Canggung

90.3K 2.9K 23
                                    

   Wajah ceria serta tawa bahagia terdengar dipintu utama. Anzelia sudah kembali pulang, gadis kecil itu langsung berteriak semangat memanggil Valencia yang sudah ia anggap seperti Ibunya sendiri.

"Mommy!?" Teriaknya sembari berlari menaiki tangga menuju kamarnya yang ia yakini Cia berada disana menunggunya.

Cia sudah duduk diatas ranjang minj milik Anzel. Memandang Anzel yang baru datang dengan tersenyum lalu menyapanya. Memanggil gadis kecil itu agar datang dan duduk dipangkuannya.

"Sini sayang," ucap Cia memanggil.

"Mommy sakit? Kok pucat sih," kata Anzel dengan raut sedikit khawatir dan merasa aneh saat Cia meringis ketika ia duduk dipahanya. "Ih! Mommy alergi ini, kok merah-merah. Apa Mommy digigit serangga lagi?"

Cia hanya tersenyum sembari merapikan rambut Anzel yang sedikit berantakan. Memegang tangan kecilnya lalu menempelkannya dipipinya. "Mommy tidak apa-apa. Cuma lelah saja."

"Alergi juga?" Tanya Anzel lagi.

"Ya."

Anzel membuka jaketnya. Lalu merebahkan diri disamping Cia. Melihat itu, Cia hanya geleng kepala.

"Eh, Mom. Anzel sudah mandi, loh. Makan juga sudah. Tapi, Laper lagi. Hihi!"

"Mau makan lagi? Oke, akan Mommy ambilkan. Tunggulah disini." Cia beranjak turun dengan pelan karena masih terasa nyeri.

"Oh iya, Mommy. Daddy dimana? Anzel belum ketemu."

Cia menegang. Sejujurnya, wanita itu sedang tidak ingin bertemu Nick. Malu. Tiba-tiba wanita itu merasa malu saat mengingat adegan panas siang tadi. Terutama saat ia memuji milik pria itu yang terasa sangat memuaskannya.

Lagi dan lagi Anzel dibuat heran melihat gerak-gerik Cia yang terlihat aneh. Tidak seperti biasanya.

"Daddy disini sayang."

Sial! Hal yang tidak diinginkan Cia terjadi juga. Seberapa berusaha pun mencoba menjauh tetap saja tidak bisa selama masih dalam satu atap yang sama.

Cia buru-buru pergi menuju dapur untuk mengambil makan Anzel. Wanita itu melupakan nyeri dipangkal pahanya.

"Ya, Tuhan, bagaimana ini?" ucap Cia pelan dan lirih. Tangannya sibuk mengambil nasi dan lauk. Mau tak mau, ia harus kembali ke kamar. "Oke, Cia bersikap biasa saja. Jangan membuat dirimu menjadi terlihat aneh." Semangatnya untuk dirinya sendiri.

Cia kembali ke kamar Anzel dengan piring dan minum ditangannya. Cia masuk dengan perlahan lalu duduk disebelah Anzel yang sedang bermain dengan Daddy-nya.

Cia duduk dengan perlahan diatas tempat tidur. Sesekali ia meringis merasa ngilu.

Nick dapat melihat itu. Otaknya memutar, kembali berpikir atas perlakuannya. 'Apakah aku terlalu kasar? Apakah setiap gadis akan seperti ini ketika baru kehilangan keperawanan-nya?'

Sejauh ini, Nick tidak pernah merasakan milik seorang perawan. Cecillia pun sudah tidak gadis lagi saat menikah dengannya. Nick kembali melirik Cia yang hanya diam sembari menyulangi anaknya makan.

Nick mencoba berinisiatif. "Daddy saja yang menyulangimu ya sayang?"

Nick mengambil piring yang Cia pegang. Mulai mengambil alih memberi Anzel makan.

"Daddy perhatian sekali," ucap Anzel terkikik pelan. Dengan mulut yang penuh, Anzel kembali berkata, "kalau begini pasti Anzel akan cepat punya adek bayi. Iyakan Mom?"

Cia menunduk kebawah, mengalihkan pandangannya. Tidak menjawab Membuat Anzel kembali akan bertanya tapi, Nick segera menyanggahnya.

"Iya, sayang. Nanti kamu akan punya adek bayi setelah Daddy dan Mommy kamu menikah."

Hottest Daddy (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang