Maafkan Aku

68.4K 2.1K 8
                                    

Dua hari berlalu dan selama dua hari itu juga Cia mendiamkan Nick, tidak bicara padanya sama sekali. Kondisi kesehatannya semakin membaik. Cia hanya berbicara pada Anzel dan para pelayan saja. Ketika Nick bertanya jangankan menjawab untuk melihat saja Cia enggan.

Dihari ketiga ini, Nick mencoba untuk merayu Cia. Memohon ampun agar wanita itu tidak marah lagi padanya. Apapun akan dilakukannya.

Sekarang, pukul sembilan malam. Nick membuka pintu kamar Cia namun terkunci. Sudah mengerti kalau Cia sengaja mau menghindar darinya. Nick mengambil kunci cadangan dari sakunya. Membukanya lalu masuk.

Cia yang sedang melamun diatas ranjang tersentak kaget. Matanya langsung menatap Nick yang memasang wajah lelah.

"Cia?" Sapa Nick.

Cia tidak menjawab. Ia hanya diam---merebahkan dirinya lalu tidur menghadap ke kiri.

Nick duduk didekat kakinya. Mengangkat kaki wanita itu keaatas pahanya. Nick mengelus betis Cia. "Masih marah padaku?"

Nick menghela napas. Wanitanya tetap enggan menjawab. "Aku sudah menjelaskannya. Lalu apa lagi?

Katakan, apa yang kau inginkan, hem? "

"Pernikahan!" Jawab Cia.

Nick meraih tubuh Cia agar wanitanya duduk. Akhirnya, wanitanya mengeluarkan suara.

"Susun pakaianmu. Kita akan menemui keluargamu. Besok kita berangkat." Nick mengelus rambut Cia lalu menunduk untuk mengecup perut Cia yang masih terlihat rata.

"Apa kau benar?" Cia memberi respon baik.

"Tentu saja." Nick memberi keyakinan. "Maafkan aku," ucap Nick.

Cia memegang tangan Nick. Sebenarnya, Nick tidak salah. Hanya saja ego-nya terlalu tinggi hingga marah dengan waktu cukup lama pada pria itu. Cia hanya takut, takut kehilangan Nick.

"Aku rasa kau tidak salah. Kau sudah menjelaskannya tapi aku tetap diam tak mau bicara." Nick tersenyum menanggapi. "Aku minta maaf," ucap Cia lagi.

Tatapan mata teduh Cia mengundang Nick untuk mendekat. Nick mengecup kelopak mata Cia lalu mengecup bibirnya.

"Katakan, apa ada hal lain yang kau inginkan?" Tanya Nick. Mengingat Ibu hamil banyak keinginannya, Nick berinisiatif bertanya.

Cia menggelengkan kepalanya sementaranya tangannya bekerja mengelus pipi Nick hingga turun ke dadanya.

"Tidak, Cia. Jangan yang itu. Kau masih sakit." Tolak Nick. Pria itu mencoba menahan nafsunya demi kesehatan Cia dan calon anaknya.

Cia menghentikan tangannya. Matanya berkaca-kaca. Belakangan ini dirinya menjadi lebih sensitif.

"Kalau begitu peluk saja." Suara Cia sedikit bergetar menahan tangis.

"Baiklah. Tapi jangan menangis, honey. Aku tidak suka itu." Larang Nick.

Nick memeluk tubuh Cia masuk kedalam pelukannya. Mengusap-usap punggung Cia dengan lembut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang