Sesampainya Arrayan di rumah keluarga Adira. Arrayan segera turun dari mobilnya dan menggendong tubuh Arrabelle yang tengah terlelap dalam tidurnya. Arrayan tidak tega membangunkan gadisnya ini. Terlebih saat melihat wajah Arrabelle yang sangat pucat dan berantakan seperti itu.
Sungguh Arrayan tidak tega melihat keadaan Arrabelle saat ini. Rasanya ingin sekali Arrayan membawa Arrabelle langsung ke rumah sakit. Namun kedua orang tua Arrayan dan Arrabelle menyuruhnya untuk merawat Arrabelle di rumah saja,di bandingkan dengan rumah sakit, yang menurutnya tidak aman. Jadi lebih baik Arrabelle di rawat oleh Luna dan Melinda saja. Dengan begitu Arrabelle juga akan merasa nyaman dan tidak akan mencium bau obat-obatan rumah sakit.
Arrayan sudah memasuki rumah besar keluarga Adira dengan di sambut langsung oleh mommy, Daddy, Papah Mamah Arrabelle.
Mereka berempat langsung berlari menghampiri Arrayan saat melihat Arrabelle tengah di gendong olehnya. Terlebih saat ini Luna sudah membekap mulutnya sendiri, menahan tangis yang siap keluar kapan saja. Sedangkan Melinda langsung memeluk erat suaminya dengan Isak tangis yang tidak berhenti saat mengetahui Arrabelle hilang di culik.
"Arrabelle." Lirih Luna dengan langkah kaki gontainya menghampiri Arrabelle yang masih dalam gendongan Arrayan.
Arrayan hanya diam saja tanpa berniat mengucapkan sesuatu, rasanya sangat lelah untuk berbicara saja. Terlebih Arrayan sudah mengeluarkan tenaganya demi memukul terus-terusan cowok sialan yang bernama Yuda itu.
Mengingatnya saja Arrayan sudah sangat muak. Dan ingatkan Arrayan setelah selesai mengurus Arrabelle,ia akan mengintrogasi Yuda lalu menghukumnya.
"Aku mau bawa Arrabelle ke kamar dulu, kasian dia." Ujar Arrayan dingin,dan di balas dengan anggukan mereka berempat.
Setelah itu Arrayan segera berjalan menaiki tangga, menuju kamar Arrabelle. Sedangkan Wira langsung saja menelpon salah satu dokter kepercayaan untuk datang kerumahnya,dan mengecek kondisi Arrabelle.
~~~~
Sesampainya Arrayan di kamar Arrabelle, Arrayan segera merebahkan Arrabelle di atas kasur dengan sangat perlahan.
Setelah merebahkan Arrabelle, Arrayan duduk di samping kasur Arrabelle dengan menatap lekat wajah Arrabelle yang sangat pucat itu. Arrayan menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah Arrabelle, dengan tatapan sendu Arrayan mengelus wajah Arrabelle. Tanpa sadar sudut mata Arrayan kini mengeluarkan cairan bening.
Arrayan menangis. Ya Arrayan menangis untuk kesekian kalinya saat mengingat masalah yang Arrabelle hadapi,hanya demi mengungkap pelaku pembunuhan kakaknya itu.
Dan Arrayan sangat yakin jika Alula di bunuh oleh cowok sialan itu. Ya,siapa lagi kalau bukan Yuda. Cowok gila yang sempat menyentuh miliknya ini.
Jika saja Arrayan tak tepat waktu datang ke tempat persembunyian Yuda. Mungkin saat ini Arrabelle sudah habis di tangannya dan hanya tersisa tubuh Arrabelle yang sudah tak bernyawa. Beruntung saja Arrayan sempat berpikir untuk ke rumah cowok cupu yang bernama Raka itu. Jika saja ia tidak ke sana, mungkin sampai detik ini Arrayan tak tahu dimana keberadaan Arrabelle.
Lalu bagaimana bisa Raka tahu tempat persembunyian Yuda,dan apa hubungannya Raka dengan Yuda. Mungkin nanti Arrayan akan bertanya padanya.
Setelah beberapa menit Arrayan memandang wajah Arrabelle. Pintu kamar Arrabelle terbuka menampakkan kelima orang yang tengah berdiri di ambang pintu termasuk salah satu dokter perempuan.
Mereka berjalan memasuki kamar Arrabelle dan berdiri dengan melihat ke arah Arrabelle yang masih terpejam.
"Arrabelle belum bangun?" Tanya Luna dengan suara serak, sehabis nangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION LOVE (End)
Teen FictionArrabelle Kanza Adira, gadis cantik yang penuh dengan keceriaan di setiap harinya. Ia bersekolah di negara Prancis bersama kekasihnya yang bernama Arrayan Nero Ardiaz. Namun suatu kejadian menimpa Arrabelle yang di mana kakak perempuan yang berada d...