Happy reading
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.****
"Kak,kakak dimana?" teriak Arrabelle yang masih memejamkan matanya dengan menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Bahkan keringat sudah membasahi seluruh tubuh Arrabelle. Tak lupa Arrabelle pun mencengkram kuat selimut yang berada di dekatnya.Sedangkan Arrayan yang baru saja membuka pintu kamar Arrabelle, langsung berlari mendekat ke arah Arrabelle saat mendengar teriakkan Arrabelle yang memanggil kakaknya itu.
"Arrabelle kamu kenapa?" Tanya Arrayan khawatir dan langsung duduk di pinggir kasur samping Arrabelle.
"Kakak,jangan tinggalin aku!" Teriak Arrabelle lagi, bahkan saat ini air mata Arrabelle menetes, dengan posisi Arrabelle yang masih memejamkan matanya.
"Hey sayang bangun." panggil Arrayan sambil menepuk pipi Arrabelle pelan. Sungguh Arrayan sangat khawatir saat melihat Arrabelle dengan kondisi seperti ini, apalagi saat Arrabelle meneteskan air matanya,dan itu membuat hati Arrayan tak tega melihatnya.
Arrabelle terus saja bergumam memanggil kakaknya. Sampai pada akhirnya Arrayan mengangkat kepala Arrabelle,dan memindahkannya di paha Arrayan. Arrayan terus saja menyadarkan Arrabelle untuk membuka matanya, dengan sesekali mengecup kening Arrabelle
"Arra,bangun sayang! Ini aku Rayan." Panggil Arrayan tepat di telinga Arrabelle.
Beberapa menit akhirnya tangis Arrabelle mereda,dan dengan perlahan Arrabelle membuka matanya. Saat membuka matanya Arrabelle melihat wajah tampan Arrayan yang tengah memasang wajah penuh kekhawatirannya.
"Kamu kenapa na-" belum sempat Arrayan bertanya pada Arrabelle. Arrabelle langsung menghamburkan tubuhnya pada Arrayan dan memeluk Arrayan erat.
"Aku takut." Lirih Arrabelle dengan tubuh yang masih bergetar,dan semakin erat memeluk Arrayan.
"Ssst,gak usah takut! Ada aku di sini." Ucap Arrayan lembut sambil mengelus punggung Arrabelle.
Namun bukannya tenang, Arrabelle malah terisak dan meneteskan air matanya hingga air mata Arrabelle terjatuh di bahu Arrayan,dan Arrayan menyadari jika bahunya basah, akibat tetesan air mata Arrabelle.
Sontak Arrayan melepaskan pelukannya dan menatap Arrabelle. Hal yang pertama kali Arrayan lihat adalah wajah cantik Arrabelle yang memerah dengan penuh air mata. Hal itu membuat hati Arrayan sakit,saat melihat orang tersayangnya menangis.
"Kenapa nangis?" Tanya Arrayan bingung, dengan menghapus air mata Arrabelle menggunakan ibu jarinya. Tak lupa Arrayan pun merapikan rambut Arrabelle yang sedikit berantakan itu.
"Aku mimpi buruk Rayan, aku takut, aku gak ma..." Ucap Arrabelle terpotong saat Arrayan menempelkan jarinya di bibir Arrabelle.
"Sttt, ngomongnya nanti ajah. Sekarang kamu mandi biar wangi. Terus sarapan, aku tunggu di bawah oke." Ujar Arrayan dengan mengecup singkat kening Arrabelle.
Arrayan tidak kuat jika melihat Arrabelle kembali menangis lagi,dan itu akan berdampak buruk pada kesehatan Arrabelle. Maka dari itu Arrayan menyuruh Arrabelle untuk menceritakannya nanti saja, setelah sarapan.
Sedangkan saat ini wajah Arrabelle tengah memerah malu, karena perlakuan Arrayan barusan saat mengecup keningnya dengan sangat lembut. Agar tidak terlihat oleh Arrayan jika saat ini wajah Arrabelle memerah, langsung saja Arrabelle turun dari atas kasurnya dan berlari menuju kamar mandi.
"Arra jangan lari!" Peringat Arrayan. Namun tak di hiraukan oleh Arrabelle. Arrabelle melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi dan menutup pintunya dengan sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION LOVE (End)
Teen FictionArrabelle Kanza Adira, gadis cantik yang penuh dengan keceriaan di setiap harinya. Ia bersekolah di negara Prancis bersama kekasihnya yang bernama Arrayan Nero Ardiaz. Namun suatu kejadian menimpa Arrabelle yang di mana kakak perempuan yang berada d...