45.Markas

1.1K 38 2
                                    

Sehabis Arrayan mengantarkan Arrabelle pulang ke rumahnya. Arrayan langsung saja menuju tempat dimana Alex dan anak buahnya yang sedang menyekap preman-preman itu.

Rasanya Arrayan tidak sabar ingin menghabisi preman yang berani berniat menghancurkan masa depan Arrabelle.

Sedari tadi di mall pun pikiran Arrayan tidak fokus,ia terus saja memikirkan preman sialan itu.

Bahkan Arrabelle sempat curiga dengan perubahan sikap dari Arrayan. Arrabelle merasa bahwa selama berkeliling mall Arrayan jarang tersenyum dan jarang berbicara.

Tetapi Arrabelle selalu menepis pikiran buruknya itu. Arrabelle berpikir mungkin Arrayan sedang capek atau apa, sehingga membuat dia tidak mood seperti tadi.

Dan kini mobil Arrayan melesat cepat menuju markasnya,ia mengendarai mobil dengan cepat tanpa menghiraukan bunyi klakson dari pengendara lain. Yang Arrayan pikiran saat ini adalah bagaimana caranya ia bisa cepat-cepat sampai di markas dan membunuh cowok sialan itu.

Tak butuh waktu lama-lama. Arrayan sudah sampai di markas milik keluarganya. Markas tersebut terlihat seperti rumah sederhana dengan ukuran yang sangat luas. Bahkan jika Arrayan memasuki markas tersebut,sangat terlihat jelas ruangan-ruangan kosong di dalamnya.

Namun Arrayan selalu menyuruh anak buahnya untuk menjaga dan merawat markas ini. Dan bagaimanapun Markas ini nantinya akan jatuh ke tangannya. Bahkan bukan markas ini ajah, seluruh aset kekayaan orang tua Arrayan akan berpihak kepadanya, karena Arrayan memang anak tunggal di keluarga Ardiaz.

Saat ini kaki Arrayan melangkah menuju tempat dimana preman itu di tahan oleh Alex dan anak buahnya.

Banyak para bodyguard yang membungkukkan tubuhnya saat Arrayan melewatinya dan itu sebagai tanda hormat pada Arrayan yang selaku pewaris keluarga Ardiaz.

Di bukannya pintu tempat tahanan itu. Arrayan melihat ada Alex yang berdiri di hadapan kelima preman itu yang saat ini sedang di ikat.

"Wih,dateng juga lo." Ujar Alex pada Arrayan. Kemudian Alex bertos ria ala anak muda seperti pada umumnya.

"Siapa?" Tanya Arrayan to the point sambil menatap satu persatu kelima preman itu,yang saat ini sedang menundukkan kepalanya takut.

"Mending kita duduk dulu,gue tau lo pasti capek kan. Nanti gue suruh anak buah lo buat bawain minum." Ujar Alex dengan memperhatikan Arrayan untuk duduk di bangku.

"Gue tanya sekali lagi,siapa? Siapa yang berani-beraninya berniat sentuh milik gue!" Bentak Arrayan pada Alex. Sehingga membuat Alex terlonjak kaget akan bentakan dari Arrayan. Bahkan bukan Alex saja yang kaget. Kelima preman itu dan anak buahnya pun ikutan kaget dan takut,saat melihat tatapan Arrayan yang sedang marah seperti itu.

Tak ada jawaban dari mereka,mereka masih diam dan menundukkan kepalanya takut.

"Jawab gue!" Teriak Arrayan sambil menarik kerah baju dari salah satu preman itu.

"Sabar Rayan,tahan emosi lo! Biar gue jelasin dan kasih tau ke lo." Ujar Alex sambil menepuk pundak Arrayan pelan.

"Gue gak butuh penjelasan dari lo,gue cuma pengen tahu,siapa orang yang berniat sentuh milik gue." Jawab Arrayan dingin, dengan tatapan tajamnya.

Alex kembali menghembuskan nafasnya kasar. Menghadapi Arrayan yang emosional seperti ini sangatlah susah. Apalagi jika sudah menyangkut orang-orang yang dia sayangi.

"Oke-oke fine,gue kasih tau siapa orangnya." Ujar Alex.

"Siapa?" Tanya Arrayan.

Alex kembali menatap kelima preman itu satu persatu. Namun Alex sangat tahu jika di salah satu preman itu ada yang sangat ketakutan, sehingga Alex bisa sangat jelas melihat tubuh preman itu bergetar dan semakin menundukkan kepalanya.

"Darto." Ucap Alex dengan jari yang menujuk ke arah Darto. Cowok bertubuh tinggi dan ada beberapa tato di lengannya.

Mata Arrayan mengikuti arah kemana jari Alex menujuk. Saat Arrayan melihat cowok yang bernama Darto itu. Langsung saja Arrayan menarik cowok itu untuk berdiri dan berhadapan dengan Arrayan.

Tatapan Arrayan tak beralih menatap Darto, sehingga sebuah pukulan dari Arrayan mendarat mulus di wajah Darto. Darto yang belum siap sama sekali pun, langsung terhuyung jatuh ke belakang.

Belum puas dengan satu pukulan. Arrayan kembali menarik Darto untuk berdiri dan menghadap Arrayan lagi.

Kembali Arrayan melayangkan pukulan ke rahang Darto, mungkin pukulan ini sangat keras, sehingga membuat darah keluar dari ujung bibir Darto.

Bahkan saat ini Arrayan sudah mencapai puncak emosinya. Yang dimana Arrayan dengan terus-terusan menonjok dan memukul tubuh Darto dengan membabi buta. Tanpa ada celah sedikitpun bagi Darto untuk melindungi dirinya sendiri.

Bahkan Alex,anak buah Arrayan dan keempat preman itu hanya diam dan menyaksikan kemarahan Arrayan yang sangat mengerikan seperti itu.

Sampai pada akhirnya Darto sudah terkapar tak berdaya akibat pukulan Arrayan. Alex buru-buru menarik tubuh Arrayan untuk menjauh dari Darto. Bukan karena Alex kasian dengan cowok itu. Tapi karena Alex ingin cowok itu masih bisa bernafas dan membuat ia mencari-cari informasi tentang masalah Arrabelle. Dan entah mengapa pirasat Alex mengatakan jika cowok itu ada hubungannya dengan pembunuh kakaknya Arrabelle.

"Stop Rayan!" Ujar Alex sambil menarik tubuh Arrayan agar menjauh dari Darto.

"Jangan ganggu gue,gue mau bunuh cowok sialan ini!" Ucap Arrayan dengan napas yang naik turun akibat emosi yang makin meningkat.

"Gue bilang stop Rayan. Percuma lo pukul dia sampe mati,tapi lo jangan nyesel kalo lo gak akan dapet Informasi tentang pembunuh kakaknya Arrabelle " ujar Alex pada Arrayan.

Seketika Arrayan terdiam dan menatap Alex dengan tatapan bingungnya.

"Maksud lo?" Tanya Arrayan bingung.

"Maksud gue gini. Kalo lo bunuh cowok sialan ini,Lo akan rugi nantinya kalo cowok ini mati. Dan gue yakin cowok ini ada sangkut pautnya sama kematian kakak Arrabelle. Jadi kita bisa cari informasi sama cowok sialan ini." Jelas Alex pada Arrayan.

Arrayan berpikir sejenak. Sepertinya ucapan Alex ada benarnya juga, mungkin dengan cara yang Alex kasih tahu tadi. Arrayan bisa dapat informasi tentang pembunuh kak Alula.

Sejenak Arrayan menghembuskan nafas kasar. Lalu menatap Darto yang sudah terkapar tak berdaya di atas lantai. Sungguh miris Arrayan melihat tubuh Darto yang di penuhi banyak darah. Segitu kuatnya kah Arrayan sehingga membuat karya yang sangat mengerikan ini.

"Hari ini lo beruntung gak gue bunuh sama tangan gue sendiri. Tapi jangan harap kalo lo ulangi perbuatan bejat lo itu." Ucap Arrayan pada Darto. Darto hanya menganggukkan kepalanya lemah, bahkan untuk berbicara pun ia tak kuat,saking sakitnya kah tubuh Darto.

"Dan untuk kalian semua yang ada di sini, siapapun yang berani nyentuh milik gue sedikitpun apalagi berniat merusak masa depannya. Jangan harap hidup kalian bisa tenang di tangan gue. Terutama buat kelima preman ini. Dan kalian gak akan gue kasih bebas sampe misi gue selesai!" Ucap Arrayan pada semua orang yang ada di markas ini. Mereka semua menganggukkan kepalanya mengerti.

Kemudian Arrayan membalikkan badannya dan pergi meninggalkan ruangan markas itu,dan di ikuti oleh Alex di belakangnya.







Biar gak tegang-tegang amat,aku kasih bonus picture dari Arrayan deh.

Oya mau tanya dong? Kira-kira kalian setuju aku slow update atau update setiap hari? Minta pendapatnya ya.

TBCJANGAN LUPA VOTEDAN KOMENTARNYA YA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC
JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMENTARNYA YA

MISSION LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang