Happy reading 💕
"Jauh-jauh lo dari gue,huss-huss." Usir Yuda dengan mmengibas-ngibaskan tangannya pada Arrabelle yang berdiri tak jauh di sampingnya.
Tanpa banyak bicara Arrabelle menuruti apa yang Yuda inginkan. Lebih baik Arrabelle diam saja,dari pada ia menjawab ucapannya dan berujung Yuda pasti akan memarahinya lagi.
20 menit sudah berlalu, keringat mulai bercucuran di pelipis Arrabelle,sesekali Arrabelle menyeka keringatnya sendiri,dan menghembuskan nafasnya kasar.
Baru pertama kalinya Arrabelle di hukum seperti ini dengan berjemur di tengah lapangan dan teriknya matahari pagi. Sebelumnya Arrabelle tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini di sekolahnya dulu.
Hampir setengah jam Arrabelle berdiri di tengah lapangan, sepertinya ia sudah sangat membutuhkan air minum untuk menyegarkan tenggorokannya yang sudah kering ini.
Namun tak berapa lama, seorang gadis yang di yakini adalah adik kelas datang menghampiri Arrabelle dan Yuda. Gadis tersebut membawa satu botol air mineral,lalu menyodorkan kepada Arrabelle.
Arrabelle yang melihatnya hanya mengerutkan keningnya bingung,mengapa gadis ini tiba-tiba memberikan air minum kepadanya, padahal dia tidak minta di belikan atau menyuruhnya.
"Untuk siapa?" Tanya Arrabelle.
"Buat kakak,dari Array..." Ucap gadis itu terpotong, karena Yuda lebih dahulu merampas botol air minum yang masih di genggam gadis itu.
"Kak itu buat kak Arrabelle." Ucap gadis itu kepada Yuda. Sedangkan Yuda tampak biasa saja dan segera meneguk air minum itu hingga habis tak tersisa.
Arrabelle dan adik kelas yang melihat kelakuan Yuda hanya melebarkan matanya tak percaya akan sikap songong dari Yuda.
"Maaf kak Arrabelle, seharusnya minuman itu tadi buat kakak,tapi udah di rebut duluan sama kak Yuda." Cicit gadis itu dengan menundukkan kepalanya.
"Yaudah gak apa-apa. Kamu bisa kembali ke kelas kamu ajah,gak usah pikirin aku." Ucap Arrabelle dengan nada yang selembut mungkin. Namun di dalam hatinya Arrabelle merasa sangat tidak ikhlas sekali jika air minum yang di berikan untuknya sudah di rampas oleh cowok gila itu.
"Makasih kak." Ujar gadis itu,dan segera membalikkan badannya kemudian pergi meninggalkan Arrabelle dan Yuda yang masih berdiri di depan tiang bendera.
Sudah hampir satu jam mereka berdiri di tengah lapangan. Wajah Arrabelle semakin memucat,dengan keringat dingin yang terus mengalir di tubuhnya,di tambah kesehatan akan kejadian kemarin belum sembuh total.
Sedangkan Yuda yang melihat wajah cewek cupu itu pucat merasa sedikit kasihan dengannya. Ingat hanya sedikit,tidak lebih.
Namun jika di lihat-lihat secara detail ternyata cewek cupu ini lumayan cantik juga. Mungkin kalau tidak ada gigi yang tidak menjijikkan atau kaca mata besar dan tompel yang menempel di wajahnya akan semakin lebih cantik. Apalagi wajahnya terlihat sangat terawat dan mulus sekali.
Segera tersadar akan lamunan tidak jelasnya Yuda menggelengkan kepalanya cepat,dan membuang pikiran aneh yang terlintas di otaknya.
Saat Yuda ingin melirik kembali ke arah Arrabelle. Tiba-tiba saja Arrabelle sudah memegang kepalanya, dengan wajah yang semakin memucat.
Ingin sekali Yuda bertanya kepada mengenai kondisi Arrabelle yang sudah memucat itu. Tapi rasa gengsi selalu menguasai pemikirannya.
~~~~
Di lain tempat seorang laki-laki berwajah datar nan tampan, sedang memperhatikan gadisnya dari lantai atas. Ya,siapa lagi kalau bukan seorang Arrayan. Cowok yang teramat posesif itu tidak mau mengalihkan tatapannya pada Arrabelle yang sedang berdiri di tengah lapangan itu.
Sesekali Arrayan berdecak kesal saat melihat botol air minum yang ia titipkan pada adik kelas untuk Arrabelle di rampas oleh Yuda. Berani sekali cowok itu mengambilnya,jika Arrayan tidak menghargai kemauan kekasihnya ini dengan menyelesaikan misinya. Mungkin saat ini Arrayan sudah memukul cowok sialan itu. Apalagi saat Arrayan kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu di sebuah cafe. Mengingatnya saja Arrayan sudah sangat muak.
Saat Arrayan sedang memperhatikan Arrabelle, Arrayan mengerutkan keningnya bingung. Pasalnya Arrabelle sedari tadi tidak betah diam, Arrabelle terus saja bergerak-gerak tidak jelas entah itu menggerakkan kakinya atau mengelap keringat di pelipisnya. Namun saat Arrabelle melihat wajahnya, Arrabelle sudah semakin pucat. Tanpa pikir panjang Arrayan segera turun dan menghampiri Arrabelle agar tidak terjadi apa-apa pada gadisnya itu.
Sesampainya Arrayan di lantai bawah,ia melihat Arrabelle pingsan dengan terkapar di lantai. Dengan segera Arrayan berlari ke tengah lapangan.
Tanpa banyak bicara Arrayan segera membopong tubuh Arrabelle menuju UKS,namun sebelum ia melangkahkan kakinya, Arrayan sempat menatap tajam ke arah Yuda yang sedari tadi hanya terlihat biasa-biasa saja,tanpa memperdulikan Arrabelle yang terkapar tak berdaya di bawah.
Sedangkan yang di tatap tajam oleh Arrayan,ia hanya mengangkat bahu acuh. Namun saat ini ada pertanyaan yang terbesit di pikirannya. Mengapa cowok dingin itu membantu Arrabelle? Lalu apa hubungannya Arrayan dengan cewek cupu itu?
Merasa masa bodo dengan urusan orang lain yang tidak ada hubungan dengan dirinya. Yuda segera pergi dari lapangan menuju ke kantin.
~~~~
Sesampainya Arrayan di UKS Arrayan sempat melihat Caca yang terbaring di atas kasur dengan wajah damainya. Masa bodo dengan Caca yang tertidur pulas, yang terpenting Arrayan ingin segera menolong gadisnya ini agar cepat sadar dari pingsannya.
Dengan sangat perlahan Arrayan merebahkan tubuh Arrabelle di atas kasur yang bersebelahan dengan Caca di sampingnya. Kemudian ia segera menyelimuti Arrabelle sampai sebatas dada.
Setelah itu Arrayan segera menelpon dokter untuk segera datang ke sekolah dan memeriksa Arrabelle.
"Hallo,dok cepat ke sekolah! Saya tunggu 15 menit,kalau kamu terlambat saya gak akan segan-segan buat pecat kamu!" Ucap Arrayan pada sang dokter dengan cara mengancamnya. Jika tidak begitu Arrayan tidak akan tenang pada Arrabelle yang masih tak sadarkan diri seperti ini.
Setelah menelpon sang dokter. Arrayan kembali menatap Arrabelle dengan sangat khawatir. Di lihatnya wajah Arrabelle yang sangat pucat sekali. Sungguh Arrayan tidak tega melihat kekasihnya ini terus-terusan terbaring tak berdaya seperti ini.
Tak beberapa lama akhirnya dokter suruhan Arrayan pun datang dan menghampiri Arrayan yang berdiri di sisi kasur Arrabelle.
"Tolong periksa kekasih saya dok." Ucap Arrayan pada dokter tersebut.
"Baiklah." Jawab dokter itu. Lalu segera memeriksa tubuh Arrabelle dengan alat-alat yang ia bawa di tasnya.
Setelah selesai memeriksa Arrabelle. Dokter tersebut memberikan resep obat kepada Arrayan.
"Nona Arrabelle hanya kecapaian saja, sebaiknya suruh nona Arrabelle untuk banyak-banyak istirahat. Dan ini resep obatnya." Ucap Dokter tersebut dengan menampilkan senyum hangatnya pada Arrayan.
"Terima kasih dok."
"Sama-sama,saya permisi tuan." Balasnya dan beranjak pergi meninggalkan ruang UKS.
Sepeninggalan dokter tersebut, Arrayan kembali duduk di sisi kasur Arrabelle, kemudian Arrayan mengecup kening Arrabelle sekilas.
"Cepat bangun Arra." Bisik Arrayan tepat di telinga Arrabelle.
Tuh ya, kebiasaan deh Arrabelle suka banget bikin Arrayan khawatir. Kan aku sebel jadinya.
Takut ada yang tanya-tanya tentang endingnya Mission love. Mungkin masih lama deh, soalnya aku masih belum kepikiran buat part selanjutnya.
Tapi aku tanya ke kalian,kalian mau Mission love happy ending atau sad ending??????
Jangan lupa kalo udah baca tinggalin jejak kalian ya,dengan cara ketik REG spasi.... Eh gak usah itu terlalu ribet, mending kalian tinggal klik bintang di bagian pojok sebelah kiri kalian, gampang kok.
Oya satu lagi,buat kasih komentarnya ya. Kalian boleh kok tanya'' tentang Arrabelle sama Arrayan di kolom komentar.
TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION LOVE (End)
Teen FictionArrabelle Kanza Adira, gadis cantik yang penuh dengan keceriaan di setiap harinya. Ia bersekolah di negara Prancis bersama kekasihnya yang bernama Arrayan Nero Ardiaz. Namun suatu kejadian menimpa Arrabelle yang di mana kakak perempuan yang berada d...