17.Bully sekelas

1.2K 34 0
                                    

"Tadi siapa?" Tanya Arrayan dingin Kepada Arrabelle.

Kini mereka berdua sudah berada di taman belakang sekolah. Karena Arrabelle sebelumnya menelpon Arrayan agar menunggunya di taman belakang sekolah.  Dan mau tidak mau Arrayan menuruti saja.

"Tadi siapa ya?" Tanya Arrabelle bingung. Lalu kembali mengingat-ingat.

"Tadi,di depan kelas kamu itu."

"Oh itu,dia Raka namanya." Jawab Arrabelle.

"Jauhin dia!" Perintah Arrayan dingin. Seketika Arrabelle mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa?"

"Pokoknya jauhin dia! Aku gak suka kamu deket-deket sama cowok!" Jelasnya.

Sontak saja Arrabelle yang mendengarnya langsung tertawa keras. Sehingga membuat Arrayan mendengus sebal.

"Kenapa ketawa?"

"Kamu lucu juga ya,masa ia kamu cemburu sama cowok cupu kayak dia." Sahut Arrabelle sambil menahan tawanya.

"Aku gak cemburu,cuma aja aku sedikit curiga sama tuh cowok." Ujar Arrayan.

"Cu-curiga kenapa?" Tanya Arrabelle.

"Ya,aku curiga ajah sama dia,dari ekspresi wajahnya seperti bukan cowok cupu beneran." Jawab Arrayan santai.

"Ya kali kamu baru liat wajahnya udah bisa nilai ajah!" Elak Arrabelle. Lalu terkekeh pelan.

"Yaudah kalau gak percaya." Sahut Arrayan lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ih, Rayan jangan ngambek dong." Bujuk Arrabelle sambil menarik-narik tangan Arrayan.

"Aku ngambek kalau kamu gak mau sarapan." Ucapnya ketus. Dan sepertinya manja Arrayan sedang mode on nih. Bisa di lihat dari wajahnya yang sangat menggemaskan seperti anak kecil yang tidak di kasih jajan sama ibunya.

Arrabelle menghela nafas,lalu tersenyum manis ke arah Arrayan.

"Iya-iya aku makan nih." Ucap Arrabelle. Lalu mengambil kotak makan yang di bawa oleh Arrayan.

Kemudian Arrayan kembali menengok ke arah Arrabelle dengan tatapan senangnya.

"Gitu dong,makan biar Kenyang ya." Ucap Arrayan lembut.

"Iya Rayan." Ucapnya. Lalu segera memakan nasi goreng tersebut.

Seperti biasa saat Arrabelle sedang memakan, Arrayan selalu memperhatikannya,tanpa di sadari Arrabelle memakan seperti anak kecil sehingga ada sisa nasi yang menempel di sudut bibirnya.

Arrayan terkekeh pelan saat melihat Arrabelle belepotan. Kemudian Arrayan mengusap bibir Arrabelle lembut.

"Jangan di biasain makan kayak anak kecil" ujar Arrayan lembut. Dan di balas dengan anggukan Arrabelle.

Arrabelle kembali melanjutkan makannya yang hampir habis.

"Oya Arra,aku gak suka ya tadi kamu panggil aku dengan sebutan 'Pak'. Di kira aku bapak-bapak gtuh. Aku kan masih muda bahkan tampan dan ganteng." Ujar Arrayan panjang. Sontak saja saat mendengar Arrayan memuji dirinya sendiri, Arrabelle tersedak makanan.

Buru-buru Arrayan mengambil air minum yang berada di sampingnya. Lalu menyodorkan ke Arrabelle yang terus terbatuk-batuk.

"Udah baikan?" Tanya Arrayan lembut. Dan di balas dengan anggukan Arrabelle.

"Kenapa bisa tersedak gitu?" Tanya Arrayan.

"Tadi tenggorokan aku tiba-tiba terkilir,jadi tersedak deh." Jawab Arrabelle sambil cengengesan.

"Mana ada tersedak, tenggorokannya terkilir. Ada-ada aja kamu Arra." Ujar Arrayan sambil menggelengkan kepalanya.

"Ada dong, buktinya aku tadi." Sahut Arrabelle.

Arrayan menghela nafas pasrah. Arrayan yakin jika melawan ucapan gadisnya ini tidak bakal ada abis-abisnya. Lebih baik ia mengalah saja.

