Bruk....
Gadis yang sedaritadi berjalan dengan pria tampan dewasa dan tegas itupun terperanjat kaget dengan mata membulat.
'Apa-apaan ini!?' Teriaknya dalam hati.
Seorang wanita berambut panjang lurus bewarna kemerahan---kini sedang memeluk pria di sampingnya dengan tiba-tiba. Tepatnya, di parkiran tempat mobilnya terparkir.
"Nick aku merindukanmu," ucapnya lirih tanpa melepas pelukannya.
"Apa yang kau lakukan, Cecilia!?" Desis Nick tajam---menghempas tangan wanita itu dari tubuhnya.
Sementara gadis yang bersamanya hanya diam dan menatap ke arah lain. Ya, Cia hanya menatap kearah lain setelah mengambil barang belanjaan yang diantarkan penjaga mall tadi.
"Cia ayo masuk!" Perintah Nick dengan tegas.
"Tunggu sayang," ucap Cecilia sukses membuat langkah Cia ikut terhenti. "Apa cintamu untukku sudah hilang, Nick?" Tanyanya menggoda---tangannya merayu dengan meraba dada keras pria itu.
Membuat Valencia merasa jengkel!
"Cinta itu sudah lama mati untuk mu!" Cia tersenyum senang. Hanya kuluman senyum tipis yang terlihat di bibirnya.
"Apa jalang ini yang membuatmu tidak mencintaiku lagi?" Tanya Cecillia memandang rendah. "Wanita ini, huh! Padahal aku sudah melarangnya mendekati mu melalui pesan-pesan yang kukirim. Tapi tetap saja tidak mengerti."
"Jaga bicaramu, Cecilia!" Nick menggenggam tangan Cia untuk segera pergi.
Cia menahan tangan Nick. Jadi, mantan istri Nick pelakunya dan Nick sudah tau itu. Maka dari itu Nick mem-blokir nomernya.
"Hei!?" Suara Cia meninggi---jari telunjuknya menunjuk tepat diwajah Cecilia. Wajahnya kembali santai. "Aku tidak seperti yang kau pikirkan."
"Lantas barang-barang mewah itu?" Cecilia tertawa sinis.
Nick mendengar itu merasa kesal. Ia menarik genggaman tangan Cia tapi gadis itu kembali menahan untuk pergi. Apa dia tidak tau apa kelebihan orang-orang yang pernah tinggal di indonesia? Mereka jagonya membuat keributan. Cia tersenyum manis.
"Mr. Nick yang memberikannya padaku. Aku tidak meminta. Kau bisa tanyakan langsung padanya selagi dia masih ada disini." Cecillia Menatao Geram. Tangannya mengepal. "Oh, iya. Aku bukan kau, Ce-cillia? Ya, Cecillia. Pergi meninggalkan hanya karena suami mu tidak kaya lalu kembali lagi setelah dia berhasil? Sungguh hamba tuhan seperti apa kau ini." Cia berdecak seolah kagum.
Setelah mendengar amarah Cecillia memuncak, Cia segera masuk kedalam mobil dengan Nick yang hanya terdiam di antara perdebatan antar wanita itu sedaritadi.
Mobil berjalan keluar dari parkiran Mall. Hening. Suasana mobil menjadi hening. Cia hanya diam menatap jalanan dari jendela. Tiba-tiba Cia kesal saat mengingat wanita tadi memeluk Nick dengan erat.
Sementara Nick bingung sendiri melihat perubahan suasana hati Cia. Tadi dia terlihat berani dan biasa saja tapi kenapa mendadak menjadi marah begini?
"Valencia?" Tegur Nick pada akhirnya.
"Rasakan saja sisa-sisa sensasi dari pelukannya tadi," ucap Cia ketus.
Astaga! Bukankah tadi Nick melepas pelukan itu dengan paksa didepannya? Lantas kenapa gadis ini mempermasalahkannya? Nick mengusap dahinya merasa lelah.
"Kau melihatku, aku tadi menolaknya, honey. Kau tadi tidak mempersalahkannya juga kan? Lalu kenapa sekarang, astaga Tuhan!"
"Seandainya aku tidak ada disana, apa kau akan melepasnya?"
Nick tidak menjawab. Ia menginjak gas untuk mempercepat laju mobilnya membuat Cia terperanjat dengan mata membulat dan sedikit takut pada raut wajahnya.
"Hei! Aku masih ingin hidup, Mr!" Wajah Nick masih tampak santai saja dengan kecepatan yang ia bawa sekarang. "Oh ayolah. Pelankan sedikit kecepatannya." Mohon Cia.
"Sebentar lagi kita akan sampai dirumah. Aku akan menghilangkan jejak pelukannya agar kau puas." Nick fokus kejalanan. "Dan ... kita akan mandi bersama, honey." Lanjut Nick berbisik.
"Aku tidak mau!" Tolak Cia. Mobil sudah memasuki gerbang rumah Nick. "Kau berbahaya untuk masa depanku!"
Nick menoleh setelah memberhentikan mobilnya di garasi. sedikit tersenyum.
"Aku justru baik untuk masa depanmu, honey. Kau akan aman bersamamu dan hidupmu terjamin." Nick merapatkan wajahnya mendekat pada Cia. "Aku menghargai komitmenmu itu. Much!"
---***---
Cia menaruh seluruh belanjaannya di kamar yang nick berikan untuknya karena Cia memang tinggal dirumah itu.
Cia memperhatikan barang-barangnya satu-persatu---berdecak senang seperti apa gayanya setelah memakai barang-barang ini. Hem, pasti---Liana akan sedikit iri dengannya nanti. Tapi tidak, Liana bukan tipe sahabat yang seperti itu.
Cia memutuskan mandi sebelum mencoba beberapa make up yang ia beli tadi sementara Nick mungkin juga sedang mandi di kamarnya sana.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, Cia memilah pakaian yang ia beli tadi. Memakainya sekarang tidak masalahkan? Batinnya. Cia mengambil satu dress selutut---setelah selesai memakainya Cia duduk didepan meja rias. Cia memoleskan sedikit pelembab diwajahnya sebelum memberikan sedikit bedak tabur dengan tipis. Setelah itu, Cia memakaikan eye shadow berwarna lembut pada kelopak matanya begitu juga pada kedua pipinya dan terakhir Cia memoles lipstik bewarna merah muda pada bibirnya---selesai.
Kleek...
Cia menoleh ketika pintu kamarnya terbuka---Nick muncul dan langsung mendekat pada Cia. Pria itu menatap kagum pada Cia yang sangat cantik menurutnya ditambah pakaian selutut yang dipakainya.
Cia menunduk---merasa malu akan tatapan memuja Nick padanya.
"Cantik!" Desis Nick---tubuhnya merunduk mendekatkan wajahnya pada wajah Cia yang duduk dikursi. Keduanya saling berpandangan cukup lama. Cia tiba-tiba merasa kaku---tubuhnya mendadak menegang saat Nick menempelkan bibirnya---menyatu pada bibirnya saling melumat lembut dan penuh cinta.
Cia memejamkan matanya. Gadis itu suka awal yang lembut seperti ini. Perlahan, Cia membalas permainan bibir Nick, membalas godaan lidah yang meminta untuk saling membelit itu. Ciuman keduanya semakin lama semakin panas dan tak terkontrol. Nick mengangkat tubuh Cia tanpa melepas bibirnya menuju ranjang---merebahkannya---sekarang tangan besarnya mengusap-usap paha mulus Cia yang tidak tertutupi apapun karena bajunya tersampir keatas.
Mmmhhhh....
Cia mulai kehabisan napas. Gadis itu memukul pelan dada Nick yang masih tertutupi kemeja putih. Nick melepasnya. Mengusap bibir bawah Cia menggunakan Ibu jarinya.
"Katakan kau ingin, Cia." Nick berbisik ditelinga Cia---sedikit menghembuskan napasnya disana, menggelitik hingga membuat tubuh Cia meremang terangsang.
Cia ingin tapi ia sudah berjanji tidak akan mengecewakan orangtuanya. Napas gadis itu tercekat merasakan tangan Nick kembali mengusap-usap pahanya hingga sampai kepangkal.
"Aku tidak bisa melampiaskannya dengan siapapun lagi, Cia." Nick menaruh wajahnya pada ceruk leher putih Cia, mengecup basah disana. "Setelah aku mencintaimu."
"Aku.. ahh.. tidak ingin mengecewakan keluargaku, Nick."
"Aku akan menikahimu, Cia."
"Tapi--"
"Sssttt.... aku akan berbicara pada keluarga, Cia." Nick mengusap kewanitaan Cia yang masih terbalut celana dalam tipis. Perlahan gadis itu mengeluarkan desahannya yang sedari tadi ditahannya sebisa mungkin. "Kau akan menjadi milikku. Kuliah mu akan tetap berlanjut."
'Haruskah aku melanggar komitmen itu?' Cia berpikir dalam keadaan yang setengah sadar. Kenikmatan yang diberikan Nick membuatnya hilang akal. Gadis itu menginginkannya!
Cia mendongak, mengusap-usap rahang Nick dengan lembut, membalas tatapan mata Nick.
"Aku ingin, Nick."
TBC...
Cerita gaje😆😆😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Hottest Daddy (selesai)
RomanceIni khusus 20+++ Seorang wanita yang mendapat beasiswa untuk kuliah di Amerika namun, tiba-tiba semuanya menjadi rumit setelah dirinya sampai di sana hingga akhirnya ia memilih mencari pekerjaan untuk membiayai sebagian kebutuhan kuliahnya. Dia Vale...