Seperti biasanya setiap di pagi hari Arrabelle berangkat sekolah dengan motor Vespanya. Arrabelle sudah mulai lincah membawa motornya tanpa ada rasa takut sama sekali. Dan sepertinya ia sudah mulai terbiasa membawa motor di jalan raya yang penuh dengan kemacetan ini.
Setelah sampai di sekolah Arrabelle segera turun dari motornya dan melangkahkan kakinya menuju kelasnya.
Namun saat di pertengahan jalan, tiba-tiba perut Arrabelle mendadak sakit. Dan sepertinya Arrabelle ingin membuang air besar. Karena tadi di kos-kosan ia belum sempat buang air besar.
Dengan langkah cepatnya Arrabelle berbelok menuju arah toilet sekolah. Dan menghiraukan tatapan sinis dari murid-murid yang ia lewati.
Setelah beberapa menit Arrabelle sudah selesai buang air besarnya. Rasanya perut Arrabelle sangat lega. Ia mengelus-elus perutnya dengan senyum manis.
Tak lupa ia juga menyempatkan untuk bercermin. Dan melihat penampilannya,untuk mengecek penampilannya agar penyamarannya tidak tertinggal satu pun.
Di lihatnya wajah Arrabelle dari cermin. Arrabelle bergidik jijik melihat dirinya sendiri.
"Pantesan ajah orang liatnya kayak gitu. Ternyata gue jijik juga ya." Gumam Arrabelle sambil melihat-lihat wajahnya.
Setelah di rasa puas untuk bercermin Arrabelle segera keluar dari toilet. Namun sebelum ia melangkahkan kakinya menuju kelas Arrabelle melihat jam yang melingkar di tangannya.
Di lihatnya ternyata masih sangat pagi sekali. Semangat itukah Arrabelle untuk bersekolah sampai-sampai jam di tangannya menunjukkan pukul enam pagi.
Pantas saja sekolah masih sangat terlihat sepi ternyata ia kepagian.
Berhubung masih jam enam pagi. Dan Arrabelle sangat malas untuk memasuki kelasnya yang menurutnya seperti di neraka. Akhirnya Arrabelle memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan menyempatkan untuk membaca novel di sana.
Beruntung sekali pintu perpustakaan tidak di kunci jadi Arrabelle bebas untuk membaca buku di dalam sana.
Arrabelle berjalan memasuki ruang perpustakaan di lihatnya masih sangat sepi. Bagaimana tidak sepi murid-murid saja masih belum datang.
Tanpa rasa takut Arrabelle mulai mencari-cari buku yang menurutnya menarik. Tatapan matanya tertuju pada buku novel yang bergenre remaja. Dengan segera Arrabelle mengambil buku tersebut dan mendudukkan dirinya di bangku.
Dengan mata yang masih fokus menatap buku di hadapannya. Dan sepertinya Arrabelle sudah memasuki dunia imajinasinya.
Sampai-sampai ia tak menyadari kedatangan murid yang ikut duduk di sebelahnya. Murid tersebut menatap Arrabelle dengan ekspresi wajah sedih dan terkadang senyum dengan sendirinya.
Menurut murid yang menatapnya saat ini Arrabelle seperti orang gila yang menampilkan ekspresi itu dengan sendirinya. Tetapi pahamilah jika saat ini Arrabelle tengah memasuki dunia imajinasinya.
Begitu lama murid tersebut memperhatikan Arrabelle. Seketika sudut bibir murid tersebut menarik ke samping. Menampilkan senyum tipisnya. Dengan mata yang masih fokus menatap Arrabelle.
Menurutnya Arrabelle sangat menarik dengan wajah seperti itu. Ya, walaupun penampilan dan wajah Arrabelle tak seperti ekspetasinya. Tetapi mengapa dengan pemikiran murid ini. Sehingga bisa memuji Arrabelle.
Di rasa bosan dengan keheningan di antar mereka berdua akhirnya murid tersebut memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
"Ehem." Dehem murid tersebut dengan nada kencangnya.
Sontak saja Arrabelle kaget saat mendengar deheman murid di sampingnya sambil memegang dadanya.
"Ya ampun Raka,aku kira siapa." Kaget Arrabelle dengan wajah tegangnya.
Raka yang melihatnya hanya terkekeh pelan. Ya, murid yang menatap Arrabelle sedari tadi adalah Raka.
Entah dari dorongan mana Raka tiba-tiba ingin pergi ke perpustakaan untuk tidur di sana. Karena Raka yakin jika ia tertidur di kelas bakal ramai dengan ocehan teman-temannya.
"Ngapain di perpus sendirian?" Tanya Raka kepada Arrabelle yang masih mengelus-elus dadanya.
"Seperti yang kamu liat. Aku lagi baca novel." Jawab Arrabelle sambil menunjukkan buku novelnya.
Dan di balas dengan anggukan dari Raka.
"Kamu sendiri ngapain ke perpus?", Tanya Arrabelle balik.
"Niatnya gue mau numpang tidur di sini. Pas gue liat ada lo di sini,gue gak jadi tidurnya." Jawab Raka santai. Sehingga membuat Arrabelle mengernyitkan dahinya.
"Kenapa?" Tanya Arrabelle.
"Rasa ngantuk gue udah ilang pas liat lo di sini." Jawabnya.
Arrabelle mencerna ucapan Raka. Di rasa paham dengan ucapannya. Arrabelle menundukkan kepalanya malu. Dengan jari-jari yang ia mainkan di bawah meja.
"Gak tau kenapa gue kalo liat lo bawaannya ingin berlama-lama natap lo kayak gini." Jujur Raka sambil menatap wajah Arrabelle yang mulai memerah.
"Raka." Panggil Arrabelle tanpa menatap wajah Raka.
"Iya." Balasnya.
"Kenapa kamu bicara kayak gitu?" Tanya Arrabelle.
Arrabelle merasa bingung dengan pemikiran Raka. Apakah ia tidak melihat penampilan Arrabelle yang sangat menjijikkan ini. Atau mungkin Raka hanya ingin membuat Arrabelle terbawa perasaan dan setelah itu pergi begitu saja.
"Karena saat gue liat lo. Gue selalu Inget sama cewek yang gue cinta." Jawab Raka.
Di rasa penasaran dengan jawaban Raka barusan. Arrabelle mendongakkan kepalanya dan menatap Raka dengan tatapan bertanya.
"Emang cewek kamu kemana" Tanya Arrabelle memberanikan diri. Dan demi apapun Arrabelle takut bertanya seperti itu. Namun rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya.
Raka menatap datar ke depan. Dengan tatapan sendunya. Namun terlihat sangat jelas oleh Arrabelle bahwa Raka sepertinya sedang menyimpan penyesalan di dalam dirinya.
"Cewek yang gue cinta pergi tinggalin gue. Dan bodohnya itu semua karena gue. Gue yang udah buat dia pergi selamanya." Jawab Raka sendu.
Arrabelle mengelus punggung Raka lembut. Dan sepertinya Arrabelle kembali dengan ingatan kakaknya yang pergi meninggalkan Arrabelle untuk selamanya.
"Kamu yang sabar ya. Aku yakin itu semua sudah takdirnya. Dan kamu harus merubah diri kamu agar kejadian lalu gak terulang lagi." Ujar Arrabelle lembut.
"Iya,makasih ya. Gak tau kenapa gue pengen banget cerita keluh kesah gue ke lo. Padahal gue baru kenal sama lo." Ujar Raka yang merasa heran dengan dirinya sendiri. Karena ia sudah menceritakan semua beban yang selama ini ia pendam dan anehnya mengapa ia bercerita kepada orang yang baru ia kenal.
"Gak apa-apa Raka. Kalau kamu pengen curhat. Curhat ajah sama aku. Aku siap kok dengerin curhatan kamu." Ucap Arrabelle sambil menatap lekat wajah Raka.
Begitupun dengan Raka. Ia kembali menatap Arrabelle dengan senyum hangatnya. Rasanya Raka seperti melihat gadis yang ia cintainya. seperti ada kemiripan di wajah Arrabelle dan gadisnya itu.
"Lula." Gumam Raka sambil menatap wajah Arrabelle.
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION LOVE (End)
Teen FictionArrabelle Kanza Adira, gadis cantik yang penuh dengan keceriaan di setiap harinya. Ia bersekolah di negara Prancis bersama kekasihnya yang bernama Arrayan Nero Ardiaz. Namun suatu kejadian menimpa Arrabelle yang di mana kakak perempuan yang berada d...