"Makan Arra!" Suruh Arrayan sambil menyodorkan sendok yang berisi makanan ke dalam mulut Arrabelle.
"Udah Rayan,aku kenyang." Tolak Arrabelle dengan menyentuh ujung sendok agar tidak masuk ke dalam mulutnya.
"Abisin Arra,biar kamu cepet sembuh!"
"Gak mau Rayan." Rengek Arrabelle manja.
"Satu sendok lagi ya,abis ini udah." Bujug Arrayan. Dengan terpaksa Arrabellle menurut dan memasuki,makanan yang sedari tadi Arrayan sodorkan kepadanya.
Selesai Arrabelle makan, Arrayan kembali memberikan air minum untuk Arrabelle,dan Arrabelle terima,lalu ia minum hingga habis.
"Selesai." Gumam Arrayan sambil mengusap bibir Arrabelle yang sedikit belepotan.
Setelah acara makan Arrabelle barusan. Sempat terjadi keheningan di antara mereka berdua, sebelum akhirnya Arrayan yang memulai pembicaraan dengan berdehem.
"Ehem." Arrabelle mendongakkan kepalanya dan menatap Arrayan seraya bertanya 'ada apa?'.
"Arra!" Panggil Arrayan lembut.
"Iya Rayan?" Tanyanya.
"Apa aku udah boleh denger penjelasan tentang kejadian tadi,yang kamu pingsan di rumah Raka?" Tanya Arrayan pelan. Ia takut kalau Arrayan bertanya seperti itu akan membuat Arrabelle teringat dan ketakutan lagi. Namun rasa penasaran selalu menghantui pikiran Arrayan saat ini.
"Sebenarnya aku masih takut kalau inget kejadian tadi Rayan. Tapi mau bagaimanapun aku harus tetep cerita sama kamu."
"Yaudah sekarang kamu cerita,apa yang terjadi sebenarnya." Suruh Arrayan dengan menatap lekat wajah Arrabell, begitupun dengan Arrabelle yang sedang menatap kembali wajah Arrayan. Sehingga mereka berdua saling adu pandang.
"Sebenarnya ada orang yang mencoba perkosa aku Rayan." Ucap Arrabelle dan kembali menundukkan kepalanya. Saat ia teringat kejadian dimana ia hampir di perkosa oleh seseorang yang tidak ia kenal, dengan memakai topeng di wajahnya.
Seketika darah Arrayan mendidih saat mendengar bahwa kekasihnya ini hampir di perkosa oleh orang lain. Tangannya terkepal kuat, buku-buku jarinya pun memutih menahan emosi yang siap membuncah dan ingin membunuh pada orang yang berani ingin menghancurkan kehormatan Arrabelle.
Laki-laki mana sih yang rela jika kekasih tersayang dan tercintanya ingin di perlakukan seperti itu. Apalagi bagi seorang Arrayan yang sangat-sangat menyayangi Arrabelle. Jangankan di perlakukan hal gila seperti itu,di sentuh atau di godanya saja, Arrayan sangat tidak rela.
Dan Arrayan bersumpah jika ia bertemu dengan orang yang berusaha ingin memperkosa kekasihnya ini. Ia akan membunuhnya detik ini juga.
Tapi,siapa orang yang ingin berniat memperlakukannya kekasihnya seperti itu,berani sekali dia mencari masalah dengan seorang Arrayan.
Namun setelah Arrayan pikir-pikir apa ini ada hubungannya dengan Raka,si cowok cupu itu dan pemilik rumah besar itu.
Masuk akal juga sih,jika tuduhan Arrayan tertuju pada cowok cupu itu. Selain dia yang berada di rumah besar itu siapa lagi? Secara rumah dia sangat sepi sekali, seperti rumah kosong tak berpenghuni.
Lalu dimana cowok cupu itu di saat Arrayan menemukan Arrabelle pingsan di dekat kolam renang. Apakah dia melarikan diri?
"Rayan." Panggil Arrabelle dengan menaikkan nadanya sedikit. Karena sedari tadi Arrabelle sudah memanggilnya berkali-kali,tapi tak ada sahutan dari Arrayan.
"Iya Arra?" Ucap Arrayan saat ia tersadar akan lamunannya itu.
"Kamu kenapa ngelamun? Kamu mikirin aku ya? Maafin aku ya Rayan,maaf kalo aku gak bisa jaga diri aku,dan maaf juga kalo aku gak ikutin apa perintah kamu dari awal. Mungkin kalo aku nurut sama kamu, kejadian tadi gak akan terjadi,dan aku sangat nyes..." Ucap Arrabelle terpotong saat jari Arrayan menyentuh bibir Arrabelle.
"Sssst gak usah di lanjutin lagi, intinya sekarang kamu gak kenapa-kenapa. Dan sekarang kamu aman sama aku." Ucap Arrayan lembut.
"Makasih ya Rayan." Ujar Arrabelle lalu menghamburkan dirinya ke pelukan Arrayan.
Arrayan membalasnya pelukan tersebut dengan perasaan yang bercampur aduk. Entah itu perasaan emosi, marah,dan murka pada orang yang ingin berbuat hal gila itu pada kekasihnya. Ataupun perasaan khawatir,sedih,dan tidak terima.
Namun ada satu hal yang masih menjanggal di pikiran Arrayan saat ini.
Arrayan memikirkan kenapa bisa Arrabelle terjebak dan hampir di perkosa seperti itu. Terus bagaimana caranya Arrabelle lolos dari cowok sialan itu. Tidak mungkin kan Arrabelle memukul cowok sialan itu. Secara Arrabelle tidak pintar dalam hal bela diri.
"Arra!" Panggil Arrayan seraya melepaskan pelukannya dan kembali menatap Arrabelle.
"Iya?"
"Aku mau tanya,di saat kamu hampir di perkosa sama orang yang gak kamu kenal itu,Raka ada di mana?" Tanya Arrayan.
"Saat aku hampir di perkosa,aku udah gak liat Raka ada dimana. Yang aku tau saat itu aku ingin di perlakukan seperti itu sama orang yang pakai topeng di wajahnya."
"Topeng?"
"Iya Rayan,dia pake topeng, jadi aku gak bisa jelas liat wajahnya. Tapi beruntungnya aku,saat aku hampir saja di perkosa,ada seekor anjing yang ngejar cowo bertopeng itu. Terus dia kabur entah kemana. Dan di saat itu juga aku gak sadarkan diri. Saking syoknya aku." Jelas Arrabelle tanpa ada kekurangan sedikit pun. Tak terasa bulir air mata menetes di pipi Arrabelle,saat ia kembali mengingat kejadian itu.
"Apa mungkin,cowok yang pakai topeng itu Raka?" Tanya Arrayan pada Arrabelle.
Arrabelle berpikir sejenak. Saat ia kembali mengingat saat ia hampir di perkosa. Arrabelle hapal dengan postur tubuhnya yang sangat berbeda jauh dengan Raka.
Cowok yang memakai topeng itu sangat terlihat jelas bahwa postur tubuhnya itu tinggi dan berbadan besar,serta sangat terlihat otot-otot di bagian lengannya. Sedangkan Raka,cowok itu hanya memiliki tubuh yang kurus,dan tinggi. Tanpa adanya otot-otot besar di tubuhnya.
"Kayaknya bukan Raka deh orangnya." Jawab Arrabelle.
"Terus siapa? Coba kamu inget-inget lagi ciri-ciri cowok itu. Biar aku gampang cari dia dan bunuh dia secepat mungkin." Ujar Arrayan dengan nada dinginnya,dan sorot mata tajam yang mengarah ke depan.
"Aku gak tau Rayan,saat kejadian itu,aku gak perhatiin penampilan dia. Yang aku pikirin itu gimana caranya aku bisa lepas dari dia." Ucapnya dengan sedikit terisak.
"Ya sudah, masalah cowok sialan itu biar Alex yang urus nanti. Dan sekarang kamu jangan khawatir,jangan takut. Ada aku di sini jagain kamu." Ucap Arrayan lembut sambil mengelus rambut Arrabelle lembut. Tak lupa Arrayan menghapus air mata yang mengalir di wajah Arrabelle.
Sungguh jika tidak ada seseorang anjing yang menolong kekasihnya ini. Mungkin saat ini Arrabelle sudah kehilangan kehormatannya sebagai seorang gadis.
Dan jangan lupakan Arrayan untuk menelpon Alex yang memang sedari sudah pulang karena ada urusan penting di keluarganya. Ia akan meminta bantuan Alex untuk mencari tahu siapa yang berani ingin merusak Arrabelle saat itu.
Writer block sedang menghantam otak aku. Aku jadi susah mikir gini ya buat kelanjutannya. 😪
Arrayan :-*
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION LOVE (End)
Teen FictionArrabelle Kanza Adira, gadis cantik yang penuh dengan keceriaan di setiap harinya. Ia bersekolah di negara Prancis bersama kekasihnya yang bernama Arrayan Nero Ardiaz. Namun suatu kejadian menimpa Arrabelle yang di mana kakak perempuan yang berada d...