Manja

84.8K 2K 10
                                    

Lima bulan berlalu....
Kini usia kandungan Valencia sudah memasuki usia ke tujuh bulan. Perutnya membuncit dengan postur tubuh yang berisi, wajah wanita itu kian hari semakin cantik karena faktor anak perempuan didalam rahimnya. Setelah di periksa, Dokter mengatakan calon bayi mereka adalah perempuan dan hal itu tidak masalah bagi Nick karena yang terpenting baginya seluruh keluarganya sehat-sehat saja.

Tapi, sudah tiga hari ini wanita mengandung itu marah-marah tidak jelas. Entah apa alasannya Nick tidak mengerti. Memang, sudah seminggu ini Nick amat sibuk hingga hanya sedikit waktu yang ia berikan pada istrinya. Alhasil, Cia menyibukkan diri dengan jalan-jalan bersama putrinya pertamanya itu, Anzel.

Sekarang, pukul delapan malam, Cia memilih tiduran sambil bermain ponsel di kamar dengan tidak menunggu Nick di ruang tamu. Susah tiga hari ia tidak melakukan hal itu. Kesal melihat suaminya yang tidak pengertian di usia kandungannya yang semakin tua itu.

Klek...

Pintu terbuka, Cia melirik tidak suka pada suaminya tanpa menyambut. Memilih melengos dengan membalikkan tubuhnya menghadap ke kanan.

Nick menghela napas dan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri. Setelah itu baru ia akan bertanya pada istrinya, ada apa sebenarnya.

Lima belas menit berlalu, Nick keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan celana pendek yang longgar tanpa baju hingga menampilkan tubuhnya yang semakin hari semakin menggiurkan dimata Cia. Nick duduk disamping Cia, menatap istrinya dengan tersenyum.

"Honey?" Tegur Nick.

"Urus saja pekerjaanmu dan jangan urus aku!" Jawab Cia ketus.

Nick mengulum senyum setelah mengetahui apa masalah wanitanya ini. Pantas saja, mendiamkannya selama tiga hari ternyata cemburu dengan pekerjaan. Memang, sudah seminggu Nick sibuk terus dan hari ini adalah hari terakhir kesibukannya., besok sudah kembali normal seperti biasa.

Nick membalikkan tubuh Cia dari miring menjadi telentang. Mengusap perut besarnya. Sungguh, tidak ada yang lebih indah dibanding tubuh yang berisi ini bagi Nick.

"Lihatlah, Mommy marah pada Daddy," ucap Nick mengajak bicara anak dalam kandungannya. Seaakan-akan anak itu akan menjawabnya.

Cia menatap wajah Nick masih dengan cemberutnya. "Dia tidak bisa mendengarnya!"

"Maafkan aku jika kau merasa aku mengabaikanmu," ucap Nick sekaligus tangannya mencerai-beraikan kancing baju tidur istrinya dan membuka kaitan branya hingga tubuh atasan itu polos tanpa benang. "Mau memaafkanku?"

"Tidak!" Jawab Cia masih ketus tetapi membiarkan Nick menguasai Tubuhnya.

Nick menunduk---menghisap ujung dada Cia layaknya bayi yang sedang menyusu. Sementara Cia hanya diam menahan desahan sebisa mungkin. Sialnya, hanya dengan hisapan ringan saja tubuhnya memanas. Sepuluh menit berlalu Nick menghisapi dan menciumi kedua dada kenyal itu dan Cia berhasil untuk tidak mendesah.

"Kau menahan suara emasmu, Cia?" Nick tersenyum menggoda---melanjutkan gerakan tangannya hingga menuju kewanitaan Cia tanpa celana itu, kebiasaannya yang hanya memakai celana dalam ketika tidur. Nick mengelus-elus bagian bibir kewanitaan istrinya dari luar celana dalam. "Aku anggap jika kau mendesah berati kau memaafkan aku, honey."

Lagi dan lagi Cia diam. Artinya dirinya menyetujui walau itu itu tidak mungkin. Wajah Cia merah padam ketika Nick menyingkirkan celana dalamnya dan memasukkan telapak tangan besar itu mengusapi permukaan kewanitaanmya tanpa penghalang, membuka kedua bibir dibawah sana lalu menggeseknya dengan jari tengah sementara wajahnya merapat melihat wajah istrinya dari jarak dekat. Cia membuka mulutnya hanya saja desahannya masih dapat ia tahan.

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang