Setelah mengantar Anzelia sekolah khusus anak usia dini. Cia langsung pergi ke kampus. Kini, dirinya sudah duduk di sebelah Liana.
"Bagaimana? Hot bukan?" Liana menyenggol lengan Cia pelan. "Apakah ciuman tidak kau dapatkan darinya?" Tanya Liana semakin ngelantur.
"Apa yang kau katakan? Ciuman? What the- bahkan aku sekalipun tidak pernah berciuman!" Cia Menatap Liana tidak habis pikir. "Berhentilah berpikir mesum, Lia."
"Tidak pernah? Oh, Valencia. Kau masih suci? Astaga!" Liana menggelengkan kepalanya. Bibirnya kembali tersenyum. "Itu artinya Mr. Nick akan sangat beruntung."
"Apa yang kau pikirkan, Liana? Melakukan hal itu dengan Nick? Kau gila?" Pekik Cia kesal. Ia tidak menggubris Liana di sebelahnya lagi. Memilih diam dan mengeluarkan buku tulisnya.
"Apa yang salah dengan ucapan ku? Anzel menyukai kau. Perlahan, pasti Nick juga akan demikian. Kau cantik Valencia. Bodoh jika dia tidak tertarik. Sejak awal melihat kalian bertubrukan, aku punya firasat baik terhadap kalian."
Cia menhela napas lemah. Tak lama, dosen pengajar masuk. Cia menoleh sebentar. "Belajarlah dengan baik agar mendapat nilai yang memuaskan. Aku berniat kuliah disini, bukan mencari jodoh. Sangat bersyukur Tuhan memberi aku rezeki seperti sekarang ini. Kuliah tanpa bayaran. Walaupun aku tau, aku membutuhkan uang untuk kebutuhanku yang lain."
Liana kicep. Sosok Valencia memang unik dimatanya. Gadis itu bukanlah wanita mata duitan yang tertarik dengan pria kaya raya. "Kau gadis baik. Semoga Tuhan selalu menyertaimu."
"Hem---ngomong-ngomong. Setelah pulang dari sini, aku harus kerumah Mr. Nick. Maaf." Cia menatap Liana dengan tatapan bersalah. Liana memutar bola matanya jengah.
"Ayolah, Valencia. Jangan berlebihan. Aku tidak apa-apa. Lagipula, di asrama aku masih memiliki teman." Jeda lima detik. "Lagipula, aku akan jalan dengan seseorang. Kenalan baru. Sangat tampan walau lebih tampan Mr. Nick." Liana mengerlingkan matanya sebelah. Tersenyum manis mengingat perkenalannya semalam dengan seorang pria tampan. Reynald.
"Semoga berjalan lancar, aku doakan."
"Thanks!"
****
"Aku baik, Mama."
"Bagaimana kuliah mu. Apakah baik-baik saja? Uang simpanan mu masih ada?"
"Ya, masih ada. Mama tenang saja. Disini aku bekerja setelah pulang kuliah. Jadi, jangan terlalu memikirkan ku. Jagalah kesehatan aku sayang Mama."
"Mama juga sayang kamu, Valencia. Jaga diri baik-baik. Mama tutup teleponnya."
Tuuutt...
"Oke, Mama. Anakmu akan baik-baik saja selama dirimu mendoakan ku." Cia menatap layar ponselnya sejenak. Lalu, ia masukkan kedalam tas samping miliknya.
Sekarang, Cia sudah berada dalam mansion milik Nick. Cia duduk bersama Anzelia di kamar menemani gadis itu bermain dan mendengarkannya bercerita tiada henti. Cia hanya menanggapi dengan tersenyum dan menjawab beberapa pertanyaan darinya.
"Mommy? Anzel tadi menggambar, loh."
"Oh, ya? Gambar apa? Mommy mau liat," kata Cia semangat agar tidak mengecewakan gadis kecil di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hottest Daddy (selesai)
RomanceIni khusus 20+++ Seorang wanita yang mendapat beasiswa untuk kuliah di Amerika namun, tiba-tiba semuanya menjadi rumit setelah dirinya sampai di sana hingga akhirnya ia memilih mencari pekerjaan untuk membiayai sebagian kebutuhan kuliahnya. Dia Vale...