"Yaudah terserah kamu deh." Pasrah Arrayan sambil memutar bola matanya malas.

Terdengar suara bell masuk. Buru-buru Arrabelle menutup kotak makannya. Dan mengambil tasnya yang berada di bawah.

"Rayan,aku masuk dulu ya udah bell soalnya. Nanti keburu ada guru lagi. " Pamit Arrabelle.

"Yaudah semangat belajarnya ya,awas jangan genit,dan kalau ada apa-apa bilang ke aku,oke." Ujar Arrayan di balas dengan acungan jempol Arrabelle.

Setelah itu Arrabelle pergi meninggalkan Arrayan yang masih terdiam dan memperhatikan punggung Arrabelle yang mulai menjauh.

~~~~

Saat Arrabelle sudah sampai di depan kelasnya. Tiba-tiba semua murid sudah ramai di dalam kelas. Arrabelle berjalan dengan santainya memasuki kelasnya.

Namun sebelum ia duduk di bangkunya. Tiba-tiba salah satu murid berteriak keras.

"WOY,SI CUPU MASUK TUH!" Teriak salah satu cowok yang bisa di lihat seperti cowok ternakal di kelasnya.

"Gue kira dia gak masuk,berani juga tuh cewek cupu masuk ke kandang singa!" Celetuk Maura dengan suara kerasnya. Sontak saja semua murid yang mendengarnya langsung tertawa dan menatap Arrabelle.

Arrabelle yang di perlakukan seperti itu hanya menundukkan kepalanya tanpa berniat untuk melawan mereka.

Bisa di pastikan jika Arrabelle melawannya,ia akan terkena bully lebih parah. Dan yang paling ia takuti jika penyamarannya terbongkar sia-sia hanya karena meladeni murid gila seperti mereka.

Arrabelle berjalan menghampiri bangkunya yang berada di pojok. Tanpa melihat kebelakang. Namun sebelum ia mendudukkan bokongnya. Tiba-tiba ada yang menarik bangkunya sehingga ia terjatuh ke lantai dengan posisi duduk.

Semua murid langsung saja tertawa terbahak-bahak melihat Arrabelle jatuh. Sedangkan Arrabelle ingin menangis,namun ia urungkan tangisannya agar ia tak terlihat lemah di hadapan mereka.

"Eh,cupu bisa masukin gigi lo gak? Jijik gue liatnya." Ucap Viona yang entah sejak kapan sudah berada di hadapannya.

"Tau lo,gigi lo juga kuning tuh,gue yakin lo gak gosok gigi ya?" Sahut Ririn yang berada di samping Viona.

"Woy,Rin lo pengen tau kenapa giginya kuning kek gitu." Ucap Yuda si cowok nakal yang barusan teriaki Arrabelle.

"Kenapa emangnnya?" Tanya Ririn.

"Gigi dia tuh jadi kuning karena pake sikat WC!" Ucap Yuda. Lalu seisi kelas tertawa lagi. Bahkan tawa mereka semakin keras.

"Udah-udah kasian tuh anak, mukanya udah merah." Ucap Maura dengan wajah kasiannya kepada Arrabelle.

Sontak ajah saat mendengar Maura barusan, Arrabelle memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya dan menatap Maura tak percaya.

Kemudian Maura merogoh kantongnya dan mengambil lipstik yang berwarna merah.

Dan lipstik tersebut mengarah ke Arrabelle. Lalu lipstik tersebut mulai mencoret-coret wajah mulus Arrabelle hingga wajahnya sudah memerah dan penuh dengan coretan lipstik tersebut.

"Bagus juga karya gue." Gumam Maura sambil tersenyum miring.

"Guys liat,cantik kan karya gue!" Teriak Maura.

Dan semuanya menoleh menatap ke arah Arrabelle. Lagi-lagi semua murid menertawainya.

Air mata Arrabelle sudah mengembang di pelupuknya. Sungguh Arrabelle sudah tidak tahan lagi seperti ini. Rasanya ia ingin mencabik-cabik mulut mereka yang tanpa rasa kasiannya menertawai Arrabelle.

'Tuhan,sabarkanlah Arrabelle!" Lirih Arrabelle di dalam hati.





TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA.

MISSION LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang