Ara kesal melihat Iqbaal tersenyum ke arah Salsha.

Tiba-tiba ada yang menghampiri Iqbaal."Iqbaal ikut saya ke ruang BK." Ucap Pak Imam yang langsung pergi tanpa pamit, membuat mereka berdua mengerutkan dahi nya bingung.

(rain)Bow🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang