"Lula." Gumam Raka sambil menatap wajah Arrabelle. Dan masih dapat di dengar oleh Arrabelle.
"Lula?" Kening Arrabelle mengkerut. Apakah ia salah dengar dengan ucapan Raka barusan. Atau memang benar Raka menyebut nama Lula?
Segera sadar Raka menghilangkan hayalannya. Dan menggelengkan kepalanya cepat.
"Tadi kamu bilang apa?'' tanya Arrabelle memastikan. Ia takut salah dengar dengan ucapan yang Raka sebut barusan.
"Ah,bukan apa-apa. Lupain ajah.", Jawabnya sambil mengibaskan tangannya.
Arrayan hanya mengangguk-angguk kepalanya saja. Tetapi di dalam hatinya Arrabelle ingin sekali menanyakan hal tadi lebih dalam lagi. Entah mengapa rasa penasarannya timbul tentang Raka dan nama yang di sebut Raka barusan.
Apakah nama tersebut berhubungan sama kakaknya?
Segera cepat Arrabelle menghilangkan pikiran buruknya. Mana mungkin seorang Raka kenal dengan kakaknya. Apalagi saat di lihat penampilan Raka sepertinya ia tipikal cowok yang susah bergaul. Dan mana mungkin ia bisa mengenal kakaknya yang memiliki sifat pendiam dan irit bicara itu.
Saat Arrabelle ingin menanyakan hal penting kepada Raka. Tiba-tiba suara bell berbunyi.
Kring
Dan sepertinya Arrabelle menunda pertanyaan yang ada di dalam benaknya ini. Mungkin nanti jika ia bertemu lagi dengan Raka.
"Gue pamit dulu ya. Udah bell soalnya." Pamit Raka. Arrabelle hanya menganggukkan kepalanya sambil melihat punggung Raka yang mulai keluar dari ruangan perpustakaan.
Setelah Raka keluar dari perpustakaan. Arrabelle juga bangun dari duduknya dan segera menyimpan buku yang sempat ia baca tadi. Lalu pergi meninggalkan perpustakaan menuju kelasnya.
Suasana kelas sudah sangat terlihat ramai oleh murid-murid. Arrabelle menghampiri bangkunya yang berada di pojok kelas.
Namun saat ia melihat bangkunya. Ternyata Caca sudah duduk manis di tempat duduk samping Arrabelle.
Caca yang melihat Arrabelle berjalan menghampirinya. Langsung saja berlari mendekati Arrabelle lalu memeluknya erat.
"Arra!" Pekik Caca dengan wajah cerianya.
"Caca,ngapain teriak-teriak gitu?" Tanya Arrabelle berbisik sambil melihat sekeliling kelasnya.
Arrabelle takut jika teman-teman kelasnya menatap ke arah Arrabelle dan Caca. Dan Arrabelle yakin jika teman-teman sekelasnya melihat pasti Arrabelle akan mendapatkan hinaan lagi.
"Ih,Caca kan kangen sama kamu." Manjanya.
"Tapi gak usah teriak-teriak Ca. Malu di liatin yang lain." Peringat Arrabelle. Sambil berjalan beriringan menghampiri tempat duduknya. Di ikuti Caca dari belakang.
"Biarin di liatin yang lain juga. Caca gak peduli!"
Arrabelle memutar bola matanya malas. Baru dua hari ia mengenal Caca. Kini sifat aslinya sudah terlihat. Caca sepertinya mempunyai sifat manja kepada siapapun. Dan di tambah ia juga memiliki ketidakpedulian kepada sekelilingnya. Terutama orang yang Caca kenal dekat.
Tetapi Arrabelle sangat bersyukur mendapatkan teman seperti Caca ini. Walaupun begitu ia memiliki hati yang tulus dan apa adanya.
"Oya Arra,gimana kamu udah siap kan buat nyanyi kan?" Tanya Caca memastikan kalau Arrabelle sudah siap dengan lagu yang ingin mereka nyanyikan di depan teman-teman kelasnya.
Arrabelle menjawab dengan menganggukkan kepalanya sekilas sambil tersenyum manis.
"Udah ca." Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION LOVE (End)
Teen FictionArrabelle Kanza Adira, gadis cantik yang penuh dengan keceriaan di setiap harinya. Ia bersekolah di negara Prancis bersama kekasihnya yang bernama Arrayan Nero Ardiaz. Namun suatu kejadian menimpa Arrabelle yang di mana kakak perempuan yang berada d...