42.Menginap

1.1K 54 2
                                    

Ceklek

"Ya ampun Arra kamu kenapa sayang?" Tanya Luna yang baru saja membuka pintu rumah sakit. Dengan cepat Luna berlari menghampiri anaknya dan memeluknya dengan sangat erat.

Seakan pelukan tersebut melepaskan rasa kangennya setelah beberapa Minggu tidak bertemu dengan gadis cantiknya ini.

Arrayan memang menghubungi orang tua Arrabelle, saat Arrabelle sudah berada di rumah sakit. Dan dengan segera kedua orang tua Arrabelle menghampiri anaknya ini. Bahkan rapat penting yang akan di laksanakan 30 menit lagi, seakan tidak perduli bagi Wira. Yang Wira terpenting saat ini adalah keadaan anaknya.

Rasa takut akan kehilangan orang yang mereka sayangi sangat terlihat di antara Wira dan Luna. Bahkan Luna sampai meneteskan air matanya saat melihat Arrabelle terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Luna masih sangat trauma akan kejadian beberapa Minggu lalu, dengan kehilangan anak sulungnya yaitu Alula. Dan Luna tidak mau kejadian itu terulang lagi.

"Kamu gak apa-apa kan sayang? Apa yang sakit,bilang sama mamah?" Ujar Luna seraya mengecek seluruh tubuh Arrabelle,takut ada luka di tubuhnya.

Arrabelle menggelengkan kepalanya pelan,lalu tersenyum hangat kepada kedua orang tuanya yang sangat perduli dengan dirinya.

"Aku gak apa-apa mah,cuma kecapean ajah tadi di sekolah." Ucap Arrabelle bohong.

Arrabelle memang sengaja tidak memberitahu kejadian dimana ia hampir di perkosa oleh orang yang tidak ia kenal. Dan Arrabelle juga tidak mau membuat kedua orang tuanya bertambah khawatir karenanya.

Sudah cukup Arrabelle melihat kesedihan kedua orang tuanya saat kehilangan kakak tersayangnya Alula. Arrabelle tidak mau lagi kedua orang tuanya sedih karenanya. Dan biarlah Arrabelle akan menyelesaikan permasalahan yang Arrabelle saat ini. Mungkin dengan meminta bantuan Arrayan dan Alex.

"Kamu serius gak apa-apa sayang?" Kini Wira yang bertanya pada Arrabelle. Setelah Wira menyaksikan acara peluk-pelukan antara anak dan istrinya tadi.

Sedangkan Arrayan masih setia menemani Arrabelle,dan kini cowok tampan itu sedang duduk di atas sofa sambil memperhatikan keharmonisan keluarga Arrabelle.

Mungkin jika Arrayan menghubungi kedua orangtuanya dan menyuruh datang ke sini akan tambah seru sepertinya. Namun Arrayan cukup mengerti dengan kondisi kedua orangtuanya yang sedang sibuk mengurus perusahaannya yang sedikit bermasalah di negara Amerika itu.

Arrayan melihat keharmonisan keluarga Arrabelle saja sudah sangat bahagia. Apalagi saat ia melihat Arrabelle yang begitu senangnya saat gadis itu bertemu dengan kedua orangtuanya.

"Iya aku gak apa-apa pah,nanti juga sembuh kok,dan kata dokter tadi bilang kalo sore ini aku udah di bolehin keluar." Jawab Arrabelle dengan wajah senangnya. Karena ia sebentar lagi akan keluar dari rumah sakit ini. Yang menurutnya tidak sangat nyaman dengan bau obat-obatan.

"Sayang,hari ini kamu gak usah pulang ke kos-kosan ya,kamu pulang ke rumah Papah sama mamah ajah." Pinta Luna pada Arrabelle.

Arrabelle mengerutkan keningnya sekilas.

"Kenapa emangnnya Mah? Kan Arrabelle belom selesai sama misi Arrabelle buat cari siapa pembunuh kak Lula." Tanya Arrabelle pada Luna.

"Mamah kangen sama kamu Arra,gak lama kok,kamu cuma nginep tiga hari ajah, setelah itu kamu balik lagi ke kos-kosan kamu. Kamu mau ya,ya!" Pinta Luna dengan memasang wajah memohonya pada Arrabelle.

"Bener tiga hari ajah mah,gak lebih kan?" Tanya Arrabelle lagi.

"Gak sayang,mamah janji gak akan lama kok, Mamah cuma melepas rasa rindu mamah sama kamu ajah,kan kamu tau sendiri setelah kepergian kakak kamu. Kita gak pernah jalan-jalan berdua,kayak ke mall gitu." Ujar Luna dengan menaikkan turunkan alisnya.

"Tapi sekolah aku gimana? Nanti kalo ada yang curiga sama aku gimana mah?" Tanya Arrabelle takut-takut jika ada salah satu murid ada yang mengintai dirinya dan mengikuti Arrabelle pulang ke rumah orangtuanya.

"Masalah itu kamu tenang ajah,mamah udah suruh anak buah papah kamu, supaya gak ada satu orang pun yang berani ikutin kamu sayang." Ucapnya sambil mengelus rambut Arrabelle lembut.

Sejenak Arrabelle menghembuskan nafasnya pelan. Lalu menganggukkan kepalanya pertanda ia mau menginap di rumah kedua orangtuanya.

"Yaudah Arrabelle mau mah." Ucap Arrabelle. Dan di balas dengan senyuman manis dari Luna, begitupun dengan Wira yang sama halnya seperti Luna, bahwa dirinya juga merindukan anaknya satu ini.

"Makasih ya sayang." Ucapnya lalu memeluk kembali Arrabelle.

"Oya,ayok kita siap-siap! Kata dokter sekarang kamu udah boleh pulang kan?" Ucap Luna dengan semangatnya.

"Iya Mah." Jawab Arrabelle.

Kemudian Luna membereskan barang-barang Arrabelle dan memasukinya ke dalam tas,yang memang sengaja Luna bawa dari rumah.

Setelah selesai memasukkan barang-barang Luna membantu Arrabelle turun dari kasur,dan di bantu oleh Arrayan.

"Biar Rayan ajah yang bawa Arrabelle ke mobil Mah." Ujar Arrayan sambil merangkul pundak Arrabelle.

"Yaudah, hati-hati ya Rayan." Ucap Luna dan di balas dengan anggukan dari Arrayan.

Kini mereka berempat berjalan, keluar dari rumah sakit. Dengan Arrayan memampah Arrabelle agar Arrabelle tidak terjatuh saat berjalan. Dan kedua orang tua Arrabelle mengikutinya dari belakang.

Setelah sampai di depan rumah sakit. Sudah ada dua mobil mewah terparkir di depan, menunggu kedatangan keluarga Wira.

Mereka segera memasuki mobil tersebut dengan Arrayan dan Arrabelle yang memilih untuk satu mobil. Sedangkan kedua orang tua Arrabelle menaiki mobilnya sendiri.

Di sepanjang perjalanan Arrayan terus saja mengelus rambut Arrabelle dengan lembut,dan kasih sayang.

Arrayan sangat menyayangi gadisnya ini. Dan sepertinya ia juga harus lebih ketat untuk menjaga Arrabelle dari bahaya yang ingin mencelakainya.

Dengan perlahan Arrayan menarik kepala Arrabelle agar Arrabelle bisa bersandar di pundaknya,memberi kenyamanan untuk Arrabelle.

"Kalo kamu ngantuk,tidur ajah,nanti kalo udah sampe aku bangunin." Ujar Arrayan lembut.

"Iya Rayan." Jawabnya. Lalu dengan perlahan Arrabelle memejamkan matanya, memilih untuk beristirahat sejenak. Karena jujur saja Arrabelle merasa sangat lelah dengan kondisinya saat ini.

Setelah Arrabelle tertidur pulas. Arrayan mengecup sekilas kening Arrabelle.

"Aku sayang kamu Arra." Gumam Arrayan lembut.





Biar aku lebih semangat nulisnya,tolong kasih vote dan komentarnya ya.




TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA YA.


MISSION LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang