Setelah Arrabelle membasuh wajah di kamar mandi, Arrabelle segera membangunkan Arrayan yang masih tertidur pulas di atas sofa.
"Rayan bangun!" Panggil Arrabelle sambil menepuk wajah kekasihnya pelan.
"Rayan ayok kita makan dulu." Panggilnya lagi. Namun masih tak ada pergerakan dari Arrayan. Sehingga membuat Arrabelle berdecak kesal.
"Rayan ih bangun,ayok kita makan aku udah laper nih,emang kamu mau aku gak makan cuma gara-gara kamu gak bangun!" Kesal Arrabelle pada Arrayan yang masih tertidur.
Sontak Arrayan langsung bangun dan membuka matanya. Sejujurnya Arrayan sudah bangun saat Luna datang ke sini. Tapi Arrayan ingin tahu bagaimana cara Arrabelle membangunkan dirinya. Namun saat Arrabelle berkata jika ia tidak makan tanpa dirinya dengan cepat-cepat Arrayan membuka matanya. Arrayan tidak mau jika Arrabelle harus melewatkan makan malamnya hanya karena dirinya.
"Iya Arra,aku bangun kok." Ucap Arrayan dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Yaudah cepet cuci muka,terus kamu turun,aku tunggu di bawah." Ucapnya yang masih sedikit kesal dengan Arrayan.
"Bareng ajah turunya,kamu tungguin aku di sini. Jangan kemana-mana!" Ujar Arrayan lalu bangkit dari duduknya dan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar.
Setelah selesai membasuh wajahnya. Arrayan melihat Arrabelle yang masih duduk di sofa.
"Ayok!" Ajak Arrayan pada Arrabelle yang tengah asik memainkan ponsel yang berlogo apel itu.
Arrabelle mendongakkan kepalanya. Lalu dengan segera Arrabelle bangkit dari duduknya dan menghampiri Arrayan. Kemudian mereka berdua keluar dari kamar menuju lantai bawah yang di mana Luna dan Wira sudah menunggunya di ruang makan.
Sesampainya mereka di ruang makan. Luna dan Wira menatap anak dan calon menantunya dengan senyum manisnya.
Pasalnya sekarang tangan Arrayan masih terus saja menggenggam tangan Arrabelle, seakan Arrayan lupa jika saat ini sedang berhadapan dengan calon mertuanya.
Seakan tersadar dengan ekspresi wajah dari kedua orang tuanya. Arrabelle dengan cepat melepas pegangan tangan dari Arrayan dan segera duduk di kursi samping Mamahnya Luna. Sedangkan Arrayan duduk di samping Wira. Sehingga Arrayan dan Arrabelle duduk dengan berhadapan.
"Kamu masih lemas Arra?" Tanya Luna pada Arrabelle.
"Udah gak Mah,aku udah seger lagi kok." Jawabnya dengan nada ceria seperti biasanya.
"Syukur deh kalo udah sembuh. Berarti hari ini rencana mamah buat ajak kamu jalan-jalan bisa dong." Ucap Luna dengan semangatnya. Sedangkan Arrabelle yang masih belum tahu tentang rencana Luna hanya mengerutkan keningnya bingung.
"Jalan-jalan kemana mah?"
"Kita jalan-jalan ke mall ya sayang,mamah udah kangen banget gak jalan-jalan sama kamu. Nanti kita di sana belanja sepuas kamu. Gimana mau kan?" Pinta Luna sambil menatap wajah anaknya dengan tatapan memohonya.
Melihat wajah Mamahnya yang memohon dan sangat semangat seperti itu. Arrabelle tidak tega jika ia harus menolaknya. Dan sejujurnya juga Arrabelle sudah sangat lama berbelanja bareng bersama mamahnya ini. Dan seingat Arrabelle mungkin saat ia masih menginjak kelas tiga SMP dulu bersama dengan kakaknya Lula.
Namun saat ia mengingat kenangan bersama kakaknya, Arrabelle kembali memasang wajah murungnya.
"Kenapa Arra? Kamu gak mau ya." Tanya Luna dengan nada lesunya.
"Gak kok mah, aku cuma keinget sama kak Lula ajah,dulu waktu kita belanja bareng pasti selalu bertiga. Tapi sekarang cuma kita berdua." Ucap Arrabelle dengan air mata yang mulai mengembang di pelupuk matanya.
Tangan Luna terulur mengelus punggung Arrabelle lembut. Memberikan ketegaran untuk anaknya ini. Jujur saja Luna juga sangat merindukan momen seperti dulu. Namun mau bagaimana lagi. Jika takdir Alula sudah seperti itu.
Luna juga sama rapuhnya dengan Arrabelle. Namun Luna tidak akan memperlihatkan kerapuhannya di depan anaknya ini. Karena jika ia ikut-ikutan rapuh,maka siapa yang akan memberikan ketabahan dan sandaran untuk anaknya ini.
"Kata siapa kita berdua,kita rame-rame kok belanjaannya." Ucap Luna dengan senyum cerianya.
"Sama siapa?" Tanya Arrabelle.
"Arrayan,sama Papah. Ya kan Pah?" Ucap Luna sambil menatap suaminya dan mengedipkan matanya beberapa kali. Agar Wira mengerti akan pergerakan dari Luna,dan mau pergi ke mall sama-sama.
"Eh iya, papah juga ikut kok." Sahut Wira.
"Beneran Pah? Bukannya papah paling anti sama yang namanya mall ya?" Tanya Arrabelle yang masih tidak percaya bahwa Papahnya akan ikut pergi ke mall. Pasalnya Wira paling anti dengan yang namanya keramaian apalagi Mall. Bahkan dari Wira kenal dengan Luna di masa muda pun,ia tidak pernah sama sekali mengantar istrinya berbelanja di tempat ramai itu. Dan mungkin ini pertama kalinya Wira akan menginjak tempat perbelanjaan itu.
"Bener sayang,abis makan kita siap-siap ya. Setelah itu kita langsung cus berangkat ke mall." Jawab Wira dengan berpura-pura semangat,agar anaknya tidak curiga dengannya.
"Yeeey, akhirnya aku bisa pergi ke mall rame-rame." Teriak Arrabelle dengan sangat senang.
Sedangkan Arrayan yang sedari tadi memperhatikan Arrabelle yang sangat kegirangan untuk pergi ke mall bersama-sama,ia ikutan tersenyum juga melihat Arrabelle tersenyum seperti itu.
"Udah-udah ayok cepetan di makan, makanya nanti keburu dingin." Ujar Luna pada Arrabelle, Arrayan dan Wira.
Kemudian mereka berempat memakan dengan sangat khitmat tanpa ada percakapan lagi di antara mereka.
~~~~
Setelah selesai memakan, Arrabelle buru-buru naik ke atas tangga menuju kamarnya untuk mengganti baju,dan sedikit memoles wajahnya dengan penampilan Arrabelle yang aslinya. Tanpa ada kacamata,tompel dan gigi palsu di badannya.
Sedangkan Arrayan ia sedang mengganti baju di kamar tamu, samping kamar Arrabelle. Dan sebelumnya Arrayan sudah menyuruh kepada supirnya untuk mengantarkan baju Arrayan ke rumah Arrabelle.
Setelah selesai Arrayan mengganti baju, Arrayan segera bercermin dan menyisir rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah selesai Arrayan segera menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuhnya. Sehingga terciumlah wangi parfum khas Arrayan. Dan barulah Arrayan keluar dari kamar menuju kamar Arrabelle.
Namun saat ia ingin keluar dari kamar. Tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada telpon masuk di ponselnya. Saat di lihat siapa yang menelponnya ternyata Alex,dengan segera Arrayan mengangkat telpon tersebut.
"Apa?" Tanya Arrayan to the point.
"Gue dapet info tentang kejadian Arrabelle yang pingsan di rumah Raka itu." Ucap Alex di sebrang sana.
"Info apa?" Tanya Arrayan.
"Orang yang bikin Arrabelle pingsan itu ternyata ada di salah satu preman-preman yang gue pukul itu." Ucap Alex.
"Jaga mereka jangan sampe mereka lolos,nanti gue dateng ke markas,buat bunuh cowok sialan itu." Ujar Arrayan dingin dengan tangan yang terkepal kuat.
"Oke."
Tut
Setelah itu sambungan terputus. Arrayan menghembuskan nafasnya sejenak, setelah di rasa emosinya sudah menghilang barulah Arrayan keluar dari kamar dan menemui kekasih tercintanya.
Mungkin Arrayan tidak akan memberitahu pada Arrabelle. Jika ia sudah menemukan siapa pelaku yang hampir memperkosanya
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION LOVE (End)
Ficção AdolescenteArrabelle Kanza Adira, gadis cantik yang penuh dengan keceriaan di setiap harinya. Ia bersekolah di negara Prancis bersama kekasihnya yang bernama Arrayan Nero Ardiaz. Namun suatu kejadian menimpa Arrabelle yang di mana kakak perempuan yang berada d...